Share This Article
Asma merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat. Di Indonesia sendiri, asma sudah menjadi penyakit tidak menular yang paling banyak ditemukan.
Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, penyakit tersebut diderita oleh sekitar 11 juta orang, setara 4,5 persen dari total jumlah penduduk di Tanah Air. Dari beberapa penyebab, faktor keturunan masih menjadi kekhawatiran tersendiri.
Lantas, benarkah asma adalah penyakit yang bisa diturunkan dari orangtua? Bisakah dicegah? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Sekilas tentang asma
Asma merupakan kondisi saat saluran udara di paru-paru mengalami penyempitan, pembengkakan, serta menghasilkan lendir berlebih. Hal tersebut menyebabkan proses pernapasan menjadi terganggu.
Bagi sebagian orang, asma adalah gangguan ringan. Tapi pada kelompok tertentu, keadaan ini bisa mengancam nyawa. Mengutip Mayo Clinic, asma tidak bisa disembuhkan, tapi gejalanya dapat dikontrol.
Asthma and Allergy Foundation of America menjelaskan, orang dewasa memiliki risiko kematian akibat asma empat kali lebih tinggi daripada anak-anak. Kondisi ini juga lebih rentan menyerang wanita ketimbang pria.
Apakah asma penyakit keturunan?
Asma adalah penyakit yang bisa didapat dari faktor keturunan. Meski, kondisi tersebut juga bisa disebabkan oleh faktor lain.
Menurut sebuah penelitian yang terbit di European Clinical Respiratory Journal, anak yang orangtuanya pernah mengidap asma mempunyai risiko 25 persen untuk mengalami kondisi serupa. Risiko bisa meningkat jadi 50 persen jika kedua orangtuanya sama-sama punya riwayat asma.
Bukan hanya itu, seseorang yang memiliki saudara kembar dengan riwayat asma juga berpotensi mengalami keadaan serupa, terutama kembar identik. Namun, meski punya risiko dari faktor keturunan, seseorang bisa mendapatkan asma dari faktor lingkungan.
Gen asma dari orangtua
Dikutip dari Global Allergy and Airways Patient and Platform, tak seperti penyakit keturunan lainnya, tidak ada gen tunggal untuk kondisi asma. Artinya, tidak ada jaminan bahwa kamu akan mengalami asma meski orangtua pernah mengidapnya.
Penelitian telah mengidentifikasi tentang kemungkinan gen yang bisa memicu asma, disebut dengan gen kompleks, yaitu DPP10, GRPA dan SPINK5. Gen itu bisa diwariskan ke anak dan keturunan lintas generasi.
Gen tersebut juga dapat membuat seseorang menjadi lebih peka terhadap banyak zat alergen yang ada di lingkungan sekitar, seperti debu, spora jamur, polusi asap, bulu hewan, serbuk sari, hingga partikel limbah.
Selain itu, seseorang bisa saja mengalami reaksi asma akibat cuaca dingin, stres, aktivitas fisik, hingga efek samping obat-obatan.
Gejala asma yang perlu diwaspadai
Asma bisa terjadi dalam tahap ringan maupun berat. Kondisi ini dapat berbahaya karena menyerang sistem pernapasan. Beberapa gejala asma yang patut diwaspadai adalah:
Batuk-batuk
Orang dengan asma biasanya mengalami batuk tak kunjung sembuh, terutama di malam hari. Batuk adalah reaksi ketika saluran udara mengalami peradangan yang disertai dengan mengencangnya otot tipis di sekelilingnya.
Batuk juga bisa dipicu akibat sulitnya oksigen menjangkau paru-paru dan adanya lendir berlebih di jalan napas.
Baca juga: Batuk Tak Kunjung Sembuh? Ketahui Berbagai Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Suara mengi
Menurut sebuah publikasi di Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat, suara mengi terjadi karena penyempitan saluran napas mulai dari laring hingga bronkus kecil. Suara itu diyakini muncul akibat getaran dinding saluran napas yang dilewati udara dengan kecepatan tinggi.
Sesak napas
Mengutip Healthline, banyaknya lendir di rongga udara menjadi faktor utama dari sesak napas. Keadaan tersebut sangat berbahaya, karena dapat memperburuk penyempitan yang telah terjadi. Gejala yang satu ini bisa menyebabkan sleep apnea, berhentinya napas beberapa detik saat tidur.
Sesak dada
Sesak dada biasanya muncul setelah batuk dan mengi. Saat saluran udara menyempit dan dipaksa untuk bernapas, otot di sekitar dada akan menegang.
Dikutip dari Medical News Today, sesak dada sebagai gejala asma merujuk pada dua kondisi, yaitu pneumomediastinum dan pneumothorax.
- Pneumomediastinum, yaitu kondisi saat rongga tengah paru-paru berisi udara, yang kemudian menimbulkan sensasi berat dan nyeri.
- Pneumothorax, yaitu kondisi lanjutan dari pneumomediastinum. Udara yang terjebak memberikan tekanan berlebih pada paru-paru, sehingga menyebabkan sesak pada dada.
Apakah bisa dicegah?
Asma, baik yang karena keturunan maupun faktor lain, tidak bisa disembuhkan sepenuhnya. Namun, ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk meminimalkan risiko terjadinya keadaan tersebut, yaitu:
- Berhenti dari kebiasaan merokok dan menghindari orang lain yang sedang merokok.
- Menghindari area yang dapat membuatmu terpapar bahan kimia atau asap di udara.
- Mengendalikan stres.
- Mengontrol berat badan.
- Menjaga kebersihan rumah.
- Menghindari alergen dan pemicu lain.
Nah, itulah ulasan tentang penyakit asma dan faktor keturunan sebagai kemungkinan penyebabnya. Untuk meminimalkan risikonya, lakukan beberapa langkah pencegahan seperti yang telah disebutkan, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!