Share This Article
Konon air liur juga bisa membantu untuk menyembuhkan luka lebih cepat. Anggapan ini berasal dari pengamatan hewan yang menjilati luka mereka, setelah selamat dari serangan pemangsanya.
Tentu saja manusia modern tidak perlu melakukan praktik seperti itu, karena akses terhadap antibiotik dan perban steril jauh lebih mudah.
Tetapi adakah bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa menjilati luka dapat menjadi solusi penyembuhan? Yuk, simak ulasan berikut ini.
Baca juga: 8 Penyebab Air Liur Berdarah, Apakah Bisa Menandakan Penyakit Tertentu?
Air liur bisa membantu menyembuhkan luka
Dilansir dari Winchesterhospital, Nigel Benjamin, seorang farmakolog di St. Bartholomew’s Hospital, mengklaim bahwa menjilati luka bisa membantu menyembuhkannya.
Ketika air liur manusia bersentuhan dengan kulit, nitrit yang merupakan komponen alami dalam air liur, akan terurai menjadi oksida nitrat. Ini merupakan senyawa kimia yang efektif melindungi luka dari bakteri jahat.
Oksida nitrat juga dapat digunakan sebagai obat untuk memblokir infeksi dalam pengobatan luka. Tak hanya itu, air liur manusia juga mengandung agen antibakteri alami lainnya, yaitu laktoferin dan laktoperoksidase.
Bersama dengan oksida nitrat, keduanya dapat menghalangi perkembangan infeksi, yang merupakan ancaman serius bagi penyembuhan luka yang tepat, serta bisa membahayakan nyawa.
Penelitian yang mendukung hal ini
Studi tahun 2008 menyatakan bahwa senyawa dalam air liur manusia bisa dengan sangat cepat menyembuhkan luka.
Untuk sampai pada kesimpulan ini, para peneliti menggunakan sel epitel yang melapisi pipi bagian dalam, dan membiakkannya di piring sampai permukaannya benar-benar tertutup sel.
Kemudian mereka membuat luka buatan pada lapisan sel di setiap cawan, dengan menggores sebagian kecil sel. Dalam satu cawan, sel-sel dimandikan dalam cairan isotonik tanpa tambahan apapun. Di piring lain, sel-sel dimandikan dengan air liur manusia.
Setelah 16 jam, para ilmuwan memperhatikan bahwa “luka” yang dirawat di air liur hampir tertutup seluruhnya, sementara di cawan dengan “luka” yang tidak diobati, sebagian besar “luka” masih terbuka.
Ini membuktikan bahwa air liur manusia mengandung faktor yang mempercepat penutupan sel-sel mulut luka.
Baca juga: Cara Mengatasi Gusi Turun, Yuk Simak Beberapa Tips Berikut Ini
Bukti yang menentang pendapat air liur dapat menyembuhkan luka
Terlepas dari agen antibakteri yang ditemukan dalam air liur, banyak ilmuwan memperingatkan agar tidak menjilati luka, dengan alasan bahwa praktik semacam itu tidak aman terhadap kesehatan.
Mereka berpendapat bahwa meski air liur manusia mengandung berbagai macam bakteri yang biasanya tidak berbahaya di mulut.
Tetapi ini dapat menyebabkan infeksi yang signifikan jika masuk ke dalam luka terbuka.
Studi ilmiah mengenai hal ini
Sebuah surat yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine edisi April 2002 menggambarkan kasus dokter di Jerman yang terpaksa mengamputasi ibu jari seorang pria penderita diabetes.
Penyebabnya adalah karena pria tersebut telah menjilat luka kecil akibat jatuh dari sepedanya. Ibu jarinya bahkan harus diamputasi setelah luka terinfeksi bakteri pemakan daging.
Pria itu telah menjadi korban penyakit langka yang dikenal sebagai necrotizing fasciitis, yang dapat merusak jaringan dalam waktu 12-24 jam. Uji laboratorium pada jaringan yang terinfeksi menunjukkan adanya dua jenis bakteri:
- Eikenella corrodens yang banyak ditemukan di dalam mulut, dan
- Streptococcus anginosus, sering ditemukan di kulit dan di tenggorokan.
Meskipun jenis infeksi ini sangat jarang dan, dalam kasus ini, mungkin diperburuk oleh diabetes korban, namun mengoleskan air liur manusia ke luka terbuka dianggap berpotensi menimbulkan infeksi bakteri.
Kesimpulan yang dapat diambil
Setelah pendarahan berhenti, semua upaya harus diarahkan untuk mencegah infeksi pada luka.
Hewan di alam liar yang tidak memiliki pilihan lain selain menjilati lukanya, terpaksa mengandalkan sifat antibakteri alami dari air liur untuk mempercepat penyembuhan.
Di sisi lain, manusia memiliki alternatif yang lebih baik yakni sabun dan air. Jadi alternatif pengobatan pertama yang disarankan untuk mengobati luka adalah dengan tidak menggunakan air liur.
Ini bertujuan untuk mencegah luka tidak mengalami infeksi dan risiko kesehatan yang lebih serius.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.