Share This Article
Meski memberi efek candu dan sejumlah bahaya narkoba lainnya, penggunaan narkoba di Indonesia terus ditemukan. Menurut data pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) sejak Januari-September 2020, sudah ada 625 kasus narkoba.
Padahal bahaya narkoba sangat luas, mencakup efek kesehatan fisik dan juga psikis. Untuk lebih memahami dampak narkoba bagi kesehatan, yuk simak penjelasan berikut, diawali dengan mengenal apa itu narkoba.
Apa itu narkoba?
Menurut situs Kemenkes, narkotika, psikotropika dan obat terlarang atau yang disingkat narkoba adalah kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya.
Narkoba juga memiliki nama lain yaitu narkotika, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA). Narkoba atau napza tak cuma membuat kecanduan, tapi ada sejumlah bahaya narkoba lainnya bagi kesehatan fisik maupun dampak narkoba bagi kesehatan mental.
Mengenal jenis-jenis narkoba
Menurut laman resmi Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, narkoba dibagi menjadi 3 golongan berdasar risiko ketergantungan. Golongan tersebut yaitu:
Golongan 1
Yaitu golongan yang berisiko tinggi menimbulkan efek kecanduan. Narkoba yang masuk golongan satu antara lain: ganja, daun koka dan opium.
Golongan 2
Golongan dua adalah narkoba yang sebenarnya bisa dipergunakan untuk kebutuhan medis, asalkan sesuai dengan resep dokter. Apabila disalahgunakan bisa menimbulkan ketergantungan. Morfin dan alfaprodina adalah contoh narkoba golongan 2.
Golongan 3
Narkoba golongan tiga memiliki risiko ketergantungan yang cukup ringan. Serta banyak digunakan untuk pengobatan atau terapi. Contohnya: etilmorfina, kodeina, polkodina, dan propiram.
Sementara itu, jika dilihat dari bahannya, narkoba dibagi menjadi tiga kelompok berbeda, yaitu:
- Jenis sintetis. Melalui proses pengolahan yang rumit. Contohnya, amfetamin dan metadon.
- Jenis semi sintetis. Berbahan dasar alami kemudian diesktraksi atau melalui proses lain, contohnya morfin, heroin, kodein dan beberapa lainnya.
- Jenis alami. Jenis ini bersifat alami dan langsung bisa digunakan dengan proses sederhana. Karena kandungannya terlalu kuat, penggunaannya bisa menyebabkan dampak buruk, yang paling fatal adalah kematian. Salah satu contohnya adalah ganja.
Apa saja bahaya narkoba bagi kesehatan?
Penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan kecanduan dan akhirnya berdampak pada kesehatan. Bisa berupa dampak narkoba jangka pendek dan jangka panjang.
Bahaya narkoba atau dampak narkoba tersebut, tergantung dari jenis narkoba yang digunakan. Selain itu, riwayat seorang pengguna juga dapat memengaruhi dampak narkoba yang timbul di kemudian hari.
Berikut perbedaan bahaya narkoba jangka pendek dan juga jangka panjang.
Bahaya narkoba jangka pendek
Narkoba adalah senyawa kimia, yang akan memengaruhi pikiran dan tubuh. Meskipun efeknya berbeda-beda tergantung dari jenis yang digunakan, namun secara umum, berikut beberapa dampak jangka pendek penggunaan narkoba bagi kesehatan:
- Perubahan nafsu makan
- Sulit tidur atau insomnia
- Peningkatan detak jantung
- Masalah berbicara
- Perubahan kemampuan kognitif
- Rasa euforia sementara
- Kehilangan koordinasi gerak tubuh
Selain bahaya narkoba untuk kesehatan fisik, penggunaan narkoba juga memiliki dampak bagi kesehatan mental dan aspek lainnya seperti:
- Kecanduan
- Sulit untuk menjalin interaksi sosial
- Prestasi akademis atau pekerjaan yang buruk
- Perubahan penampilan, seperti penurunan berat badan esktrem
- Kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai
Bahaya narkoba jangka panjang
Penggunaan narkoba dapat menyebabkan kecanduan. Orang yang kecanduan akhirnya menggunakan narkoba dalam jangka panjang. Tanpa sadar ada bahaya narkoba yang akan memengaruhi fungsi otak dan organ lainnya.
