Share This Article
Hingga saat ini, banyak masyarakat Indonesia yang lebih mengenal tes DNA hanya untuk mengetahui riwayat keturunan saja. Padahal fungsi tes DNA ini juga bisa untuk mengetahui penyakit apa yang terdapat dalam tubuh.
Apa itu DNA?
Dilansir dari Genetics Home Reference, DNA atau sering disebut juga sebagai deoksiribonukleat adalah sejenis biomolekul yang menyimpan serta membentuk instruksi-instruksi genetika di setiap organisme.
Tak hanya itu saja, DNA juga menyimpan banyak jenis virus, yang berfungsi juga untuk pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi organisme dan virus itu sendiri.
Banyak orang melakukan tes DNA itu hanya untuk mengetahui asal-usul riwayat keluarga kandung. Namun tak banyak yang tahu banyak selain itu, ada beberapa manfaat lain ketika kamu menjalani tes DNA.
Baca juga: Semakin Canggih, Inilah Teknologi Bayi Tabung Embryoscopy dan PGS
Fungsi tes DNA
Berikut ini beberapa manfaat lainnya dari tes DNA seperti yang dilansir dari laman Mayo Clinic:
1. Tes diagnostik
Jika kamu memiliki gejala penyakit yang mungkin disebabkan oleh perubahan genetik, kadang-kadang disebut gen bermutasi, pengujian genetik dapat mengungkapkan jika kamu memiliki kelainan.
Misalnya, pengujian genetik dapat digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis fibrosis kistik atau penyakit huntington.
2. Tes Carrier
Biasanya jika kamu memiliki riwayat keluarga dengan kelainan genetik seperti anemia, sel sabit atau cystic fibrosis, kamu berada dalam kelompok etnis yang memiliki risiko tinggi kelainan genetik tertentu.
Tentu saja, kamu dapat memilih untuk melakukan tes genetik ini sebelum memiliki anak. Tes skrining karier yang diperluas dapat mendeteksi gen yang terkait dengan berbagai macam penyakit.
Tak hanya itu saja tes ini juga mampu mengidentifikasi apakah kamu dan pasangan memiliki karier untuk memiliki kondisi yang sama.
3. Tes prenetal
Tes ini akan dilakukan ketika kamu dalam masa kehamilan. Tes dapat mendeteksi beberapa jenis kelainan pada gen bayi.
Sindrom down dan sindrom trisomi 18 adalah dua kelainan genetik yang sering disaring sebagai bagian dari pengujian genetik prenatal.
Secara tradisional tes ini dilakukan untuk melihat penanda dalam darah atau dengan tes invasif seperti amniosentesis.
Tes yang lebih modern disebut sebagai tes DNA dan bebas sel melihat DNA bayi melalui tes darah yang dilakukan pada sang ibu.
4. Tes presimtomatik dan prediktif
Jika memiliki riwayat keluarga dengan kondisi genetik, pastikan kamu melakukan pengujian tes genetik sebelum timbulnya gejala kelainan.
Tes ini dilakukan untuk menunjukkan apakah kamu berisiko mengembangkan kondisi itu. Misalnya, jenis tes ini mungkin berguna untuk mengidentifikasi risiko terhadap jenis kanker kolorektal tertentu.
5. Farmakogenetik
Jika kamu memiliki kondisi atau penyakit kesehatan tertentu, jenis tes genetik ini dapat membantu menentukan obat dan dosis apa yang paling efektif serta bermanfaat bagi kesehetan tubuhmu.
6. Tes bayi baru lahir
Tes ini adalah salah satu jenis pengujian genetik yang paling umum. Dilansir dari Mayo Clinic, di Amerika Serikat semua negara bagian mewajibkan bayi baru lahir diuji kelainan genetik dan metabolisme yang menyebabkan kondisi tertentu.
Jenis tes genetik ini penting karena jika hasilnya menunjukkan ada kelainan seperti hipotiroidisme bawaan, penyakit sel sabit atau fenilketonuria (PKU), perawatan dan perawatan dapat segera dimulai lebih awal demi meminimalisir bahaya yang lain saat bayi mulai tumbuh dewasa.
7. Pengujian praimplantasi
Biasanya tes ini digunakan bagi kamu yang ingin menjalani prosedur bayi tabung. Pengujian pra-implantasi ini bertujuan untuk mendeteksi perubahan pada pribadi yang terbentuk dengan teknik tertentu.
Misalnya dapat digunakan ketika kamu ingin mencoba untuk mengandung anak melalui fertilisasi in vitro.
Embrio yang disaring untuk kelainan genetik. Embrio tanpa kelainan ditanamkan di dalam rahim dengan harapan mencapai kehamilan.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!