Share This Article
Penggunaan gas air mata seringkali terjadi untuk membubarkan massa seperti pada aksi protes. Seperti yang terjadi pada aksi protes atas penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja yang baru-baru terjadi di berbagai kota di Indonesia. Apabila terkena gas air maya ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Namun, apa itu gas air mata? Bagaimana efek jangka pendek dan jangka panjang jika terkena gas air mata? Ketahui selengkapnya dalam ulasan di bawah ini.
Mengenal gas air mata
Meski namanya adalah gas air mata, benda ini bukanlah gas. Gas air mata adalah senjata berbahan bahan kimia padat atau cair yang dapat menimbulkan asap saat digunakan. Apabila terkena dapat menimbulkan iritasi pada mata serta sistem pernapasan.
Gas air mata mengandung banyak bahan kimia, di antaranya:
- Kloroasetofenon (CN)
- Chlorobenzylidene Malononitrile (CS)
- Chloropicrin (PS)
- Bromobenzyl Cyanide (CA)
- Dibenzoxazepine (CR)
- Kombinasi bahan kimia yang berbeda
Awalnya, gas air mata dikembangkan sebagai senjata kimia untuk penggunaan militer. Namun, senjata kimia ini sekarang dilarang dalam peperangan.
Meski begitu biasanya gas air mata digunakan oleh polisi atau personel militer untuk membubarkan massa seperti pada aksi protes.
Untuk menggunakan gas air mata, ada pedoman ketat yang harus diterapkan. Seperti menembakkannya dari kejauhan, hanya menggunakannya di luar ruangan, dan menggunakan campuran kimia dengan kekuatan serendah mungkin.
Baca juga: Berisiko, Simak 3 Hal yang Harus Dilakukan saat Demonstrasi di Tengah Pandemi COVID-19
Efek jangka pendek gas air mata
Menurut CDC, gas air mata secara khusus menargetkan mata, tenggorokan, mulut, kulit, dan paru-paru. Gas air mata dirancang untuk bekerja cepat, menyebabkan iritasi dalam hitungan detik setelah terpapar.
Efek langsung dari gas air mata pada mata dapat berupa:
- Mata berair, merah, dan rasa terbakar
- Penglihatan kabur
- Rasa terbakar dan iritasi di mulut dan hidung
- Kesulitan menelan
- Mual dan muntah
- Sulit bernafas
- Batuk
- Mengi
- Iritasi kulit
- Ruam
Efek gas air mata biasanya akan hilang dalam 15-20 menit. Seseorang juga mungkin merasa sensasi sesak di dada, atau merasa tersedak.
Orang dengan penyakit pernapasan berisiko mengalami gejala lebih serius setelah terpapar gas air mata. Terutama mereka yang memiliki asma dan penyakit paru obstruktif kronik. Bahkan ada risiko pernapasannya berhenti.
Di samping itu, risiko luka bakar dan cedera juga bisa terjadi akibat benturan tabung yang digunakan untuk menembakkan zat tersebut. Benturan tabung juga dapat menyebabkan kerusakan pada wajah, mata, atau kepala.
Baca juga: Bahaya Karbon Monoksida: Bisa Sebabkan Kerusakan Otak hingga Kematian
Efek jangka panjang gas air mata
Untuk jangka panjang, efek samping paparan gas air mata dapat menyebabkan luka parah, cacat permanen, hingga kematian.
Sebuah riset melihat efek gas air mata pada tubuh selama 25 tahun. Dalam data yang dilaporkan ada dua kasus kematian akibat akibat gagal napas serta benturan tabung gas air mata yang menyebabkan cedera kepala yang fatal.
Di samping itu, sebagian orang dilaporkan mengalami cacat permanen setelah terpapar gas air mata, seperti:
- Masalah pernapasan
- Efek kesehatan mental
- Kebutaan
- Kerusakan otak
- Hilangnya fungsi anggota tubuh
- Amputasi
- Kondisi kulit tertentu
Paparan gas air mata di dalam ruangan atau dalam jumlah besar juga dapat menimbulkan efek kesehatan yang serius seperti:
- Glaukoma
- Kebutaan
- Luka bakar kimiawi
- Kegagalan pernapasan
Ketika seseorang meninggalkan area paparan gas air mata dan gejalanya segera hilang risiko cedera jangka panjangnya pun rendah. Namun, hingga saat ini belum diketahui apa efek gas air mata yang menetap dalam tubuh.
Cara mengatasi paparan gas air mata
Ketika terpapar gas air mata, satu-satunya cara untuk mengatasinya adalah dengan menjauh dan cari daerah dengan udara segar. Uap dari gas air mata mengendap di tanah, jadi sebaiknya cari tempat yang tinggi jika memungkinkan. Bila berada dalam gedung, cari lah jalan keluar.
Setelah berada dalam jarak aman, lakukan langkah berikut:
- Lepaskan pakaian yang terpapar. Bila kamu menggunakan kaos atau pakaian tanpa kancing maupun resleting, bukalah pakaian dengan cara mengguntingnya. Hindari melepaskan pakaian dengan cara menariknya ke arah kepala.
- Mandi. Bilas tubuh dengan sabun dan air untuk menghilangkan sisa gas air mata dari kulit. Jika penglihatan kabur, bilas mata dengan air.
- Buang pakaian. Hindari menggunakan pakaian yang telah terpapar gas air mata. Buang pakaian dengan membungkusnya ke dalam kantong plastik.
Dampak dari paparan gas air mata memang tidak bisa diremehkan. Untuk itu, selalu waspada dan segera minta pertolongan medis bila nyeri berlangsung parah setelah terpapar gas air mata.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!