Share This Article
Kamu mungkin lebih sering mendengar banyak orang menyebut sindrom Asperger adalah kondisi yang sama dengan gangguan spektrum autisme (ASD). Seringkali banyak orang sulit untuk membedakannya, padahal keduanya berbeda dan berikut penjelasannya.
Apa itu sindrom asperger?
Melansir penjelasan dari lama Healthline, sindrom asperger sebelumnya dianggap sebagai bentuk autisme ringan.
Ini berarti orang yang menerima diagnosis asperger cenderung mengalami perilaku autisme yang sering dianggap sedikit berbeda dari orang-orang neurotipikal.
Asperger pertama kali diperkenalkan ke dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM) pada 1994. Dan ditemukan dalam sebuah penelitian bahwa karakteristik yang berbeda pada anak autis dari mereka yang memiliki gejala lebih ringan atau sindrom asperger.
Apa perbedaan asperger dan autisme?
Asperger dan autisme tidak lagi dianggap sebagai diagnosis terpisah. Orang yang sebelumnya mungkin telah menerima diagnosis asperger sekarang menerima diagnosis autisme.
Namun, banyak orang yang didiagnosis dengan asperger sebelum kriteria diagnostik diubah pada 2013 masih dianggap memiliki asperger.
Dan banyak orang juga menganggap Asperger sebagai bagian dari identitas mereka. Hal ini terutama mengingat stigma yang masih menyelimuti diagnosis autisme di sebagian besar komunitas di seluruh dunia.
Satu-satunya perbedaan yang nyata antara kedua diagnosis tersebut adalah bahwa orang dengan yang menderita sindrom asperger dapat dianggap memiliki waktu yang lebih mudah untuk melewati neurotipikal dengan tanda dan gejala yang lebih ringan menyerupai autisme.
Pengobatan untuk anak dengan sindrom asperger
Setiap anak berbeda, jadi tidak ada pendekatan satu ukuran untuk semua. Dokter dan orangtua bisa mencoba beberapa cara atau terapi untuk menemukan yang paling cocok dengan anak seperti dilansir dari laman WebMD:
Pelatihan keterampilan sosial
Dalam kelompok atau sesi satu lawan satu, umumnya terapis mengajari anak cara berinteraksi dengan orang lain dan mengekspresikan diri dengan cara yang lebih tepat. Keterampilan sosial seringkali paling baik dipelajari dengan mencontohkan perilaku yang khas.
Terapi wicara bahasa
Ini membantu meningkatkan keterampilan komunikasi anak. Misalnya, mereka akan belajar cara menggunakan pola naik turun yang normal saat berbicara, bukan dengan nada datar.
Mereka juga akan mendapatkan pelajaran tentang cara menjaga percakapan dua arah dan memahami isyarat sosial seperti gerakan tangan dan kontak mata.
Terapi perilaku kognitif
Cara ini membantu anak mengubah cara berpikirnya, sehingga mereka dapat mengontrol emosi dan perilaku berulangnya dengan lebih baik. Mereka akan bisa menangani hal-hal seperti luapan emosi, kehancuran, dan obsesi.
Pendidikan dan pelatihan orangtua
Kamu akan mempelajari banyak teknik yang diajarkan anak sehingga dapat melatih keterampilan sosial dengan mereka di rumah.
Beberapa keluarga juga mungkin ada yang membutuhkan seorang penasihat untuk membantu mereka mengatasi tantangan hidup bersama seseorang dengan anak yang memiliki sindrom asperger.
Baca juga: Gejala Awal Autisme pada Bayi yang Sering Diabaikan, Moms Wajib Tahu!
Tips merawat dan mendidik anak dengan sindrom asperger
Langkah-langkah yang dapat dilakukan orangtua untuk merawat dan mendidik anak-anak mereka dengan asperger adalah sebagai berikut:
Ajari anak keterampilan praktis
Sebagai orangtua, kamu bisa mengajari anak beberapa keterampilan praktis untuk diintegrasikan ke dalam lingkungan sosial. Mungkin berguna untuk mempraktikkan taktik pengantar percakapan, seperti menanyakan apakah dia dapat bergabung atau bermain bersama dengan teman-temannya.
Dorong anak untuk melihat apa yang dilakukan anak lain
Banyak orang dewasa yang sukses melewati sindrom asperger dan melaporkan bahwa mereka telah mempelajari keterampilan sosial dengan mengamati dan meniru apa yang dilakukan orang lain dalam situasi tertentu.
Banyak anak merasa mudah untuk meniru apa yang dilakukan anak-anak lain, apakah itu melakukan kontak mata dengan teman bermain mereka, mendengarkan dengan penuh perhatian, berpartisipasi dalam permainan, atau bergiliran.
Teknik cerita sosial
Teknik ini adalah metode pembuatan cerita pendek tentang situasi sehari-hari yang membantu menjelaskan isyarat sosial dan tanggapan yang sesuai untuk situasi tertentu. Sebuah cerita sosial dapat dibangun, misalnya, untuk memasuki kelas di pagi hari dan menyapa siswa serta guru lain.
Kisah sosial adalah deskripsi mendetail dari acara rutin yang menyertakan informasi sosial dasar, contohnya seperti “saya melihat wajah guru saya ke matanya dan mengucapkan selamat pagi.”
Ajarkan pentingnya kontak mata
Anak-anak dengan asperger mungkin menolak melakukan kontak mata dengan orang lain. Kontak mata adalah keterampilan yang dapat diteladani dan dipraktikkan di rumah.
Identifikasi situasi yang terjadi secara alami
Pastikan anak bisa mengidentifikasi keadaan secara alami. Misalnya bisa berkomentar, “itu sangat perhatian” atau “kamu sangat membantu saudara-saudaramu.”
Contohkan diskusi tentang perasaan dan pikiran pribadi
Cara ini akan sangat membantu untuk membicarakan bagaimana situasi tertentu membuat anak berbicara tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan sepanjang hari.
Ajarkan metafora dan kiasan
Anak-anak dengan asperger bisa menjadi sangat literal dan bingung dengan ekspresi umum. Mereka sering menemukan bahwa mempelajari arti frasa adalah hal yang rumit bagi mereka.
Ajarkan frasa keselamatan untuk digunakan anak-anak saat mereka bingung atau tidak yakin. Ini bisa berupa penjelasan sederhana seperti “saya tidak yakin apa yang harus dilakukan sekarang” atau “saya tidak mengerti yang kamu maksud”.
Mempraktikkan ini di rumah dapat membantu mengurangi kecemasan yang mungkin dirasakan anak-anak ketika mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!