Share This Article
Saking paniknya, terkadang penyakit bisa terlihat serius di mata seorang Ibu. Jangan khawatir, 10 penyakit ini bisa disembuhkan dengan rawat jalan kok! Apa saja ya?
Ketika anak terlihat letih dan lesu, tentu seorang Ibu akan berusaha mencari tahu penyebabnya di tengah rasa panik yang mendera. Terkadang, saking paniknya, Ibu pasti langsung buru-buru ke dokter untuk memeriksakan kondisi sang anak. Tenang, itu wajar kok! Untuk mengetahui penyebab penyakit, memang harus pergi ke dokter yang tepat agar cara perawatannya pun juga tepat.
Tak hanya Si Kecil, orang dewasa pun bisa panik jika mengalami beberapa penyakit yang mungkin berkaitan dengan penyakit serius. Contohnya, saat ini flu atau batuk bisa dihubungkan dengan penyakit COVID-19. Jika dokter menyarankan untuk rawat jalan, bukan berarti mereka menyepelekan penyakit lho! Keputusan tersebut diambil tentu berdasarkan hasil pemeriksaan di awal dan menilai bahwa Anda masih bisa dirawat dengan pengobatan rumah.
Penyakit yang Bisa Ditangani dengan Rawat Jalan
Selain lebih menghemat biaya, tentu jika Anda didiagnosa penyakit yang bisa sembuh dengan pelayanan rawat jalan, akan lebih mudah dekat dengan keluarga sehingga kemungkinan sembuh akan lebih cepat. Lantas, penyakit apa saja yang masih tergolong bisa disembuhkan dengan layanan rawat jalan?
1. Diare
Umumnya, diare dapat disembuhkan dengan pengobatan rawat jalan sehingga tidak memerlukan perawatan intensif ataupun rawat inap. Pengobatan diare ringan diobati dengan mengonsumsi minuman oralit dan mengonsumsi makanan yang berserat. Biasanya, diare diobati dengan banyak minum air atau cairan oralit dan memperbanyak makan makanan berserat untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang.
Baca juga: Kupas Tuntas Rawat Jalan: Pengertian, Manfaat dan Jenis Layanannya
Dokter akan memberikan resep obat antidiare dari dokter seperti loperamide (imodium) dan bismuth subsalicylate (pepto-bismol). Namun, bila Anda menderita diare parah hingga dehidrasi dan berdarah saat BAB, dokter pun akan merujuk untuk dilakukan observasi lanjutan dengan rawat inap.
2. Radang Tenggorokan
Radang tenggorokan menyebabkan rasa tidak nyaman saat menelan ataupun berbicara. Rasa gatal dan sakit di tenggorokan biasanya tidak menyebabkan dokter mengambil keputusan untuk dilakukan rawat inap. Lain halnya bila ada gejala lain yang menyertai, semisal demam tinggi atau tanda-tanda terinfeksi virus COVID-19, maka dokter akan merujuk rawat inap.
Jika Anda mengalami gejala penyerta lainnya seperti demam, hingga flu dan batuk, dokter biasanya hanya akan meresepkan meresepkan obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau paracetamol hingga obat isap untuk melegakan tenggorokan.
3. Maag
Maag umumnya menyerang para karyawan yang memiliki tingkat stres yang cukup tinggi. Pola hidup yang kurang baik seperti telat makan, memperburuk keadaan penyakit maag. Biasanya, obat yang dibutuhkan banyak dijual di apotek atau minimarket seperti antasida.
Namun, bila kurang manjur, dokter akan meresepkan obat yang lebih kuat sepeti omeprazole dan ranitidine. Selain itu, dokter akan menyarankan untuk menerapkan pola makan yang lebih sehat seperti makan dengan gizi seimbang, sebisa mungkin tidak telat makan, dan mengatur kesehatan mental serta istirahat yang cukup.
4. Demam Tifoid
Demam tifoid atau yang terkenal dengan tipes merupakan salah satu infeksi yang disebabkan oleh makanan dan minuman yang sudah diterkontaminasi bakteri salmonella typhi. Umumnya, orang yang terkena tipes memiliki gejala pusing, muntah, lemas, demam tinggi, hingga diare.
Demam tifoid ringan biasanya masih bisa dilakukan rawat jalan dengan menerapkan pola hidup sehat, istirahat yang cukup, mengonsumsi makanan dan minuman yang bersih serta matang. Mengobati tipes bisa di rumah saja ketika gejalanya masih ringan. Dokter biasanya meresepkan obat antibiotik seperti cefixime untuk Anda minum di rumah sampai sembuh.
