Share This Article
Pernahkah kamu merasa harus selalu menyelesaikan pekerjaan bahkan di saat seharusnya untuk istirahat? Awas, bisa jadi kamu sedang terjebak di lingkaran hustle culture. Lantas, apa sih hustle culture itu? Mengapa anak muda kerap terjebak dalam pola hidup tersebut? Yuk, cari tahu jawabannya dengan ulasan berikut ini!
Apa itu hustle culture?
Menurut Urban Dictionary, hustle culture adalah keadaan saat seseorang rela bekerja berjam-jam dengan harapan bisa mencapai tujuan atau cita-citanya, tapi mengabaikan kehidupan pribadi dan kesehatannya.
Hustle culture kerap membuat seseorang lupa waktu, tidak ada lagi garis batas antara kehidupan pribadi dan urusan pekerjaan. Tren hustle culture menunjukkan peningkatan di kalangan anak muda sejak awal pandemi. Kebijakan work from home (WFH) adalah salah satu faktor pemicunya.
Bekerja dari rumah membuat karyawan sulit membagi waktu antara pekerjaan dan urusan pribadi. Bahkan, tak jarang yang harus standby hingga tengah malam agar pekerjaannya bisa selesai. Akibatnya, muncul fenomena lanjutan yang bernama burnout, kondisi di mana seseorang merasa jenuh dan lelah dengan pekerjaan.
Baca Juga : Perhatikan 3 Langkah Penggunaan BPJS untuk Berobat Rawat Jalan
Mengapa banyak orang terjebak hustle culture?
Banyak alasan mengapa seseorang hidup dalam budaya kerja hustle culture. Salah satunya adalah agar bisa mencapai cita-cita, kemakmuran, dan sejenisnya. Bagi beberapa orang, hustle culture kadang dianggap sebagai sebuah pencapaian positif yang perlu diapresiasi. Survei oleh The Finery Report menyebutkan, 83 persen responden menganggap kerja lembur adalah hal yang normal.
Tak kurang dari 69 persen juga mengaku bahwa bekerja di akhir pekan merupakan aktivitas yang rutin dijalani. Bahkan, 60 persen di antaranya ‘merasa bersalah’ jika tidak menambah jam kerja di luar office hour.
Dampak buruk hustle culture terhadap kesehatan
Jika kamu adalah orang yang saat ini terjebak dalam hustle culture, sebaiknya pikirkan kembali kebiasaan tersebut. Sebab, ada banyak risiko dampak buruk yang bisa ditimbulkan pada kesehatan.
Orang yang ‘gila kerja’ hingga mengabaikan waktu istirahatnya bisa berisiko mengalami kelelahan ekstrem, dapat berujung pada tekanan darah tinggi, gangguan kardiovaskular seperti penyakit jantung, hingga masalah mental misalnya depresi.
Dr. Jeanne Hoffman, psikolog di Departemen Rehabilitasi University of Washington School of Medicine, menyebutkan, orang yang bekerja terus-menerus tanpa henti sebenarnya bisa merugikan dirinya sendiri, menjadi kurang produktif, dan berpotensi lebih sering sakit.
Pentingnya punya asuransi kesehatan
Kamu termasuk orang yang terjebak hustle culture tapi tak punya asuransi kesehatan? Ini bisa menjadi masalah besar di masa depan. Seperti yang telah disebutkan, hustle culture bisa menimbulkan dampak buruk pada kesehatan.
Tidak adanya asuransi kesehatan bisa membuatmu harus mengeluarkan banyak uang untuk pemeriksaan medis. Jadi, asuransi bisa menjadi jawaban sebagai jaminan atas perlindungan dan perawatan kesehatanmu.
Secara umum, asuransi kesehatan bisa memberikan perlindungan finansial jika kamu mengalami gangguan kesehatan, baik fisik maupun psikis. Tak hanya itu, sebagian besar asuransi juga menyediakan fasilitas pemeriksaan pencegahan penyakit yang bisa kamu manfaatkan.
Baca juga: 6 Efek Buruk Sering Begadang pada Tubuh: Bisa Bikin Obesitas dan Sulit Berpikir!
Pakai AXA Good Health
AXA Good Health adalah salah satu asuransi kesehatan yang bisa menjadi pilihan. Dengan menggunakan AXA Good Health, kamu bisa mendapatkan banyak benefit, terutama dalam pembiayaan rawat jalan.
Benefit penggantian biaya rawat jalan berlaku jika kamu sudah melakukan telekonsultasi lebih dulu dengan layanan AXA Good Health. Kamu akan mendapatkan referensi rawat jalan melalui Triase Perawatan Kesehatan secara digital oleh penyedia layanan Telekonsultasi yang ditunjuk oleh PT AXA Financial Indonesia.
Benefit penggantian biaya rawat jalan yang diberikan oleh AXA Good Health mencapai Rp100 juta rupiah dalam satu tahun. Ini sudah termasuk untuk:
- Konsultasi dokter spesialis (sesuai tagihan maksimal 10 kali kunjungan per tahun)
- Penggantian biaya obat dan resep dari dokter spesialis (sesuai tagihan dengan biaya wajar dan umum)
- Penggantian biaya pemeriksaan penunjang (sesuai tagihan dengan biaya wajar dan umum).
Nah, itulah ulasan tentang hustle culture dan pentingnya memiliki asuransi untuk meng-cover biaya pemeriksaan akibat dampak yang mungkin ditimbulkan. Agar tetap tenang saat harus menjalani perawatan medis, pakai AXA Good Health sekarang, yuk!
Beli di aplikasi Good Doctor. Servis untuk kamu konsultasi online dengan dokter bisa langsung digunakan begitu polis sudah aktif. Beli di sini!