Share This Article
Akibat kurang darah, tubuh akan kekurangan oksigen hingga mengalami gangguan kesehatan. Kondisi kekurangan darah ini biasanya disebut anemia.
Anemia sendiri merupakan kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang berfungsi untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh.
Gangguan kesehatan akibat kekurangan darah
Gangguan kesehatan akibat anemia atau kekurangan darah bisa bersifat sementara atau jangka panjang. Bahkan bisa muncul dari tahapan ringan hingga berat.
Biasanya, penderita anemia akan menunjukkan tampilan yang terlihat pucat dan sering mengeluh kedinginan. Berikut ulasan lengkapnya:
Gangguan pada sistem saraf
Penderita anemia atau kekurangan darah akan mengalami gangguan pada sistem saraf seperti:
- Merasa pusing, terutama saat aktif atau berdiri
- Sulit berkosentrasi
- Mudah merasa lelah
- Mengalami rasa sakit pada kepala
- Mengalami gangguan keseimbangan
Pada beberapa kasus, gangguan kesehatan yang terjadi pada sistem saraf dapat menyebabkan penderitanya pingsan atau hilang kesadaran.
Gangguan pada sistem jantung dan pembuluh darah
Kondisi kekurangan darah juga dapat menyebabkan beberapa gangguan pada sistem jantung dan pembuluh darah, seperti:
- Mengalami hipotensi postural atau kondisi di mana tekanan darah rendah terjadi ketika seseorang berdiri dari duduk atau berbaring
- Mengalami kondisi denyut nadi yang meningkat lebih cepat
Pada beberapa kasus yang cukup berat, kondisi kekurangan darah juga dapat menimbulkan gagal jantung.
Gangguan pada sistem pencernaan
Pada beberapa kasus, akibat kekurangan dapat memberikan gejala gangguan kesehatan pada saluran cerna seperti mudah merasa mual dan muntah.
Gangguan pada sistem pernapasan
Kondisi kekurangan darah juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada sistem pernapasan. Keadaan yang paling sering terjadi adalah sesak napas saat beraktivitas.
Pada kondisi kekurangan darah yang cukup berat, gangguan kesehatan pada sistem pernapasan juga mampu memicu sesak saat beristirahat.
Gangguan pada sistem kekebalan tubuh
Kondisi kekurangan darah juga dapat berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh. Pada banyak kasus, penderita anemia atau kekurangan darah dapat menurunkan daya tahan tubuh.
Oleh sebab itu, penderita anemia cenderung lebih sering mengalami infeksi dibandingkan orang yang tidak mengalami anemia.
Gangguan pada sistem otot
Kekurangan darah dapat menyebabkan seseorang mengalami kondisi yang mudah merasa lemah, lelah, letih, lesu serta kram otot karena terjadinya gangguan pasokan oksigen ke otot.
Kondisi seperti ini membuat tubuh seakan tidak mampu atau tidak bersemangat untuk melakukan berbagai aktivitas, termasuk melakukan pekerjaan yang ringan.
Komplikasi akibat kurang darah
Jika kamu mengalami anemia atau kekurangan darah dan tidak ditangani dengan serius, maka risiko komplikasi yang kamu alami akan semakin besar.
Beberapa risiko komplikasi yang akan mengganggu kesehatan adalah:
Risiko saat masa kehamilan
Saat kamu hamil dan mengalami kondisi kekurangan darah yang tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat menyebabkan kelahiran prematur. Keadaan ini juga dapat meningkatkan risiko bayi mengalami anemia.
Kekurangan darah juga dapat menimbulkan risiko ibu mengalami kehilangan darah selama persalinan.
Depresi
Kerusakan saraf dalam beberapa jenis kekurangan darah dapat menyebabkan depresi.
Wanita yang menderita anemia defisiensi besi selama kehamilan, bahkan memiliki peningkatan risiko untuk mengembangkan depresi pascapersalinan.
Mengalami sindrom kaki gelisah
Komplikasi yang cukup sering terjadi adalah kondisi di mana sistem saraf menghasilkan dorongan tak tertahankan untuk menggerakkan kaki.
Dorongan tidak tertahankan untuk menggerakkan kaki ini biasanya dirasakan pada sore dan malam hari.
National Institutes of Health menyebut kondisi ini sebagai Willis-Ekbom Syndrome dan merupakan komplikasi dari anemia defisiensi besi pada khususnya.
Kelompok paling berisiko mengalami anemia
Ada beberapa faktor yang mampu menjadi penyebab beberapa orang mengalami kondisi kekurangan darah, seperti:
- Melakukan diet yang menyebabkan kekurangan vitamin dan mineral tertentu seperti zat besi, vitamin B12 dan folat
- Orang yang memiliki gangguan usus yang memengaruhi penyerapan nutrisi di usus kecil
- Wanita yang tidak mengalami menopause memiliki risiko anemia defisiensi besi yang lebih besar daripada pria dan wanita pascamenopause
- Menstruasi juga menyebabkan hilangnya sel darah merah
- Ibu hamil yang tidak mengonsumsi multivitamin dengan asam folat dan zat besi, akan berisiko lebih tinggi mengalami kondisi kekurangan darah
- Orang dengan riwayat keluarga anemia turunan
- Memiliki faktor lain seperti riwayat infeksi, penyakit darah, dan gangguan autoimun tertentu yang meningkatkan risiko anemia
- Orang yang berusia di atas 65 tahun berisiko lebih tinggi mengalami anemia
Demikian informasi tentang beberapa efek akibat kurang darah terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan. Periksakan ke dokter jika kamu curiga mengalaminya, ya.
Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!