Share This Article
Umumnya antibiotik menjadi obat yang ampuh untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tetapi apakah kamu tahu bahwa hewan ternak juga bisa diberikan obat antibiotik?
Apabila tidak digunakan dengan aturan dosis yang tepat, hal itu berisiko menimbulkan resistensi antibiotik dan dapat berdampak pada kesehatan manusia.
Apa itu resistensi antibiotik?
Melansir penjelasan laman WHO, resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri berubah sebagai respons terhadap penggunaan obat-obatan ini. Perlu kamu ketahui bahwa penggunaan antibiotik pada hewan juga bisa berdampak bagi kesehatan manusia.
Saat ini, kasus resistensi antibiotik meningkat hingga pada tahapan yang sangat tinggi di semua bagian dunia. Mekanisme resistensi baru muncul dan menyebar secara global, hingga mengancam kemampuan manusia untuk mengobati penyakit menular yang umum.
Diketahui bahwa beberapa infeksi terus bertambah seperti pneumonia, TBC, keracunan darah, gonore, dan penyakit bawaan. Pengobatannya pun bisa menjadi lebih sulit karena antibiotik menjadi kurang efektif.
Faktor penyebab resistensi antibiotik
Beberapa faktor yang menyebabkan krisis ini antara lain resep antibiotik yang berlebihan, sanitasi yang buruk dan praktik kebersihan di rumah sakit, serta tes laboratorium yang tidak memadai untuk mendeteksi infeksi dengan cepat dan akurat.
Faktor tambahan yang dapat berkontribusi terhadap resistensi obat pada manusia adalah penggunaan antibiotik yang berlebihan dalam bidang peternakan.
Menggunakan antibiotik pada hewan ternak diketahui dapat meningkatkan risiko penularan bakteri yang resisten terhadap obat ke manusia. Baik melalui infeksi langsung, atau dengan transfer melalui gen resistensi dari hewan ternak ke patogen manusia.
Baca juga: Waspadai Superbug: Bakteri hingga Virus yang Kebal dengan Antibiotik
Alasan antibiotik banyak digunakan untuk hewan ternak
Salah satu alasannya karena adanya tuntutan industri daging, yang membebani kesehatan hewan.
Peternakan hewan untuk daging adalah proses yang sangat intens, mereka tidak diberi cukup waktu untuk pulih di antara proses kelahirannya. Tentu saja hal ini membahayakan sistem kekebalan tubuh hewan ternak.
Selain itu, beberapa hewan ternak seperti ayam hidup di tempat yang sempit dan penuh sesak, sehingga meningkatkan stres dan risiko penularan penyakit. Antibiotik ini terkadang digunakan untuk membuat hewan tumbuh lebih cepat.
Sampai saat ini, masih cukup banyak peternakan yang menggunakan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan hewan. Padahal seharusnya antibiotik hanya boleh digunakan ketika hewan sakit.
Dampak resistensi antibiotik pada hewan ternak bagi kesehatan manusia
Perlu kamu ketahui bahwa setiap kali antibiotik digunakan, baik pada hewan atau manusia, kamu berisiko memiliki bakteri yang resisten terhadap obat.
Ada beberapa cara utama di mana antibiotik pada hewan dapat memengaruhi manusia. Pertama, kontak langsung dengan hewan. Salah satu contohnya seperti seorang petani yang berisiko terinfeksi bakteri karena melakukan kontak langsung.
Dengan kondisi tersebut, bakteri-bakteri dapat berubah dan beradaptasi dengan tubuh manusia.
Cara penggunaan antibiotik pada hewan dapat memengaruhi manusia lainnya yakni melalui konsumsi residu antibiotik dalam daging. Ini kemudian memberikan tekanan seleksi pada hewan ternak dan bisa berdampak pada kesehatan manusia.
Bakteri resisten antibiotik yang ada dalam daging dapat mentransfer resistensi antimikroba ke bakteri manusia. Namun, risiko terjadinya hal ini sangat rendah karena suhu memasak yang tinggi.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!