Share This Article
Inflamasi bisa terjadi pada siapa saja, baik disadari atau tidak. Kondisi ini bisa berlangsung tiba-tiba atau dalam durasi yang lama. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan apa itu inflamasi berikut ini.
Apa itu inflamasi?
Inflamasi adalah bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan memiliki peranan dalam proses penyembuhan tubuh.
Saat tubuh mendeteksi adanya penyusup, maka respons biologis akan diluncurkan untuk menghilangkan penyusup tersebut. Jenis penyusup ini merupakan benda asing dari luar tubuh seperti duri, iritan atau patogen.
Patogen ini sendiri bisa berupa bakteri, virus dan organisme lain yang dapat menyebabkan infeksi. Tapi terkadang sistem pertahanan ini bisa salah mengira sel atau jaringan tubuh sebagai penyusup. Reaksi yang dihasilkan berujung pada penyakit autoimun seperti diabetes tipe 1.
Jenis inflamasi
Inflamasi terbagi menjadi dua jenis. Yaitu:
- Inflamasi akut: Biasanya terjadi dalam durasi yang singkat. Kondisi ini seringnya sembuh dalam waktu dua minggu atau kurang. Gejala datang dengan cepat. Ketika sembuh tubuh akan kembali ke keadaan awal sebelum cedera atau sakit
- Inflamasi kronis: Merupakan inflamasi yang tumbuh secara perlahan dan umumnya tidak terlalu parah. Jenis inflamasi ini berlangsung lebih dari 6 minggu. Bisa terjadi tanpa harus ada cedera dan tidak selalu hilang ketika cedera dan penyakit itu sembuh.
Jenis inflamasi kronis selalu dikaitkan dengan kelainan autoimun dan bahkan stres berkepanjangan.
Apa saja penyebab inflamasi itu?
Banyak faktor yang dapat menyebabkan inflamasi, seperti:
- Kondisi kronis dan akut
- Pengobatan tertentu
- Paparan terhadap iritan atau benda asing yang tidak bisa dihilangkan tubuh
Inflamasi akut yang terjadi terus-terusan pun bisa berujung pada inflamasi kronis, lho!
Selain itu, ada juga beberapa jenis makanan yang dapat menyebabkan atau memperparah orang dengan kelainan autoimun. Di antaranya adalah:
- Gula
- Karbohidrat olahan
- Alkohol
- Daging olahan
- Lemak trans.
Gejala inflamasi
Apa saja ciri dan gejala inflamasi secara spesifik tergantung dari lokasi serta penyebab inflamasi itu sendiri.
Inflamasi jangka panjang dapat berujung pada munculnya sejumlah gejala dan beragam efek pada tubuh. Gejala yang umumnya terjadi pada inflamasi kronis adalah:
- Nyeri badan
- Letih dan insomnia yang konstan
- Depresi, cemas, dan kelainan suasana hati lainnya
- Masalah gastrointestinal seperti konstipasi, diare dan asam lambung
- Berat badan naik
- Infeksi yang sering.
Gejala inflamasi berdasarkan kondisinya
Kondisi yang menyebabkan inflamasi pun memiliki gejala yang beragam. Pada kondisi autoimun, misalnya, sistem imun kamu akan menyerang kulit hingga menimbulkan ruam. Ada juga yang menyerang kelenjar tertentu dan memengaruhi level hormon dalam tubuh.
Pada penyakit rheumatoid arthritis, sistem imun kamu akan menyerang sendi. Kamu akan mengalami:
- Nyeri dan bengkak di sendi atau bisa saja kehilangan fungsi sendi
- Letih
- Mati rasa dan kesemutan
- Gerakan jadi terbatas.
Pada radang usus (inflammatory bowel disease), inflamasi yang terjadi memiliki gejala umum sebagai berikut:
- Diare
- Nyeri di perut, kram atau kembung
- Kehilangan berat badan dan anemia
- Perdarahan di usus.
Ada juga penyakit multiple sclerosis yang menyerang selubung mielin, pelindung sel saraf. Kamu bisa mengalami:
- Mati rasa dan kesemutan di tangan, kaki atau satu sisi wajah
- Masalah keseimbangan
- Penglihatan ganda, kabur atau kehilangan penglihatan sebagian
- Letih
- Masalah kognitif seperti kabut di otak (brain fog).
Seperti apa cara mengatasi inflamasi itu?
Mengatasi inflamasi tergantung dari penyebab dan seberapa parah kondisi ini terjadi. Seringkali malah kamu tidak membutuhkan perawatan. Meskipun demikian, inflamasi yang tidak diatasi juga bisa berujung pada gejala yang membahayakan.
Contohnya saat kamu sedang mengalami reaksi alergi, inflamasi bisa menyebabkan pembengkakan yang parah dan bisa menutup saluran udara dan membuat kamu sulit bernapas. Kondisi ini memerlukan perawatan ketika terjadi.
Beberapa infeksi yang dibiarkan tanpa perawatan bisa masuk ke aliran darah dan menyebabkan keracunan darah. Kondisi ini juga termasuk jenis inflamasi yang harus ditangani
Menangani inflamasi akut
Untuk mengatasi masalah ini, dokter akan meresepkan obat untuk menghilangkan apa saja penyebab inflamasi itu, meringankan gejala atau keduanya.
Untuk infeksi bakteri atau jamur, dokter bisa meresepkan obat antibiotik atau antijamur.
Berikut ini adalah obat spesifik yang biasanya dipakai untuk mengatasi inflamasi:
- Obat nonsteroidal anti-inflammatory (NSAID)
- Kortikosteroid
- Analgesik dan krim topikal.
Mengatasi inflamasi dengan bahan di rumah
Terkadang, melawan inflamasi semudah kamu mengganti makanan yang kamu konsumsi. Hindari makan gula, lemak trans dan makanan olahan.
Ada juga beberapa makanan antiinflamasi seperti:
- Berry dan cherry
- Ikan berlemak seperti salmon atau mackerel
- Brokoli
- Alpokat
- Teh hijau
- Jamur
- Kunyit, jahe dan cengkeh
- Tomat.
Demikianlah berbagai penjelasan tentang apa itu inflamasi yang perlu kamu pahami. Selalu jaga kondisi kesehatan kamu, ya!
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.