Share This Article
Meski terkesan jorok, pada dasarnya ingus adalah ‘produk’ baik yang dihasilkan oleh tubuh. Umumnya ingus muncul saat terserang penyakit flu. Warna ingus pun bisa menjadi alat bantu diagnosis atas penyakit yang kamu derita.
Untuk mengetahui dari mana asal ingus dan bagaimana ciri-cirinya yang berbahaya, ada baiknya kamu membaca ulasan di bawah ini.
Apa itu ingus?
Dikutip dari Healthline, ingus adalah semacam cairan lendir yang banyak terdapat di dalam hidung. Tubuh menghasilkan ingus setiap harinya dengan tujuan yang bermacam-macam.
Mulai dari melembapkan rongga hidung, melindungi pembuluh darah yang terdapat pada lubang hidung, sampai menjadi perangkap atas debu, bakteri, dan virus yang bisa menyebabkan alergi.
Dari mana asal-usul ingus?
Dilansir Livescience, ingus terbuat dari jaringan mukosa yang terdapat di hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Sebagian besar ingus yang keluar saat kamu bersin, datang dari kelenjar mukosa yang terdapat pada bagian dalam hidung.
Ingus tidak hanya dihasilkan ketika kamu sakit. Saat sehat pun tubuh akan tetap memproduksi cairan ini guna mencegah terjadinya infeksi.
Ketika kondisi tubuh sedang fit, ingus umumnya berbentuk cair dan menyerupai air. Namun waktu selaput lendir terkena radang, struktur ingus akan berubah menjadi kental.
Mengapa ingus dapat berubah warna?
Saat kamu terkena infeksi, baik oleh virus maupun bakteri, warna ingus bisa berubah menjadi hijau bahkan kuning.
Hal ini dapat dilihat misalnya ketika kamu demam. Saat daya tahan tubuh terus mengirim sel darah putih yang dinamakan neutrofil ke area yang terkena radang. Sel yang mengandung enzim berwarna hijau ini lama kelamaan bisa mengubah warna ingus yang tadinya bening menjadi hijau.
Ingus juga bisa berwarna kemerahan atau cokelat. Ini umumnya disebabkan oleh hidung yang mengalami kekeringan atau iritasi karena terlalu banyak digesek.
Kapan ingus diproduksi dalam jumlah yang lebih banyak?
Produksi ingus yang meningkat adalah salah satu tanda tubuh sedang melakukan perlawanan atas demam atau alergi yang diderita. Misalnya ketika demam, virus akan mendorong tubuh menghasilkan senyawa kimia bernama histamin yang membuat selaput hidung menjadi radang.
Pada saat itu hidung dan sinus akan merespons dengan menghasilkan ingus dalam jumlah lebih banyak guna membantu meredakannya.
Adapun ingus yang kental akan lebih menyulitkan bakteri untuk diam di dalam hidung. Sementara hidung berair juga merupakan salah satu cara alami tubuh untuk membuang bakteri di dalam hidung.
Alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu hewan, dan pencetus lainnya juga bisa merangsang selaput hidung radang dan memproduksi ingus dalam jumlah banyak.
Kapan ingus harus diperiksakan ke dokter?
Tak perlu terlalu cemas jika ingusmu berwarna merah, karena kebanyakan darah yang tercampur dengan ingus berasal dari lubang hidung yang memang terdiri dari banyak pembuluh darah.
Namun jika jumlahnya semakin banyak dan tidak dapat berhenti, ada baiknya untuk segera diperiksakan kepada dokter. Dikutip dari Mayo Clinic, beberapa kondisi ingus yang perlu mendapat perhatian khusus di antaranya adalah:
- Ingus tidak bisa berhenti sama sekali selama lebih dari 10 hari
- Disertai dengan demam tinggi
- Jika warna ingus berubah hijau atau kuning, disertai rasa sakit pada sinus atau demam
- Ada darah pada ingus setelah mengalami kecelakaan pada kepala
Ingus bisa diatasi dengan cara-cara alami seperti mengembuskan ingus dari hidung secara berkala, menghirup uap air yang panas, sampai memakai obat decongestant yang bisa membantu mengeluarkan lendir dari hidung.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!