Share This Article
Disfungsi ereksi atau juga disebut impotensi adalah kondisi umum terjadi pada pria. Di mana seseorang mengalami gangguan atau ketidakmampuan untuk ereksi, sehingga kesulitan untuk berhubungan seksual.Â
Masalah disfungsi ereksi dapat terjadi karena berbagai alasan kompleks. Termasuk melibatkan otak, hormon, emosi, saraf, otot dan juga pembuluh darah. Namun, tahukah kamu jika disfungsi ereksi juga dapat dipengaruhi oleh golongan darah seseorang?
Penelitian tentang golongan darah dan risiko disfungsi ereksi
Sebuah penelitian melibatkan 350 orang mencoba mengungkapkan hubungan antara golongan darah tertentu dengan kondisi disfungsi ereksi. Dari jumlah peserta yang ikut, dikelompokan menjadi dua, yaitu mereka yang mengalami disfungsi ereksi dan yang tidak.
Kemudian masing-masing dari peserta penelitian dipisahkan berdasarkan golongan darahnya. Ternyata, penelitian itu mengungkap bahwa golongan darah memengaruhi risiko terjadinya disfungsi ereksi pada seseorang.
Dilansir dari penelitian yang dipublikasikan Archivio Italiano di Urologia e Andrologia, risiko disfungsi ereksi meningkat secara signifikan pada individu dengan golongan darah A, B dan AB dibandingkan dengan individu pada golongan darah O.
Dibandingkan dengan golongan darah O, golongan darah A 3,9 kali lebih berisiko. Sementera golongan darah B 3,5 kali lebih berisiko, dan golongan darah AB 4,7 kali lebih berisiko mengalami disfungsi ereksi.
Hasil identifikasi tersebut tidak tergantung pada faktor pemicu seperti alkohol, merokok dan hipertensi. Hasil tersebut lebih mengacu pada kemungkinan pengaruh antigen pada golongan darah tertentu yang menyebabkan tingginya faktor risiko disfungsi ereksi.
Hasil tersebut juga dikaitkan dengan disfungsi endotel. Kesimpulan penelitian tersebut menyebutkan, dengan hasil yang ada mungkin bisa menjadi informasi penting dalam tindak pencegahan penyakit yang berhubungan dengan disfungsi ereksi.
Faktor risiko disfungsi ereksi lain yang lebih dikenal
Meski penelitian tersebut mengungkap adanya hubungan golongan darah dan risiko disfungsi ereksi, namun umumnya orang hanya mengetahui faktor risiko yang lebih sering terjadi seperti:
- Kondisi medis: Memiliki penyakit diabetes atau kondisi jantung tertentu.
- Merokok: Dapat membatasi aliran darah ke pembuluh darah, sehingga dapat berpotensi menyebabkan disfungsi ereksi.
- Kelebihan berat badan: Terutama pada mereka yang sudah memasuki tahap obesitas.
- Perawatan medis tertentu: Seperti operasi prostat atau radiasi untuk kanker.
- Cedera: Terutama cedera saraf atau arteri yang mengontrol ereksi.
- Obat-obatan: Termasuk antidepresan, antihistamin dan obat tekanan darah tinggi.
- Penyalahgunaan narkoba dan alkohol.
- Serta kondisi psikologis.
Nah, jika kamu memiliki salah satu faktor risiko dan juga memiliki golongan darah yang berisiko tinggi mengalami disfungsi ereksi, sebaiknya konsultasikan diri ke dokter untuk memastikan kondisimu.
Pengobatan disfungsi ereksi
Jika kamu mengalami disfungsi ereksi, sebaiknya segera bicarakan kepada dokter untuk mendapat perawatan medis. Karena kondisi ini dapat berkelanjutan dan dapat menyebabkan masalah kepercayaan diri dan menimbulkan stres.
Sementara untuk mengatasinya, biasanya disfungsi ereksi diobati dengan cara:
- Mengonsumsi obat-obatan seperti; viagra, tadalafil, vardenafil dan avanafil.
- Obat suntik, menggunakan jarum halus, obat disuntikkan ke pangkal atau samping penis.
- Terapi intrauretral alprostadil, yaitu obat yang dimasukkan ke dalam penis dan membantu penis ereksi.
- Penggantian testosteron. Terkadang disfungsi ereksi terjadi karena rendahnya kadar testosteron, sehingga diperlukan penggantian testosteron yang biasanya dikombinasikan dengan pengobatan lain.
- Pilihan pengobatan lain seperti pompa penis dan juga penggunaan obat alternatif lain bisa dilakukan, tergantung kondisi pasien dan rekomendasi dokter.
Jika berbagai cara sudah dilakukan tetapi tidak juga membantu, kemungkinan dokter akan merekomendasikan implan penis. Yaitu berupa menanam perangkat ke sisi penis melalui pembedahan untuk membantu proses ereksi.
Tidak cuma menjalani pengobatan seperti yang disebutkan di atas, jika kamu mengalami disfungsi ereksi, dokter kemungkinan akan merekomendasikanmu melakukan konseling psikologi. Karena disfungsi dapat menyebabkan stres, kecemasan dan juga depresi.
Demikian ulasan tentang kaitan masalah disfungsi ereksi dan juga golongan darah seseorang. Jangan ragu untuk melakukan konsultasi kalau kamu merasa memiliki risiko atau sudah mengalami gangguan disfungsi ereksi ya!
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar info sehat lainnya? Silakan chat langsung dengan dokter kami untuk konsultasi. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!