Share This Article
Dengan shisha, seseorang bisa merasakan sensasi atau variasi lain dalam merokok. Sebagian orang memilihnya dengan anggapan bahwa shisha lebih baik ketimbang rokok biasa, jika dilihat dari aspek kesehatan. Meski, tak sedikit pula yang mempertanyakan apakah shisha aman untuk digunakan.
Lantas, apakah shisha aman untuk digunakan jika dibandingkan dengan rokok? Apa ada efek dan risiko kesehatan yang dapat ditimbulkan? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Apa itu shisha?
Shisha adalah tabung atau pipa berisi air yang digunakan untuk merokok, di mana tembakau yang digunakan telah dicampur dengan perasa seperti mint, aroma kopi, dan lainnya.
Teknik yang juga disebut dengan istilah hookah, argileh, dan goza ini mulai dikenal sejak era Persia dan India kuno.
Pipa atau tabung yang digunakan biasanya berukuran besar, terdiri dari ruang untuk air dan tembakau. Satu alat shisha dapat terdiri dari beberapa lubang isap, sehingga memungkinkan digunakan secara bersamaan oleh banyak orang.
Perbandingan shisha dengan rokok
Tak sedikit orang mempertanyakan apakah shisha aman digunakan jika dibandingkan dengan rokok. Sebab, proses mengisap shisha tak dilakukan secara langsung seperti rokok biasa, melainkan melalui tabung.
Faktanya, mengisap shisha tidak lebih baik dari rokok, bahkan cenderung lebih berbahaya. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan, satu jam penggunaan shisha memerlukan rata-rata 200 isapan. Sedangkan pada rokok, sekitar 20 isapan.
Rata-rata jumlah asap yang dihirup dari shisha selama satu jam adalah 90 ribu ml. Angka ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan rokok yang hanya 500 hingga 600 ml dalam waktu yang sama.
Selain itu, masih ada beberapa perbandingan antara rokok dan shisha yang perlu kamu tahu, yaitu:
- Kandungan nikotin pada rokok adalah 7 hingga 22 mg, dengan kadar yang diserap oleh tubuh sekitar 1 mg. Sedangkan pada shisha, kandungan nikotinnya setara dengan 20 batang rokok.
- Dibandingkan dengan rokok, asap shisha memiliki karbon monoksida enam kali lebih banyak.
- Kandungan tar (residu tembakau) pada shisha 46 kali lipat lebih banyak dari yang ada di rokok.
- Orang yang menggunakan shisha bisa terpapar lebih banyak zat toksin jika dibandingkan dengan rokok biasa. Sebab, penghirupan melalui pipa membutuhkan tarikan lebih kuat untuk jangka waktu yang lama.
Risiko gangguan kesehatan dari shisha
Jika ada yang bertanya apakah shisha aman untuk digunakan, jawabannya mungkin tidak. Sebab, dari perbandingan di atas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya shisha tidak lebih baik dari rokok.
Bahkan, menurut American Lung Association, setidaknya ada 82 bahan kimia beracun dan karsinogen yang terdapat pada asap shisha. Dalam jangka panjang, ada beberapa risiko gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan, di antaranya:
1. Penyakit paru-paru
Seperti rokok, shisha bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit paru-paru. Sebuah penelitian di New York memaparkan, perokok shisha rentan mengalami masalah pernapasan yang dipicu oleh adanya gangguan di paru-paru.
Bahkan, organ tersebut juga sangat rawan tercemari kandungan berbahaya yang dapat mengganggu sel-sel sehat. Misalnya penumpukan cairan dan peradangan, yang ditandai dengan batuk berdahak tak kunjung sembuh.
Baca juga: Mengenal Tentang Infeksi Paru-paru: Penyebab, Gejala dan Pengobatannya
2. Penyakit jantung
Selain paru-paru, asap shisha dapat mengganggu kesehatan jantung, lho. Menurut sebuah riset pada 2014, paparan karbon monoksida bisa menghambat fungsi dari salah satu organ terpenting manusia itu.
Penelitian tersebut menemukan fakta bahwa orang yang sering menggunakan shisha mempunyai kadar karbon monoksida di dalam tubuh tiga kali lebih tinggi dibanding perokok biasa.
Karbon monoksida dapat memengaruhi jumlah oksigen yang diserap oleh tubuh. Ini karena zat tersebut bisa mengikat sel darah merah 230 kali lebih kuat dari oksigen. Tentu saja, hal ini akan berdampak pada jantung yang berfungsi sebagai pemompa darah.
3. Infeksi berbahaya
Shisha adalah alat yang biasanya digunakan secara berkelompok atau bergantian. Mengisap dari corong yang sama dapat meningkatkan risiko infeksi dari satu orang ke orang lain.
Selain itu, seperti dilansir dari Healthline, bakteri atau virus bisa saja tertinggal pada alat jika tidak dibersihkan dengan benar.
Infeksi yang dapat muncul meliputi:
- Pilek dan flu
- Herpes
- Infeksi sitomegalovirus, menyerang sistem imun tubuh
- Sifilis (di mulut)
- Hepatitis A
- Tuberkulosis
4. Penyakit kanker
Sebuah riset menjelaskan, mengisap shisha dapat menyebabkan dampak jangka panjang berupa kanker. Asap tembakau mengandung lebih dari 4.800 zat kimia yang berbeda, dan lebih dari 69 di antaranya diketahui sebagai zat pemicu kanker.
Penggunaan shisha sering dikaitkan dengan kanker mulut, tenggorokan, pankreas, kandung kemih, dan prostat.
Tak hanya itu, mengisap shisha juga dipercaya dapat menurunkan kemampuan tubuh dalam melawan beberapa jenis kanker tersebut.
Apakah ada tips agar aman dalam menggunakannya?
Sayangnya, tidak ada cara efektif yang bisa dilakukan dalam menggunakan shisha untuk menurunkan berbagai risiko gangguan kesehatan di atas. Sebab, paparan zat berbahaya seperti nikotin, tar, dan bahan kimia lainnya masih dapat masuk ke dalam tubuh.
Cara terbaik agar terhindar dari risiko gangguan kesehatan di atas adalah dengan membatasi atau bahkan menghindari shisha secara total.
Nah, itulah ulasan tentang apakah shisha aman atau tidak untuk digunakan. Sebelum mengisap corong dari alat tersebut, pertimbangkan matang-matang dan pikirkan dampak yang mungkin dapat ditimbulkan, ya. Tetap jaga kesehatan!
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!