Share This Article
Jengkol adalah tumbuhan yang banyak ditemui di Indonesia. Sering dijadikan berbagai macam penganan, seperti balado, atau rendang. Jengkol telah lama menjadi makanan kesukaan masyarakat Indonesia.
Meski rasanya lezat, namun kamu tidak disarankan untuk mengonsumsinya secara berlebihan. Alasannya karena hal ini bisa membuat kamu mengalami kejengkolan.
Yuk, kenali apa penyebab kejengkolan dan cara mudah untuk mengatasi gangguan kesehatan tersebut.
Baca juga: Waspadai Keracunan Jengkol, Ini Bahaya dan Efek yang Dapat Ditimbulkan!
Fakta nutrisi jengkol
Jengkol (phitecellobium jiringa) adalah tanaman yang sudah sejak lama ditanam di Indonesia. Buah tersebut memiliki aroma khas yang berasal dari asam amino dengan kandungan unsur Sulfur.
Ketika terpecah-pecah menjadi komponen yang lebih kecil. Salah satu gas yang terbentuk dengan unsur sulfur adalah gas H2S yang terkenal sangat bau.
Dilansir dari Organisasi.org, jengkol mengandung energi sebesar 140 kilo kalori, protein 6,3 gram, karbohidrat 28,8 gram, lemak 0,1 gram, kalsium 29 miligram, fosfor 45 miligram, dan zat besi 0,9 miligram.
Selain itu di dalamnya juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,65 miligram dan vitamin C 24 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram jengkol, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 90 persen.
Manfaat jengkol
Dari berbagai kandungan nutrisi yang ada, terdapat manfaat besar yang bisa didapat untuk kesehatan. Mulai dari mencegah kanker, diabetes, sampai anemia.
Jengkol juga tinggi akan kandungan fosfor dan kalsium. Dua nutrisi ini sangat bermanfaat dalam kesehatan tulang dan gigi. Kalsium dan fosfor mampu mencegah terjadinya tulang keropos atau osteoporosis.
Apa itu kejengkolan?
Memakan jengkol bisa jadi berisiko, sebab mengandung asam jengkolat yang mudah mengkristal. Ini disampaikan Ketua Satuan Gugus Tugas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban.
Ketika asam jengkolat mengkristal di dalam ginjal, ini dapat menyumbat aliran kencing. Kondisi tersebut umum dikenal dengan nama ‘kejengkolan’. Risiko jengkolan tidak tergantung pada banyaknya jengkol yang dikonsumsi. Tapi lebih kepada kerentanan tubuh seseorang.
Orang yang rentan, mengonsumsi sedikit jengkol saja, maka dapat menyebabkan terjadinya jengkolan.
Prof Zubairi menyebut, belum ada data pasti mengenai kerentanan yang dimaksud pada diri individu terkait jengkolan. Namun, diduga kuat faktornya berasal dari genetik dan lingkungan.
Gejala-gejala jengkolan
Beberapa gejala jengkolan yang kerap menghambat aktivitas adalah sakit perut yang amat sakit, nyeri ketika buang air kecil, urine sedikit dan sering mengandung darah.
Bahkan, pada kasus berat, urine bisa sampai tidak keluar sama sekali. Selain itu gejala lain yang umum muncul di antaranya adalah:
- Bau khas jengkol tercium dari mulut dan urine penderita
- Timbul kolik ginjal seperti pada batu ginjal
- Penderita mengeluh nyeri sewaktu buang air kecil
- Urine penderita merah karena darah (hematuria). Secara mikroskopis, selain eritrosit tampak kristal asam jengkol seperti jarum.
- Dalam keadaan berat terdapat anuria dan mungkin penderita pingsan karena menahan sakit.
Cara mengatasi kejengkolan
Penderita kejengkolan biasanya akan didiagnosis dengan Hematuria atau nyeri pada saat buang air kecil. Tapi kamu tak perlu khawatir, karena cara mengatasi kejongkolan bisa dilakukan dengan cukup mudah.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal-hipertensi, Tunggul D Situmorang, menyebut mengatasi kejengkolan bisa dilakukan dengan mengonsumsi bikarbonat natrikus atau natrium bikarbonat.
Ini bisa didapatkan di apotek, dan untuk kasus keracunan ringan dapat diobati dengan pemberian natrium bikarbonat 2 gram sebanyak 4 kali sehari peroral sampai gejala hilang.
Sementara pada keracunan berat dengan anuria penderita perlu dirujuk untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Tunggul juga menyarankan untuk memeriksa ke dokter agar dapat mengetahui kondisi ginjal.
Pasalnya, kondisi gagal ginjal akut yang tidak diobati dapat memicu gagal ginjal kronik hingga kematian. Itulah cara mengatasi kejengkolan akibat makan jengkol terlalu banyak.
Baca juga: Meski Berbau Tak Sedap, Jengkol Punya 8 Manfaat Ini Lho!
Masih punya pertanyaan lainnya? Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!