Share This Article
Kasus digigit tomcat atau kumbang penjelajah selalu heboh, lantaran bentuk lukanya yang terlihat parah. Namun demikian, luka yang ditimbulkan bisa sembuh dengan sendirinya.
Sebenarnya, tomcat tidak menggigit atau menyengat, iritasi kulit yang timbul merupakan paparan racun dari binatang ini.
Sekilas tentang serangga tomcat
Tomcat merupakan serangga yang masuk dalam kelompok genus paederus. Kumbang ini menyerang semua kelompok umur, mulai dari bayi, anak-anak maupun orang dewasa.
Tomcat yang sudah dewasa memiliki panjang 7-10 mm dan lebar 0,5 mm. Terdapat warna hitam pada kepala, abdomen bawah dan elytral atau daerah yang meliputi sayap dan seperti segmen abdomen. Selain itu, terdapat juga warna merah pada toraks dan abdomen atas.
Hewan ini merupakan serangga yang berguna. Karena merupakan predator aktif pada beberapa serangga pengganggu tanaman padi. Bertambah banyaknya populasi hewan ini menunjukkan perubahan keseimbangan lingkungan atau musim hujan yang berkepanjangan.
Biasanya, tomcat kerap muncul menjelang petang. Pada malam hari, kumbang ini tertarik pada lampu pijar dan neon. Itu sebabnya tomcat sering secara tidak sengaja bersentuhan dengan manusia.
Seperti apa efek digigit tomcat?
Meskipun bukan dengan cara digigit, tapi paparan racun tomcat bisa menimbulkan iritasi pada kulit manusia. Jenis gangguan kulit ini dinamakan dermatitis paederus. Selain itu, racun tomcat juga bisa menyebabkan konjungtivitis.
Racun tomcat dikeluarkan saat serangga ini tidak sengaja tergencet atau tertekan. Paparan juga bisa terjadi secara tidak langsung, di mana racun menyebar melalui tangan atau handuk, baju dan barang lain yang sudah terpapar.
Adapun gejala yang dapat timbul karena digigit tomcat adalah sebagai berikut:
Gejala klinis digigit tomcat
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut gejala dermatitis paederus ini bisa terjadi secara ringan, sedang hingga berat. Kamu pun bisa mengalami infeksi sekunder di lokasi iritasi ini.
Pada kondisi ringan, ruam yang timbul hanya sedikit. Kemunculan ruam ini dimulai pada 24 jam setelah kamu terpapar dan berlangsung selama 48 jam. Beberapa orang mengeluhkan timbulnya rasa pedas, panas dan gatal.
Pada infeksi sedang, terdapat ruam 24 jam setelah kontak dan sekitar 48 jam setelahnya akan timbul vesikula dengan lepuh yang membesar secara bertahap. Vesikula ini akan mengering selama 8 hari, terkelupas lalu menghasilkan bekas halus.
Pada iritasi berat, terdapat lecet dan bekas luka berpigmen. Racun tomcat juga bisa menyebabkan neuralgia, arthralgia, demam dan muntah.
Gejala klinis pada anak
Pada anak yang gemuk, dermatitis yang muncul biasanya disebut kissing lesion. Hal ini terjadi karena kontak racun terjadi di daerah lipatan kulit.
Akibatnya, muncul sepasang luka atau lesi kulit yang sama karena luka pertama menempel dengan kulit lain.
IDAI mencatat dalam kasus yang luar biasa terjadi pada anak sekolah dasar, dermatitis kontak muncul dalam waktu 24 jam setelah paparan, sementara rasa terbakar muncul dalam waktu 4 jam.
Apa obat untuk mengatasi iritasi karena tomcat?
Saat ini belum ada pertolongan pertama yang spesifik untuk mengatasi paparan racun tomcat. Menghindari kontak dengan racun menjadi satu hal yang paling baik untuk dilakukan.
Ketika kamu terpapar, cobalah untuk mencuci lokasi di tubuh yang terpapar ini dengan air dan sabun, lalu berikan kompres air dingin. Gunakan juga antihistamin atau oleskan lidah buaya untuk meringankan gejala yang timbul di area yang terpapar.
Berikan juga salep antibakteri dan konsumsi antibiotik oral karena sebagian besar spesies tomcat bersimbiosis dengan bakteri yang mungkin bisa mencemari lokasi kulit atau mata yang terpapar.
Demikianlah berbagai penjelasan tentang efek digigit tomcat dan bagaimana cara menangani iritasi yang mungkin bisa timbul. Selalu cari pertolongan medis untuk masalah kulit yang serius, ya!
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.