Share This Article
Obat tetes sering dipakai untuk sekadar membasahi mata agar tak kering. Namun, pengguna lensa kontak atau softlens mungkin pernah terpikir untuk menjadikan cairan pembersihnya sebagai obat tetes mata.
Pertanyaannya, apakah cairan lensa kontak cukup aman untuk digunakan sebagai pengganti obat tetes mata? Yuk, temukan jawabannya dengan ulasan berikut ini!
Baca juga: Yuk, Kenali 4 Penyebab Mata Berair dan Bagaimana Cara Mengatasinya
Perbedaan tetes mata dan cairan lensa kontak
Dari kegunaannya, baik cairan lensa kontak maupun obat tetes mata memiliki fungsi yang berbeda. Sebab, keduanya juga mempunyai kandungan yang tidak sama.
Berikut perbedaan tetes mata dan cairan lensa kontak dari kegunaan dan kandungannya:
Obat tetes mata
Obat tetes mata biasanya mengandung zat garam (saline) sebagai bahan dasarnya. Kegunaannya juga beragam, mulai dari sekadar membasahi mata hingga dijadikan obat untuk berbagai gangguan.
Selain zat garam sebagai bahan dasar, obat tetes mata juga mengandung banyak senyawa aktif, tergantung dari produk dan fungsi yang ditawarkan.
Dikutip dari Boulder Medical Center, bahan aktif yang biasanya ada pada produk obat tetes mata di antaranya seperti polietilen glikol, propilen glikol, gliserin, dan polivinil alkohol.
Pada umumnya, obat tetes mata dapat digunakan untuk mengatasi:
- Mata merah: Ada banyak hal yang bisa menyebabkan mata merah, seperti kelelahan hingga infeksi. Obat tetes mata dapat mengobati infeksi atau iritasi karena sifat antibiotik dan antiinflamasi yang dimiliki
- Mata kering: Seiring bertambahnya usia, tubuh menghasilkan lebih sedikit air mata dengan kualitas yang rendah pula. Nah, obat tetes mata bisa berfungsi sebagai pelumas yang membasahi kornea atau selaput bening (lapisan terluar)
- Mata gatal: Kondisi ini sering kali dipicu oleh mata kering atau iritasi akibat benda asing. Seperti yang telah disebutkan, obat tetes mata bisa membantu mengatasi iritasi dan kekeringan pada organ penglihatan
- Alergi mata: Selain pada kulit, reaksi alergi juga bisa terjadi di mata dengan gejala gatal dan kemerahan. Beberapa produk obat tetes mata menawarkan kandungan antihistamin yang dapat meredakan reaksi tersebut
- Glaukoma: Kondisi ini terjadi ketika ada peningkatan tekanan pada mata, bisa menyebabkan kerusakan saraf optik hingga memicu kebutaan. Perawatan glaukoma sering kali menggunakan obat tetes mata yang mengandung zat seperti gliserin
- Herpes pada mata: Gejala penyakit herpes tak hanya bisa terjadi di kulit, tapi juga mata. Peradangan biasanya berlangsung di kornea, selain kelopak. Alih-alih menggunakan krim, dokter biasanya meresepkan obat tetes mata yang mengandung antivirus
- Persiapan operasi: Gangguan serius pada mata seperti katarak memerlukan prosedur operasi. Obat tetes mata digunakan sebelum operasi untuk meminimalkan terjadinya infeksi. Obat yang sama juga berfungsi untuk memperbesar pupil dan membuat area terdampak mati rasa
Cairan lensa kontak
Jika kamu adalah pengguna lensa kontak dan sering memakainya lebih dari sekali, penting untuk membersihkan softlens dengan cairan khusus. Disinfeksi bertujuan membunuh bakteri dan kuman.
Bicara soal kandungan, banyak produk cairan lensa kontak memiliki bahan utama hidrogen peroksida. Senyawa itu dipilih karena tidak memerlukan pengawet dan relatif aman untuk semua orang, termasuk yang memiliki sensitivitas atau alergi terhadap zat kimia.
Hidrogen peroksida sangat bagus untuk mendisinfeksi lensa kontak, tapi bisa menyebabkan perih jika terkena mata. Maka dari itu, sebelum memakai lensa kontak, penting untuk menetralkannya dengan larutan yang biasanya tersedia di casing produk softlens.
Pastikan juga untuk mengeringkan wadah softlens secara menyeluruh. Sebab, wadah yang lembap dapat mengundang bakteri dan mikroorganisme lain. Sebaiknya, ganti softlens-mu dengan yang baru setidaknya setiap tiga bulan untuk meminimalkan risiko infeksi.
Bolehkah menggunakan cairan softlens sebagai tetes mata?
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tetes mata dan cairan lensa kontak memiliki kandungan dan fungsi berbeda. Itu artinya, cairan lensa kontak sebaiknya tidak digunakan sebagai tetes mata. Apalagi, jika cairan lensa kontak itu punya kadar hidrogen peroksida yang tinggi.
Food and Drug Administration (FDA) juga melarang penggunaan cairan lensa kontak sebagai tetes mata. Jika terkena hidrogen peroksida, mata bisa terasa perih, muncul sensasi terbakar, hingga yang terparah adalah terjadinya kerusakan kornea.
Sebaliknya, obat tetes mata bisa kamu gunakan setelah melepas lensa kontak. Sebab, penggunaan lensa kontak dalam waktu yang lama dapat membuat mata kering.
Nah, itulah ulasan tentang penggunaan tetes mata dan cairan lensa kontak yang perlu kamu tahu. Gunakan tetes mata dan cairan lensa kontak sesuai dengan fungsinya masing-masing agar tak ada dampak buruk yang ditimbulkan, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!