Berikut beberapa bahaya narkoba jangka panjang, secara umum:
Penyakit kardiovaskular
Beberapa jenis narkoba seperti kokain dan metamfetamin dapat merusak jantung dan pembuluh darah. Jika seseorang menggunakan narkoba jenis ini dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular seperti penyakit arteri koroner, aritmia atau mengalami serangan jantung.
Masalah pernapasan
Obat yang dihisap atau dihirup seperti opioid, heroin atau morfin dapat merusak sistem pernapasan dan menyebabkan infeksi atau penyakit pernapasan kronis. Opioid dapat memperlambat pernapasan seseorang dengan cara memengaruhi saraf pusat yang mengatur pernapasan.
Efek lebih fatal lagi dapat terjadi jika seseorang menggunakan opioid dalam dosis besar atau mencampurnya dengan obat lain seperti obat tidur atau dengan alkohol. Orang tersebut bisa berhenti bernapas.
Kerusakan ginjal
Penggunaan jangka panjang narkoba seperti heroin, ketamin obat bius serta ganja sintetis dapat menyebabkan kerusakan dan gagal ginjal. Kondisi ini terjadi karena ginjal berfungsi dengan keras untuk menyaring kelebihan mineral dan limbah dari hasil penggunaan narkoba.
Penyakit hati
Kecanduan alkohol dan berbagai jenis narkoba lainnya dapat merusak sel hati. Efek yang lebih parah dapat menyebabkan peradangan hati dan menimbulkan luka atau jaringan parut hingga gagal hati.
Overdosis
Di Amerika Serikat, overdosis akibat penyalahgunaan obat menyebabkan 67.367 kematian pada 2018 lalu. Penyalahgunaan opioid sebanyak 70 persen dari jumlah tersebut. Tak cuma opioid, semua jenis narkoba jika dikonsumsi terlalu banyak dalam waktu bersamaan dapat menyebabkan overdosis.
Gangguan otak
Narkoba jenis psikotropika sebenarnya digunakan untuk mengobati gangguan pada otak. Jika disalahgunakan, maka akan mengubah fungsi otak. Perubahan fungsi otak ini akan mengganggu kehidupan orang tersebut bahkan bisa menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan mental.
Beberapa efek yang timbul terkait perubahan fungsi otak antara lain:
- Perubahan cara pandang tentang kesenangan
- Berubahnya kemampuan mengontrol stres
- Kemampuan mengingat, belajar dan mengambil keputusan
Risiko HIV/AIDS
Penggunaan narkoba menggunakan jarum suntik seringkali dikaitkan dengan penularan HIV/AIDS. Di mana, beberapa orang seringkali menggunakan jarum suntik yang sama, sehingga ada kemungkinan penularan HIV/AIDS.
Narkoba yang umumnya digunakan dengan cara disuntikkan antara lain:
- Kokain
- Heroin
- Metamfetamin
- Steroid
- Opioid
Risiko kanker
Dilansir dari drugabuse.gov, penggunaan jangka panjang marijuana atau ganja dapat meningkatkan risiko terkena kanker testis. Risiko ini juga terjadi pada orang yang mengisap rokok tembakau biasa.
Pada rokok tembakau, juga disebutkan dapat meningkatkan risiko terkena kanker mulut, leher, perut, dan paru-paru.
Efek hormonal
Tahukah kamu penggunaan narkoba seperti heroin dan ekstasi dapat menyebabkan efek hormonal? Bahaya narkoba satu ini dapat menyebabkan terjadinya infertilitas atau tidak subur pada pria dan juga menyebabkan kebotakan pada pria dan wanita.
Demikian bahaya narkoba bagi kesehatan. Jika kamu mengalamai masalah kesehatan seperti yang disebutkan di atas, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
Jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!