Share This Article
Mantan atlit voli nasional sekaligus anggota TNI AD, Aprilia Manganang, baru saja menghebohkan dunia maya terkait pengakuan status jenis kelaminnya sebagai laki-laki.
Hal ini cukup menggegerkan, karena sebelumnya April dikenal sebagai atlit voli perempuan.
Namun setelah pihak TNI melakukan serangkaian pemeriksaan medis. Diketahui bahwa selama ini April mengalami sebuah kelainan yang dinamakan hipospadia.
Mari kenali fakta-fakta seputar kondisi tersebut, termasuk penelitian terkait, dan penanganan yang bisa dilakukan.
Baca juga: 7 Jenis Cedera Olahraga yang Sering Terjadi dan Harus Kamu Waspadai
Apa itu hipospadia?
Dilansir dari penelitian yang diterbitkan di NCBI, hipospadia adalah salah satu kelainan bawaan yang paling umum terjadi pada pria.
Kondisi ini biasanya ditandai dengan pembukaan uretra yang berada di bagian bawah penis. Uretra adalah saluran di mana air kencing mengalir dari kandung kemih dan keluar dari tubuh.
Sekitar 70 persen kasus hipospadia dianggap sebagai bentuk ringan yang tidak berhubungan dengan kelainan bentuk urogenital lainnya.
Sisanya sebanyak 30 persen adalah kasus hipospadia proksimal, atau memiliki tingkat kompleksitas yang lebih rumit.
Berapa persentase kejadiannya di dunia?
Masih dari jurnal yang sama, prevalensi hipospadia di Eropa adalah sekitar 18,6 per 10.000 kelahiran.
Adapun kasus kejadian tertinggi ada di Amerika Utara, dengan jumlah 34,2 kejadian per 10.000 kelahiran.
Sementara itu, di Asia tingkat kejadian hipospadia termasuk yang terendah, yaitu 0,6–69 kasus per 10.000 kelahiran.
Penyebab hipospadia
Ini merupakan kejadian yang bersifaat bawaan lahir. Pada kasus kehamilan normal, saat penis berkembang pada janin laki-laki, hormon tertentu merangsang pembentukan uretra dan kulup.
Hipospadia terjadi ketika hormon-hormon tersebut mengalami gangguan atau kerusakan. Sehingga menyebabkan uretra berkembang secara tidak normal.
Dalam kebanyakan kasus, penyebab pasti hipospadia tidak dapat diketahui. Meski kadang-kadang hipospadia bersifat genetik, tetapi faktor lingkungan juga dianggap dapat berperan dalam menyebabkannya.
Faktor risiko
Meskipun penyebab hipospadia biasanya tidak diketahui, faktor-faktor ini dianggap cukup terkait dengan kondisi tersebut:
- Riwayat kesehatan keluarga, hipospadia lebih sering terjadi pada bayi dengan riwayat keluarga yang pernah mengalaminya.
- Genetika, variasi gen tertentu mungkin berperan dalam gangguan hormon yang merangsang pembentukan alat kelamin pria.
- Usia ibu, dilansir dari Mayoclinic, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan risiko hipospadia pada bayi laki-laki yang lahir dari wanita berusia di atas 35 tahun.
- Paparan zat tertentu selama kehamilan seperti pestisida atau bahan kimia industri. Tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hal ini.
Diagnosis yang dilakukan
Hipospadia paling sering terlihat saat bayi telah lahir. Tidak hanya terdeteksi dari lubang kencing di tempat yang salah, tetapi kulup juga seringkali tidak terbentuk sempurna di bagian bawah penis.
Ini menghasilkan “tudung punggung” yang membuat ujung penis terbuka. Seringkali tampilan kulup inilah yang mendorong terjadinya berbagai gangguan kesehatan di masa yang akan datang.
Pengobatan hipospadia
Kelainan ini dapat ditangani dengan tindakan pembedahan. Tujuannya adalah untuk membuat penis lurus dan normal, dengan saluran kemih yang berakhir di atau dekat ujungnya.
Operasi ini sebagian besar melibatkan 4 langkah, di antaranya adalah:
- Meluruskan poros
- Membuat saluran kemih
- Memposisikan meatus (lubang kencing) di kepala penis
- Menyunat atau merekonstruksi kulup
Perbaikan hipospadia sering dilakukan dalam 90 menit (untuk distal) hingga 3 jam (untuk proksimal) di hari yang sama. Dalam beberapa kasus, perbaikan juga bisa dilakukan secara bertahap.
Ahli bedah umumnya lebih suka melakukan operasi hipospadia pada anak laki-laki yang cukup bulan dan sehat antara usia 6 dan 12 bulan. Tetapi hipospadia dapat diperbaiki pada anak-anak dari segala usia dan bahkan pada orang dewasa.
Setelah operasi dilakukan
Operasi hipospadia modern umumnya berhasil menghasilkan penis yang berfungsi dengan baik dan terlihat normal (atau hampir normal). Perbaikan yang berhasil akan bertahan seumur hidup dan juga akan menyesuaikan saat penis tumbuh di masa pubertas.
Anak laki-laki lebih mampu menangani operasi ini dengan baik, terutama jika dibantu dengan obat untuk mengurangi rasa sakit. Dalam beberapa kasus, pengobatan mungkin diperlukan untuk mengobati kejang kandung kemih.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!