Bila gejala-gejala tak kunjung sembuh saat Anda melakukan rawat jalan, dokter akan merujuk Anda untuk dilakukan opname dan melakukan beberapa tes lanjutan untuk mengetahui penyebab lainnya. Pada anak kecil pun, biasanya saat terdiagnosa tipes akan langsung dianjurkan rawat inap mengingat daya tahan tubuh anak belum sekuat orang dewasa.
5. Cacar Air
Cacar air memang kadang membuat panik sebagian orang. Namun, pada sebagian kasus, pengobatan cacar air ringan bisa dilakukan rawat jalan alias di rumah saja. Dokter akan menjadwalkan kontrol 1-2 kali saat Anda sakit cacar.
Penanganan rawat jalan yang dianjurkan biasanya adalah istirahat yang cukup dan menghidari beraktivitas di luar rumah agar tidak menularkan virus pada orang lain. Sebab, virus cacar air bisa sangat mudah menyebar lewat udara dan tetesan air dari batuk dan bersin.
Selain itu, dokter akan menyarankan Anda untuk mengonsumsi minuman yang cukup agar tetap terhidrasi dan menghindari menggaruk bintil cacar yang terasa gatal. Dokter akan memberikan obat cacar antara lain obat oles antihistamin, losion calamine, atau krim hidrokortison.
Baca juga: 4 Tips Memilih Layanan Rawat Jalan Homecare
6. Diabetes
Berdasarkan keterangan Kementerian Kesehatan, Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), yang dikutip memaparkan menuturkan bahwa diabetes adalah penyebab kematian terbesar nomor tiga di Indonesia. Terutama diabetes tipe 2 yang masih bisa ditanggulangi dengan menerapkan pola hidup sehat dengan makan buah dan sayur serta berolahraga untuk mengurangi risiko kenaikan gula darah secara tiba-tiba.
Orang yang menderita penyakit diabetes umumnya tidak memerlukan rawat inap, hanya rawat jalan dengan pengobatan. Jika gejala komplikasi diabetes muncul, dokter akan menambahkan resep obat diabetes. Tak hanya itu, Anda perlu rutin mengecek kadar gula darah Anda. Anda juga perlu senantiasa cek kadar gula darah Anda.
7. Pneumonia Ringan
Salah satu infeksi paru yang terkenal dengan sebutan paru-paru basah adalah pneumonia yang disebabkan oleh paru-paru yang memproduksi lendir lebih banyak sehingga menyebabkan peradangan. Pneumonia disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur masuk dan menginfeksi saluran pernapasan.
Jika Anda mengidap pneumonia ringan, dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan rawat jalan dengan terapi obat seperti antibiotik, antinyeri seperti ibuprofen, dan paracetamol.
8. Hipertensi
Hipertensi memang terdengar mengerikan. Namun, bila masih bisa dikendalikan, umumnya dokter hanya akan menyarankan berobat rawat jalan. Selain itu, dokter juga akan menyarankan untuk menjaga pola makan dan rajin berolahraga.
Jika ada keluhan yang mengganggu aktivitas keseharian Anda seperti kenaikan tensi yang cukup parah, dokter akan meresepkan obat antihipertensi. Obat-obatan ini berguna untuk menjaga tensi Anda tetap stabil sembari mencegah kemungkinan kompikasi pada organ tubuh lainnya.
9. Migrain
Migrain yang dikenal dengan sakit kepala sebelah memang terkadang menyerang tiba-tiba. Jangan panik! Saat ini, banyak obat pereda migrain yang dijual di apotek terdekat. Namun, apabila migrain disertai dengan mual atau muntah, dokter akan meresepkan obat untuk meredakan mual atau muntah dan obat khusus untuk mengurangi risiko kambuh.
10. Rematik
Bila mendengar rematik, pasti yang ada dipikiran Anda adalah penyakit orang tua. Walaupun biasanya menyerang orang lanjut usia, dikutip dari Arthritis Foundation, faktor lingkungan dan genetik dapat menempatkan anak muda pada risiko rematik.
Gejala yang sering muncul adalah sendi yang terasa nyeri, kaku, serta membengkak pada bagian tangan, pergelangan tangan, kaki, dan lutut. Bila tidak ditangani lebih lanjut, kondisi ini dapat menghambat Anda dalam beraktivitas.
Bila Anda tidak merasa gejala yang mengganggu, pengobatan rematik bisa dilakukan rawat jalan. Dokter akan meresepkan ibuprofen atau golongan disease-modifying antirheumatic drugs (DMARDs) untuk mencegah kerusakan sendi.Nah, itulah beberapa penyakit yang terlihat menakutkan dan sering membuat panik namun masih bisa dilakukan pengobatan rawat jalan.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!