Share This Article
Selain alergi, intoleransi laktosa adalah salah satu gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari konsumsi susu. Menurut sebuah publikasi di National Center for Biotechnology Information, kondisi tersebut telah memengaruhi sekitar 75 persen dari total populasi dunia saat ini.
Lantas, seperti apa intoleransi laktosa itu? Apa saja gejala yang bisa muncul? Yuk, temukan jawabannya dengan ulasan berikut ini!
Baca juga: Wajib Tahu, Ini Bedanya Alergi Susu dan Intoleransi Laktosa!
Apa itu intoleransi laktosa?
Intoleransi laktosa atau lactose intolerance adalah gangguan pencernaan yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh dalam mencerna laktosa, yaitu zat karbohidrat utama dalam produk susu.
Orang dengan intoleransi laktosa tidak menghasilkan cukup enzim laktase yang dibutuhkan untuk mencerna laktosa.
Enzim laktase diproduksi oleh usus kecil, dibutuhkan untuk mengolah laktosa menjadi dua jenis gula (glukosa dan galaktosa) agar bisa diserap ke dalam aliran darah dan diubah menjadi energi.
Tanpa laktase yang cukup, laktosa bergerak melalui usus tanpa tercerna dengan baik, sehingga menyebabkan beberapa gejala.
Jenis dan penyebab intoleransi laktosa
Mengutip dari Healthline, intoleransi laktosa dibedakan menjadi dua, sesuai dengan penyebabnya, yaitu:
- Intoleransi laktosa primer, disebabkan oleh penurunan produksi enzim laktase, dipengaruhi oleh faktor genetik atau usia
- Intoleransi laktosa sekunder, dipicu oleh penyakit tertentu seperti gangguan pencernaan atau yang lebih parah seperti penyakit celiac. Peradangan di dinding usus dapat menyebabkan penurunan sementara produksi laktase
Gejala intoleransi laktosa
Gejala paling umum dari lactose intolerance adalah munculnya masalah pencernaan, seperti kembung, kram perut, diare, dan begah (gas berlebih). Beberapa orang juga bisa merasakan mual, muntah, nyeri di perut bagian bawah, serta sembelit.
Diare adalah gejala yang paling sering terjadi, karena laktosa tidak tercerna dengan baik di usus kecil. Akibatnya, air masuk ke saluran pencernaan. Setelah mencapai usus besar, laktosa diproses kembali oleh bakteri, membentuk asam lemak dan gas, inilah yang menyebabkan perut kembung dan nyeri.
Gejala-gejala di atas bisa muncul berbeda-beda. Tingkat keparahannya tergantung pada seberapa banyak laktosa yang kamu makan dan yang bisa ditoleransi oleh tubuh.
Daftar makanan yang mengandung laktosa
Susu adalah produk utama yang memiliki kandungan laktosa. Meski mempunyai banyak nutrisi penting, orang dengan lactose intolerance disarankan untuk membatasi atau menjauhi secara total konsumsinya.
Berikut daftar makanan yang mengandung laktosa:
- Susu sapi (semua jenis)
- Susu kambing
- Keju (termasuk yang keras atau lunak)
- Es krim
- Yoghurt
- Mentega
Selain daftar di atas, ada beberapa makanan lain yang mungkin terbuat dari bahan yang juga mengandung laktosa, yaitu:
- Biskuit dan kue kering
- Cokelat
- Manisan dan permen
- Roti dan makanan yang dipanggang
- Sereal
- Keripik kentang
Bagaimana cara mengatasinya?
Cara terbaik untuk meminimalkan risiko munculnya gejala akibat lactose intolerance adalah dengan menghindari semua produk susu. Tapi, jika kamu tak ingin berhenti mengonsumsi beberapa makanan di atas, ada sejumlah tips yang mungkin dapat membantu, yaitu:
1. Suplemen enzim
Suplemen enzim laktase dapat membantu mengoptimalkan proses pencernaan terhadap laktosa. Hanya saja, menurut sebuah studi, efektivitasnya mungkin bisa berbeda bagi sebagian orang.
2. Membiasakan konsumsi laktosa
Jika tubuh awalnya tidak bisa mencerna dengan baik, pemberian laktosa secara teratur mungkin dapat membantunya untuk beradaptasi.
Menurut sebuah riset, sembilan orang yang memiliki lactose intolerance mengalami peningkatan tiga kali lipat dalam produksi laktase setelah 16 hari makan laktosa.
3. Probiotik dan prebiotik
Probiotik adalah mikroorganisme atau bakteri yang dibutuhkan tubuh (usus) untuk membantu mengoptimalkan fungsi pencernaan. Sedangkan prebiotik adalah jenis serat yang dapat menjadi makanan bagi bakteri tersebut.
Berdasarkan penelitian oleh sejumlah ilmuwan di University of Minnesota, baik probiotik dan prebiotik telah terbukti dapat mengurangi gejala dari lactose intolerance.
Sumber kalsium non-susu
Susu dipilih banyak orang karena kandungan kalsiumnya yang tinggi. Dengan membatasi konsumsinya, itu artinya kamu tidak akan mendapat nutrisi tersebut dari susu. Tak perlu cemas, ada beberapa sumber kalisum non-susu yang bisa kamu konsumsi, yaitu:
- Jus buah
- Susu nabati (almond dan kedelai)
- Ikan bertulang seperti sarden dan teri
- Tahu dan tempe
- Sayuran hijau seperti brokoli dan kale
Nah, itulah ulasan lengkap tentang intoleransi laktosa yang perlu kamu tahu. Cara terbaik untuk meminimalkan risiko gejalanya adalah dengan menghindari secara total produk susu. Tapi, jangan lupa untuk konsumsi sumber lain dari kalsium agar asupan nutrisinya tetap terpenuhi, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!