Share This Article
Batuk atau sesak napas bisa menjadi tanda sejumlah penyakit yang berhubungan dengan saluran pernapasan. Salah satunya bisa menjadi gejala penyakit PPOK.
Apa itu penyakit PPOK dan apa saja gejala lainnya, selain batuk dan sesak napas? Yuk simak dalam ulasan berikut ini!
Apa itu penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)?
PPOK atau penyakit paru obstruktif kronis adalah penyakit paru-paru inflamasi yang menyebabkan aliran udara dari paru-paru terhambat. Orang dengan PPOK biasanya mengalami kondisi emfisema dan bronkitis kronis.
Emfisema adalah kondisi saat saluran udara terkecil di paru-paru atau yang disebut alveolus hancur akibat paparan asap rokok atau karena gas yang merusak. Bisa juga karena bahan partikulat yang mengiritasi lainnya.
Sementara bronkitis kronis adalah peradangan pada lapisan saluran bronkial. Bronkial adalah saluran yang membawa udara ke dan dari alveoli paru-paru. Lalu apa saja gejala penyakit paru obstruktif kronis?
Gejala penyakit PPOK
Gejala penyakit PPOK biasanya tidak terlihat sampai terjadi kerusakan yang signifikan di paru-paru. PPOK adalah penyakit progresif yang akan terus memburuk dari waktu ke waktu.
Jika tidak diatasi dengan tepat, semakin lama, orang yang mengalaminya, akan menunjukkan sejumlah gejala. Gejala penyakit PPOK ini dapat dibedakan menjadi beberapa tahapan, dari gejala awal atau ringan, hingga gejala penyakit PPOK yang sudah parah atau memburuk.
Gejala penyakit PPOK di tahap awal
Karena gejalanya yang ringan, beberapa orang mungkin akan mengira mereka hanya mengalami flu. Karena gejala ringan meliputi:
- Sesak napas, terutama setelah berolahraga
- Batuk ringan yang berulang
- Sering berdehem, terutama di pagi hari
- Kamu juga mungkin akan menghindari aktivitas fisik, karena akan memancing timbulnya gejala.
Gejala penyakit PPOK yang sudah memburuk
Gejala ini biasanya muncul saat paru-paru sudah mengalami kerusakan yang signifikan. Gejalanya berupa:
- Sesak napas, bahkan hanya karena aktivitas fisik ringan seperti menaiki tangga
- Mengi atau mengeluarkan suara saat bernapas. Terutama saat mengembuskan napas
- Sesak di dada
- Batuk kronis dengan atau tanpa lendir
- Merasa perlu membersihkan lendir dari paru-paru setiap hari
- Sering masuk angin, flu atau mengalami infeksi saluran pernapasan lainnya
- Kekurangan energi
Gejala penyakit PPOK lain yang mungkin terjadi
Selain yang sudah disebutkan, seseorang dapat menunjukkan gejala penyakit paru obstruktif kronis berupa:
- Kelelahan
- Pembengkakan di kaki, pergelangan kaki atau tungkai kaki
- Penurunan berat badan
Gejala penyakit paru obstruktif kronis ini mungkin akan lebih buruk jika kamu adalah seorang perokok, dan masih aktif merokok atau secara teratur terpapar asap rokok orang lain.
Orang dengan PPOK juga cenderung mengalami kondisi yang disebut eksaserbasi, yaitu gejala semakin memburuk dari hari-hari sebelumnya dan bertahan selama beberapa hari.
Bagaimana cara diagnosis penyakit paru obstruktif kronis?
Dibutuhkan serangkaian tes untuk memberikan diagnosis PPOK. Hal yang pertama dilakukan adalah mencari tahu gejala penyakit PPOK yang dialami pasien, diikuti pemeriksaan fisik dan tes diagnostik.
Setelah mengumpulkan sejumlah gejala penyakit PPOK yang muncul, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan paru-paru saat kamu bernapas.
Kemudian baru akan dilakukan pemeriksaan lanjutan. Beberapa pemeriksaan penyakit paru obstruktif kronis yang mungkin dilakukan antara lain:
- Spirometri: Merupakan tes non-invasif untuk melihat fungsi paru-paru. Pasien akan diminta menarik napas dalam-dalam dan meniupkan napas ke dalam tabung yang terhubung ke spirometer.
- Pencitraan: Menggunakan CT Scan atau X-ray. Dengan tes ini dokter bisa melihat lebih rinci kondisi paru-paru.
- Tes darah arteri: Dibutuhkan pengambilan sampel darah untuk melihat ukuran oksigen darah, karbon dioksida dan kandungan lainnya.
Perawatan penyakit paru obstruktif kronis
Jika terdiagnosis PPOK, pasien akan diminta melakukan sejumlah perawatan untuk memperlambat perkembangan penyakit. Perawatannya seperti:
Terapi oksigen
Operasi, biasanya dilakukan pada orang yang sudah mengalami emfisema yang parah atau saat pengobatan lain gagal.
Perubahan gaya hidup, termasuk berhenti merokok, mencukupi kebutuhan nutrisi dan mencari olahraga yang aman.
Selain itu, pasien mungkin juga akan direkomendasikan melakukan pengobatan berupa:
- Bronkodilator inhalasi, yaitu obat yang digunakan dengan nebulizer atau inhaler untuk membantu mengendurkan otot yang tegang di saluran udara.
- Kortikosteroid, biasanya dapat digunakan untuk mengurangi peradangan di saluran udara dan menurunkan produksi lendir.
- Antibiotik dan antivirus, mungkin diresepkan jika terjadi infeksi pernapasan tertentu.
- Teofilin, obat yang digunakan untuk meredakan sesak napas dan sesak di dada.
- Penghambat fosfodiesterase-4, obat berupa pil yang berfungsi untuk mengurangi peradangan dan mengendurkan saluran udara.
Selain yang sudah disebutkan mungkin diperlukan vaksin flu tahunan, vaksin pneumokokus dan penguat tetanus.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!