Share This Article
Beberapa waktu lalu kamu mungkin mendengar kabar yang menyatakan bahwa jamur enoki berbahaya. Empat orang dilaporkan meninggal dan 32 lainnya jatuh sakit dalam wabah listeria yang dikaitkan pada jamur enoki.
Namun, benarkah kabar tersebut? Apakah hingga saat ini jamur enoki berbahaya? Yuk, simak penjelasan berikut ini.
Mengenal jamur enoki
Jamur hadir dalam berbagai bentuk, ukuran, dan warna. Ada yang beracun dan ada juga yang tidak. Jamur yang tidak beracun punya rasa enak dan baik untuk tubuh.
Banyak jenis jamur dapat kamu temui di pasar atau toko bahan makanan, seperti jamur shiitake, jamur kancing, jamur tiram, dan lain-lain termasuk jamur enoki.
Jamur enoki merupakan jamur putih tipis panjang. Jenis jamur ini sangat populer dalam masakan Asia Timur dan dikenal sebagai jamur enokitake, jarum emas, futu, atau lily.
Selain lezat dan mudah ditambahkan ke dalam makanan, jamur adalah bahan makanan yang kaya akan nutrisi, termasuk vitamin B.
Wabah Listeria monocytogenes penyebab jamur enoki berbahaya
Beberapa waktu lalu, dunia dihebohkan dengan wabah multistate infeksi Listeria monocytogenes yang dikaitkan dengan jamur enoki.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA), bersama dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat kemudian melakukan investigasi terhadap wabah ini.
Hasilnya, bukti epidemiologi dan laboratorium menunjukkan bahwa jamur enoki berbahaya adalah yang dipasok oleh Green Co. LTD, yang berlokasi di Republik Korea.
Departemen Kesehatan Masyarakat California menemukan bahwa sampel jamur enoki yang didistribusikan oleh Guan’s Mushroom Co, positif mengandung Listeria monocytogenes.
Guan’s Mushroom Co, kemudian menarik kembali semua kemasan 200 g paket jamur enoki yang diimpor dari Republik Korea pada tanggal 23 Maret 2020.
Listeria dapat bertahan hidup dalam suhu dingin dan dapat dengan mudah menyebar ke makanan dan permukaan lain.
Namun pada 9 Juni 2020 lalu, CDC menyatakan bahwa wabah ini tampaknya sudah berakhir.
Apa itu wabah Listeria monocytogenes?
Infeksi listeria atau juga dikenal dengan sebutan listeriosis adalah infeksi serius yang disebabkan oleh kuman Listeria monocytogenes. Orang biasanya jatuh sakit dengan listeriosis setelah makan makanan yang terkontaminasi.
Penyakit ini rentan menyerang wanita hamil, bayi baru lahir, orang dewasa yang lebih tua, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah. Listeriosis biasanya merupakan penyakit ringan pada ibu hamil, tapi dapat menyebabkan penyakit yang parah pada janin atau bayi baru lahir.
Infeksi listeria paling umum terjadi pada orang dewasa 65 tahun ke atas dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Infeksi kemudian mengembangkan kondisi parah pada aliran darah (menyebabkan sepsis) atau otak (menyebabkan meningitis atau ensefalitis). Infeksi Listeria juga terkadang dapat memengaruhi bagian tubuh lain, termasuk tulang, persendian, dada dan perut.
Pada wanita hamil, gejalanya biasanya hanya demam dan gejala mirip flu lainnya, seperti kelelahan dan nyeri otot. Namun, infeksi selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran, lahir mati, persalinan prematur, atau infeksi yang mengancam jiwa pada bayi baru lahir.
Sedangkan pada orang selain wanita hamil, gejalanya dapat berupa sakit kepala, leher kaku, kebingungan, kehilangan keseimbangan, dan kejang selain demam dan nyeri otot.
Gejala listeriosis biasanya muncul mulai 1 hingga 4 minggu setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi Listeria. Beberapa orang juga melaporkan gejalanya mulai muncul hingga 70 hari setelah terpapar.
Jadi, apakah sekarang jamur enoki masih berbahaya?
Wabah Listeria monocytogenes terkait jamur enoki memang sudah dinyatakan berakhir pada 9 Juni 2020 lalu. Namun jika kamu masih ragu untuk mengonsumsinya, kamu bisa mencoba jamur enoki yang bukan berasal dari Korea.
Mengutip coconuts.co, pada bulan Juli lalu, Agung Hendriadi, Kepala Badan Ketahanan Pangan mengatakan bahwa jamur enoki yang diproduksi oleh negara selain Korea Selatan aman dikonsumsi.
Pemerintah juga sudah memastikan jamur enoki berbahaya milik Green Co LTd sudah tidak beredar lagi di pasaran berdasarkan laporan dari 24 provinsi di seluruh Indonesia.
Meski demikian, kamu tetap harus memerhatikan cara memasaknya hingga suhu minimal 75 derajat celsius selama 5 menit agar sesuai dengan arahan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian Indonesia.
Jangan ragu untuk konsultasikan masalah kesehatanmu bersama dokter terpercaya melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!