Share This Article
Gula rafinasi yang dikonsumsi berlebihan kerap kali dikaitkan dengan berbagai kondisi kesehatan serius. Perlu diketahui, gula jenis ini banyak ditemukan dalam berbagai makanan sehingga sangat sulit untuk menghindarinya.
Asupan gula rafinasi yang berlebihan bisa menyebabkan penyakit berbahaya, salah satunya kegemukan atau obesitas. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai gula rafinasi, yuk, simak penjelasannya berikut.
Baca juga: 5 Daftar Pemanis Alami Pengganti Gula yang Lebih Menyehatkan
Apa itu gula rafinasi?
Dilansir dari Livestrong.com, gula rafinasi diekstraksi dari bit gula atau tebu dan kemudian ditambahkan ke berbagai produk, mulai dari permen, coklat, hingga minuman ringan. Gula jenis ini cepat diserap ke dalam aliran darah sehingga menyebabkan insulin dan glukosa darah melonjak.
Diperkirakan sekitar 74 persen makanan kemasan mengandung gula rafinasi di dalamnya. Beberapa contoh produk yang mengandung jenis gula ini adalah sereal, roti, keripik kentang, energy bar, dan jus buah kemasan.
Contoh umum dari gula jenis ini adalah sukrosa dan sirup jagung fruktosa tinggi atau HFCS. Proses pembuatan sukrosa dimulai dengan mencuci tebu atau bit, mengirisnya, dan direndam dengan air panas sehingga memungkinkan untuk mengekstrak sari manisnya.
Sementara untuk mendapatkan sirup jagung fruktosa tinggi dilakukan penggilingan jagung terlebih dahulu untuk membuat pati yang kemudian diolah lebih lanjut menjadi sirup.
Enzim kemudian ditambahkan dimakan akan meningkatkan kandungan gula fruktosa yang membuat sirup lebih manis.
Efek kesehatan akibat mengonsumsi gula rafinasi
Gula olahan dalam makanan ini berkontribusi pada penambahan berat badan, hiperglikemia, dan gangguan metabolisme tubuh. Menurut sebuah studi pada 2017 yang diterbitkan dalam Scientific Reports, diet tinggi gula bisa meningkatkan risiko pengembangan depresi dan gangguan mental.
Studi lain di American Journal of Public Health pada 2014, minuman yang dimaniskan dengan gula berkaitan dengan percepatan penuaan sel. Karena itu, sebaiknya membatasi konsumsi gula jenis ini.
Perlu diketahui, makanan yang diperkaya dengan HFCS dapat menyebabkan tubuh menjadi resisten terhadap leptin. Leptin sendiri merupakan hormon yang memberi sinyal pada tubuh, kapan harus makan dan kapan harus berhenti.
Beberapa penelitian juga mengaitkan diet tinggi gula tambahan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Tak hanya itu, diet kaya gula rafinasi sering pula dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi, demensia, penyakit, hati, dan jenis kanker tertentu.
Bagaimana menghindari asupan gula rafinasi?
Gula ini sering disebut juga dengan karbohidrat rafinasi ini mudah ditemukan dalam makanan dan minuman olahan. Karena itu, The American Heart Association merekomendasikan agar wanita membatasi asupan gula hingga 25 gram per hari atau setara dengan 6 sendok teh.
Sementara untuk pria, biasanya asupan gula dibatasi dengan tidak melebihi 38 gram setiap hari atau setara 9 sendok teh. Untuk mencegah kelebihan asupan gula, maka ketika membeli barang harus melihat komposisinya.
Nah, asupan jenis gula satu ini bisa dihindari dengan melakukan beberapa cara seperti:
Ketahui produk yang mengandung gula
Beragam nama produk akan menampilkan kandungan di label, salah satunya sirup jagung fruktosa tinggi dan bahan yang diakhiri dengan -osa seperti glukosa, maltosa, atau dekstrosa. Beberapa kategori makanan yang sering mengandung gula rafinasi, yakni:
- Minuman ringan. Biasanya terdapat pada minuman olahraga, kopi, minuman energi, air vitamin, hingga jus buah.
- Makanan untuk sarapan. Gula rafinasi juga mudah ditemukan pada menu sarapan, seperti granola, sereal, atau bar sereal.
- Makanan yang dipanggang. Beberapa makanan tersebut, antara lain pai, croissant, dan roti.
- Makanan diet. Jenis gula ini juga bisa terkandung di dalam, yoghurt rendah lemak, selai kacang rendah lemak, dan saus rendah lemak.
Turunkan asupan pemanis tambahan
Konsumsi lebih sedikit makanan olahan dan menggantinya dengan yang alami bisa membantu mengurangi jumlah jenis gula satu ini.
Tak hanya itu, kamu juga bisa menurunkan asupan gula dengan mengurangi penggunaan pemanis berupa sukrosa, sirup agave, gula merah, sirup beras, dan gula kelapa.
Baca juga: Minyak Goreng untuk Diet: Ketahui Jenis dan Cara Penggunaannya!
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.