Share This Article
Gurih dan renyahnya gorengan memang membuat banyak orang mengidolakannya. Biasanya gorengan terasa nikmat disantap saat senggang atau sebagai camilan sambil mengerjakan sesuatu.
Situs global TasteAtlas pada 2013 bahkan pernah menobatkan dua kudapan Indonesia yakni pisang goreng dan batagor (bakso tahu goreng) sebagai makanan terenak nomor satu di dunia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, adanya peningkatan konsumsi gorengan pada masyarakat Indonesia. Pada 2018, ada 45 persen penikmat gorengan, angkanya naik sebesar 6,7 persen yakni menjadi 51,7 persen pada 2023.
Dari persentase di atas, penduduk Indonesia usia 6 tahun ke atas tercatat menyantap gorengan sebanyak 1-6 kali dalam seminggu. Ini membuktikan betapa cintanya masyarakat Indonesia pada gorengan.
Apakah Gorengan Sehat?
Tahukah kamu? Di balik nikmatnya menyantap gorengan ternyata makanan satu ini tergolong tidak sehat. Makanan yang proses pengolahannya direndam dalam minyak banyak dan panas, cenderung mengandung lebih tinggi kalori dan lemak trans, salah satu jenis lemak jenuh. Bisa dibilang, zat gizinya rusak dan hilang selama proses penggorengan.
Bahaya Mengonsumsi Gorengan Berlebihan
Dalam studi oleh Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia, ada beberapa dampak buruk jika mengonsumsi gorengan secara berlebihan.
1. Menyebabkan kelebihan berat badan
Makanan yang digoreng meningkatkan kalori akibat penyerapan lemak dari minyak. Jika asupan kalori harian semakin tinggi, maka berisiko mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. Lemak trans juga dapat memengaruhi kerja hormon yang dapat meningkatkan nafsu makan dan menambah penyimpanan lemak.
2. Meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular
Gorengan juga dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke. Hal ini karena minyak goreng mengandung banyak lemak jenuh dan lemak trans yang dapat meningkatkan kadar kolesterol.
3. Meningkatkan risiko diabetes tipe 2
Tepung yang biasanya terdapat pada gorengan mengandung lebih banyak karbohidrat sederhana, lemak tidak sehat, dan tinggi kalori. Banyaknya lemak yang terdapat pada gorengan dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2.
4. Meningkatkan risiko kanker
Zat akrilamida yang terbentuk selama proses memasak dengan suhu tinggi dapat menyebabkan beberapa jenis kanker, termasuk kanker ovarium.
5. Menambah asupan lemak trans
Lemak trans terbentuk saat makanan digoreng pada suhu yang tinggi. Proses menggoreng ini dapat mengubah struktur kimiawi lemak, sehingga sulit dicerna oleh tubuh.
Lemak Trans Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular
Jika dikonsumsi lebih dari 1 persen dari total energi dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung dan aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah akibat penumpukan plak).
Melansir dari situs Kementerian Kesehatan, gorengan dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas, yang menjadi salah satu pencetus risiko penyakit jantung. Minyak goreng juga mengandung banyak lemak jenuh dan lemak trans yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.
Hal tersebut dapat menjadi akar dari berbagai penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke.
Mengonsumsi gorengan dalam jumlah yang kecil atau sekitar 114 gram saja bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke sebesar 3 persen, penyakit jantung sebesar 2 persen, dan gagal jantung sebesar 12 persen.
Studi literatur oleh tim Jurusan Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan pada Universitas Jenderal Soedirman yang dipublikasikan di Jurnal Riset Gizi menyimpulkan, sejumlah penelitian menyatakan adanya hubungan positif antara pola konsumsi gorengan dengan risiko penyakit kardiovaskular pada usia dewasa dan lanjut usia.
Semakin tinggi asupan makanan gorengan akan meningkatkan risiko kejadian penyakit kardiovaskular.
Mengapa Penyakit Kardiovaskular Harus Diwaspadai?
Penyakit jantung merupakan penyakit penyumbang angka kematian terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Institute for Health Metrics and Evaluation di 2019, penyakit jantung menduduki peringkat satu penyebab kematian tertinggi, yakni 251 angka kematian setiap 100 ribu penduduk.
Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut pada 2016, sebesar 73 persen kematian di dunia disebabkan oleh penyakit tidak menular (PTM), dengan 35 persen di antaranya karena penyakit kardiovaskular.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia pada 2018 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit jantung pada masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas adalah sebesar 1,5 persen.
Seraya itu, studi cohort di Amerika Serikat pada 2020 melaporkan bahwa frekuensi mengonsumsi makanan yang digoreng secara positif berhubungan dengan kejadian gagal jantung. Terbukti dengan adanya 632 kasus baru gagal jantung yang terjadi.
Studi oleh Cahill pada 2014 menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara mengonsumsi gorengan yang beli di luar rumah dengan terjadinya penyakit jantung koroner pada perempuan. Hal ini disebabkan dari proses menggoreng makanan yang beli di luar rumah terjadi penurunan kualitas minyak, terutama ketika minyak digunakan kembali secara berulang-ulang.
Cara Menikmati Gorengan agar Lebih Sehat
1.Digoreng dengan minyak sehat
Jenis minyak dapat memengaruhi risiko kesehatan. Kamu bisa mengganti minyaknya dengan minyak kelapa, minyak zaitun, dan minyak alpukat.
2.Hindari menggoreng dengan jelantah
Hindari memasak gorengan dengan minyak bekas atau jelantah. hal ini dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi.
3.Menggoreng dengan oven
Selain digoreng, kamu juga bisa mendapatkan tekstur makanan renyah dengan menggunakan oven. Di sini kamu tidak perlu menggunakan minyak yang banyak.
4. Beralih ke airfryer
Airfryer dapat menggoreng makanan dengan udara panas. Alat ini dapat menurunkan penggunaan minyak hingga 70-80 persen dibandingkan dengan cara tradisional.
Menikmati gorengan tidak ada yang melarang. Tapi agar tidak menyebabkan penyakit sebaiknya atur porsi gorengan kamu dalam sehari atau sepekan, dan lebih baik bikin sendiri gorengan dengan bahan-bahan yang lebih sehat.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter terkait dengan masalah kesehatan kamu di aplikasi Good Doctor. Dokter terpercaya kami akan membantu dengan layanan 24/7.
Referensi:
1.Taste Atlas, Indonesian Snacks, https://www.tasteatlas.com/best-rated-snacks-in-indonesia. Publish 2024
2.Kementerian Kesehatan, Bahaya Gorengan, https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2444/bahaya-gorengan. Publish 2023
3.Jurnal Riset Gizi, Studi Literatur: Hubungan Pola Konsumsi Makanan Gorengan dengan Penyakit Kardiovaskular. Publish 2020
4.Promkes Harnety, Bahayanya Sering Makan Gorengan. Publish 2021
5.CNBC Indonesia, Ini Awal Mula Warga RI Kecanduan Gorengan yang Bisa Bikin Mati!, https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20241005092220-33-577180/ini-awal-mula-warga-ri-kecanduan-gorengan-yang-bisa-bikin-mati.Publish 2024
6.Good Doctor, Waspadai Bahaya Efek Makan Gorengan bagi Kesehatan, https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/nutrisi/efek-makan-gorengan-bagi-kesehatan/. Publish 2020
7.CNBC Indonesia, Waspada Kematian! Separo Lebih Warga RI Kecanduan Gorengan, https://www.cnbcindonesia.com/research/20240930135508-128-575708/waspada-kematian-separo-lebih-warga-ri-kecanduan-gorengan. Publish 2024.