Share This Article
Rasa geli dapat muncul ketika disentuh atau digelitiki. Sebagian orang merasa lebih mudah geli ketika disentuh tetapi sebagian lainnya tidak. Bukan tanpa alasan, ternyata ini bisa disebabkan oleh faktor tertentu, apa itu?
Baca juga: Benarkah Kelebihan Zat Besi Bisa Picu Infeksi Kulit? Ini Penjelasannya!
Apa penyebab rasa geli saat disentuh?
Melansir dari laman Healthline, ada beberapa teori mengenai penyebab rasa geli. Satu teori menyebutkan bahwa rasa geli merupakan mekanisme pertahanan untuk melindungi area tubuh.
Bagi kebanyakan orang, rasa geli tidak tertahankan dan dapat membuat mereka tertawa, mengapa demikian?
Para ilmuwan menemukan bahwa ketika suatu bagian tubuh digelitiki ini dapat merangsang hipotalamus, yakni area otak yang bertanggung jawab atas reaksi emosional. Tertawa merupakan respons emosional otonom.
Tipe rasa geli
Berdasarkan penyebabnya rasa geli dapat dibedakan menjadi dua tipe. Agar kamu lebih memahaminya, berikut penjelasan selengkapnya.
- Knismesis: Ini dapat disebabkan oleh gerakan ringan yang terjadi pada kulit. Misalnya saja, serangga yang berjalan di kulit. Tipe ini juga dapat terjadi karena alasan sendiri
- Gargalesis: Tipe ini dapat menyebabkan seseorang tertawa ketika orang lain menyentuh area tubuh yang mudah merasa geli. Rasa geli ini tidak dapat ditimbulkan oleh diri sendiri
Mengapa seseorang merasa mudah geli saat disentuh, sebagian lainnya tidak?
Setiap orang berbeda-beda dalam seberapa sensitif mereka terhadap sentuhan atau ketika digelitiki. Sebagian orang mungkin mudah geli dan sebagian lainnya tidak. Para peneliti sendiri masih belum mengetahui jawaban pasti mengapa seseorang lebih mudah geli dan yang lainnya tidak.
Beberapa berspekulasi bahwa rasa geli mungkin saja terkait dengan faktor genetik. Namun, yang perlu diingat adalah tidak ada penelitian meyakinkan yang mendukung teori ini. Beberapa orang mungkin saja merasa lebih mudah geli pada bagian tubuh tertentu saja.
Sementara itu, sebagian lainnya lebih sensitif terhadap sentuhan dibandingkan dengan yang lain. Berdasarkan Medical News Today, sensitivitas pada kulit memegang peranan terhadap rasa geli pada seseorang.
Tidak merasa geli saat menggelitiki diri sendiri, apa alasannya?
Ketika kita menggelitiki diri sendiri, rasa geli mungkin saja tidak terjadi. Sarah-Jayne Blakemore, seorang peneliti di University College London menjelaskan mengapa hal ini bisa terjadi.
Jawabannya yakni merupakan faktor dari bagian belakang otak di area yang dikenal sebagai otak kecil (cerebellum).
Menurut studi tim peneliti dari University College London menunjukkan bahwa cerebellum dapat memprediksi sensasi ketika gerakan tertentu disebabkan oleh diri sendiri, akan tetapi tidak ketika orang lain yang melakukannya.
Ketika kita mencoba untuk menggelitiki diri sendiri, cerebellum akan memprediksi sensasi. Nah, prediksi yang terjadi tersebut digunakan untuk membatalkan respons pada area otak lain terhadap rasa geli tersebut.
Dua bagian otak yang terlibat
Ada dua bagian otak yang terlibat dalam pemrosesan rasa geli, yakni korteks somatosensori yang memproses sentuhan dan korteks cingulate anterior yang bertanggung jawab terhadap proses informasi yang menyenangkan.
Peneliti menemukan bahwa kedua bagian otak tersebut kurang aktif ketika kita menggelitik diri sendiri.
Apakah mudah geli saat disentuh atau digelitiki termasuk hal yang normal?
Seseorang juga dapat merasa lebih geli jika gelitikan tersebut membuatnya terkejut. Ini juga dapat menjelaskan mengapa kita tidak merasa geli ketika menggelitiki diri sendiri. Merasa mudah geli saat disentuh atau digelitiki merupakan hal yang normal.
Bahkan, menurut Alicia Walf, PhD, seorang dosen senior di Rensselaer Polytechnic Institute mengatakan bahwa seperti halnya pengalaman sensorik, orang memiliki tingkat kepekaan yang berbeda pada sentuhan atau gelitikan, demikian dikutip The Healthy.
Baca juga: Tidur Siang bisa Tingkatkan Kemampuan Kognitif, Lho! Ini Penjelasannya!
Respons terhadap rasa geli juga dapat dipengaruhi oleh suasana hati
Suasana hati juga dapat memengaruhi respons terhadap rasa geli tersebut, apakah menyenangkan atau tidak menyenangkan. Katie Lear, seorang terapis anak dan remaja di Davidson mengatakan bahwa bagaimana otak dan tubuh kita menafsirkan rasa geli bergantung pada keadaan emosi kita.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan banyak penelitian yang menunjukkan bahwa ketika kita merasa tenang dan rileks, tubuh mungkin menganggap bahwa rasa geli tersebut sebagai sesuatu yang menyenangkan. Namun, tidak jika seseorang sedang marah atau dalam suasana hati yang tidak baik.
Nah, itulah beberapa informasi mengenai alasan mengapa seseorang lebih mudah disentuh dan sebagian lainnya tidak. Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar kondisi ini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!