Share This Article
Kamu yang punya kebiasaan merokok tentu memiliki risiko terserang berbagai macam penyakit serius. Namun, tahukah kamu bahwa bahaya jadi perokok pasif lebih menyeramkan? Begini penjelasannya.
Dampak bahaya jadi perokok pasif
Dilansir dari WHO, nikotin yang terkandung dalam tembakau memberi efek ketagihan. Penggunaan tembakau memiliki faktor risiko yakni penyakit kardiovaskular dan pernapasan. Setiap tahun, lebih dari 8 juta orang meninggal karena penggunaan tembakau.
Bahkan sebagian besar kematian terkait tembakau terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, yang sering menjadi target campur tangan dan pemasaran industri tembakau.
Sekitar 890.000 kasus kematian tersebut terjadi pada perokok pasif di seluruh dunia.
Berikut ini beberapa efek samping yang akan dirasakan oleh anak-anak hingga orang dewasa yang menjadi perokok pasif:
1. Orang dewasa
Orang dewasa yang menjadi perokok pasif memiliki risiko lebih tinggi sebanyak 25 persen untuk terserang kanker paru-paru.
Tak hanya itu saja, perokok pasif orang dewasa juga meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner dapat menyebabkan serangan jantung, nyeri dada, dan gagal jantung.
Asap rokok yang dihirup juga dapat menyebabkan adanya pengerasan arteri atau yang disebut dengan aterosklerosis.
2. Anak-anak
Sudah menjadi rahasia umum bahwa anak-anak sangat rentan terhadap dampak buruk dari perokok pasif. Beberapa dari risiko yang dapt menganggu kesehatan anak yaitu:
- Dapat menyebabkan kematian mendadak pada bayi.
- Seorang anak yang tinggal di rumah dengan kondisi orang tua perokok aktif, selama 18 bulan pertama kehidupannya memiliki risiko lebih tinggi terkena berbagai penyakit pernapasan, termasuk bronkitis, bronchiolitis, dan pneumonia.
- Paru-paru mereka lebih lemah dan tidak tumbuh sepenuhnya.
- Seorang anak yang terpapar perokok pasif di rumah lebih mungkin mengalami gejala asma.
- Anak-anak yang terpapar asap rokok cenderung memiliki gejala seperti batuk, dahak, dan sesak napas.
- Memiliki risiko penyakit meningokokus, yang kadang-kadang dapat menyebabkan kematian atau cacat.
3. Wanita hamil
Dilansir dari Better Health, data Australia menunjukkan bahwa sekitar 10 persen wanita baik yang merokok dan jadi perokok pasif dapat mempengaruhi perkembangan janin.Â
Risiko kesehatan bagi ibu hamil yang menjadi perokok pasif dapat mengalami beberapa efek samping seperti berikut ini:
- Bayi keguguran dan lahir mati.
- Kelahiran prematur dan berat badan lahir di bawah rata-rata.
- Kematian mendadak yang tak terduga pada bayi.
- Komplikasi selama kelahiran.
Wanita hamil yang tidak merokok lebih mungkin melahirkan lebih awal, dan bayi dengan berat lahir sedikit lebih rendah jika dia terpapar asap rokok di rumah misalnya, jika pasangannya merokok.
Baca juga: Cara Berhenti Merokok Permanen yang Mudah Dilakukan, Yuk Dicoba!
4. Pasangan yang tidak pernah merokok
Orang yang tidak pernah merokok dan hidup dengan orang yang merokok memiliki risiko lebih tinggi terhadap berbagai penyakit. Contohnya kamu dapat mengalami peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke.
Perokok pasif membuat darah lebih ‘lengket’ dan cenderung membeku, sehingga menyebabkan peningkatan risiko berbagai kondisi kesehatan, termasuk serangan jantung dan stroke.
Hanya 30 menit terpapar asap rokok dapat mempengaruhi bagaimana pembuluh darah kamu mengatur aliran darah.
Tak hanya itu saja paparan jangka panjang pada perokok pasif dapat menyebabkan perkembangan aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah).
Orang-orang yang tidak merokok yang menderita paparan jangka panjang terhadap perokok pasif memiliki risiko 20 hingga 30 persen lebih tinggi terkena kanker paru-paru.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!