Share This Article
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga menarik seluruh produk jajanan cokelat populer bernama Kinder. Usut punya usut, penarikan itu dilakukan karena ada dugaan bahwa produk serupa di luar negeri mengandung bakteri Salmonella.
Lantas, apa sebenarnya Salmonella itu? Apa dampak yang bisa ditimbulkan pada tubuh? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Penarikan produk Kinder oleh BPOM
Dikutip dari laman resminya, BPOM menjelaskan bahwa ada beberapa produk merek Kinder yang ditarik peredarannya, di antaranya adalah Kinder Joy, Kinder Joy for Boys, dan Kinder Joy for Girls. Ketiganya merupakan produksi perusahaan Ferrero di India.
Penarikan produk Kinder dari peredaran bukan tanpa alasan. Ini dilakukan setelah terbitnya peringatan publik oleh Food Standard Agency Inggris yang diikuti oleh sejumlah negara di Eropa (Irlandia, Prancis, Jerman, Belanda, dan Swedia).
Dalam keterangannya, beberapa produk merek Kinder diduga terkontaminasi bakteri Salmonella (non–typhoid) yang diketahui bisa menyebabkan gejala ringan (diare, demam, dan kram perut) tapi tidak sampai menyebabkan kematian.
BPOM akan melakukan random sampling dan pengujian di seluruh wilayah Indonesia terhadap produk Kinder yang terdaftar. Penghentian peredaran ini bersifat sementara sampai ada kepastian bahwa produk tersebut dinyatakan aman.
BPOM juga berpesan, jika masyarakat masih menemukan produk merek Kinder di pasaran, silakan melaporkan ke Badan POM di masing-masing daerah.
Apa itu Salmonella?
Salmonella adalah salah satu bakteri penyebab utama diare dan gangguan pencernaan di seluruh dunia. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), secara global, infeksi Salmonella menyebabkan sekitar 153 juta kasus gastroenteritis dan 57 ribu kematian.
Salmonella biasanya mengontaminasi melalui makanan atau air yang telah tercemar. Penularan juga dapat terjadi lewat kontak langsung dengan hewan atau manusia yang telah terinfeksi.
Kamu bisa terpapar Salmonella dari berbagai makanan, terutama ayam, daging, susu, dan telur. Tak hanya itu, buah, sayur, dan makanan olahan bisa pula menyebabkan infeksi bakteri tersebut jika telah terkontaminasi.
Baca juga: Penyakit Zoonosis di Indonesia: Ketahui Cara Penularan dan Hewan Perantaranya
Gejala Infeksi Salmonella yang patut diwaspadai
Infeksi bakteri Salmonella, atau yang disebut dengan salmonellosis, biasanya ditandai dengan demam akut, sakit perut, diare, mual, hingga muntah. Beberapa gejala mungkin akan muncul enam hingga 72 jam setelah kamu mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi.
Dikutip dari laman World Health Organization (WHO), gejala salmonellosis umumnya berlangsung ringan dan akan sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus. Tapi pada anak-anak dan orang lanjut usia (lansia), gejala seperti diare bisa saja menyebabkan dehidrasi parah.
Apa yang harus dilakukan?
Pengobatan biasanya diberikan kepada pasien dengan gejala atau tingkat keparahan yang berat. Dokter pada umumnya akan memberikan antibiotik seperti Ciprofloxacin, Azitromisin, atau Ceftriaxone. Namun, pemberian antibiotik harus dilakukan secara tepat.
Sebab, kasus resistensi antibiotik lebih sering terjadi pada infeksi Salmonella non-typhoid. Resistensi sendiri adalah kondisi ketika antibiotik tak mampu lagi membasmi bakteri yang telah menyebabkan infeksi. Sehingga, bukannya sembuh, penyakit justru berisiko berkembang lebih buruk.
Seperti yang telah disebutkan, meski bisa menyebabkan kematian, infeksi Salmonella dengan gejala ringan biasanya dapat sembuh dengan sendirinya. Dalam kasus ini, pengobatan antibiotik jarang diperlukan.
Pencegahan yang bisa dilakukan
Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk melawan infeksi Salmonella non-typhoid. Satu-satunya cara untuk meminimalkan risiko terinfeksi adalah dengan menghindari kemungkinan terpapar bakteri. Misalnya, tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang berisiko tinggi terkontaminasi.
Sering cuci tangan juga perlu dilakukan, apalagi jika ada kontak dengan hewan atau lingkungan yang berisiko. Jika sedang bepergian ke area dengan kasus tinggi, hindari konsumsi susu mentah dan usahakan hanya minum air dari botol kemasan.
Nah, itulah ulasan tentang infeksi bakteri Salmonella yang mulai diperbincangkan karena penarikan produk merek Kinder. Untuk meminimalkan risiko terinfeksi, lakukan langkah pencegahan seperti yang telah disebutkan di atas, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!
Sudah punya asuransi kesehatan dari perusahaan tempatmu bekerja? Ayo, manfaatkan layanannya dengan menghubungkan benefit asuransi milikmu ke aplikasi Good Doctor! Klik link ini, ya.