Share This Article
Tahukah kamu kalau tanggal 12 Agustus diperingati sebagai Hari Remaja Internasional? Ya, hal ini telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak tahun 1998 yang lalu.
Tahun ini tema peringatan yang dipilih adalah ‘Transformasi Sistem Pangan: Inovasi Remaja untuk Kesehatan Manusia dan Planet’. Tema tersebut diharapkan bisa mendorong para remaja membantu tercapainya kesehatan global secara lebih merata.
Untuk bisa mewujudkannya, kamu bisa memulai dengan rutin melakukan tes kesehatan sesuai dengan perkembanganmu, lho.
Baca juga: Apakah Anak-anak Bisa Menjadi OTG dan Menularkan COVID-19 pada Orang Dewasa?
Mengapa remaja perlu tes kesehatannya secara berkala?
Sama halnya dengan anak-anak, remaja usia 15 hingga 17 tahun juga perlu pergi ke dokter untuk memeriksakan diri setidaknya setahun sekali.
Berbeda dengan kunjungan ketika sakit atau cedera, pemeriksaan kesehatan semacam ini bertujuan untuk memastikan kamu sehat dan berkembang sesuai harapan.
Selain itu, dalam kesempatan ini tak jarang dokter juga dapat mengetahui masalah kesehatan yang terjadi secara lebih awal. Hal ini tentu akan sangat membantu dalam menentukan penanganan yang tepat dengan segera.
Tes kesehatan fisik untuk remaja
Untuk remaja, kunjungan kesehatan tahunan biasanya tidak akan melibatkan terlalu banyak tes laboratorium. Dilansir Kids Health, beberapa yang umum dilakukan di antaranya adalah pemeriksaan:
- Tekanan darah tinggi
- Obesitas
- Pola makan atau asupan nutrisi
- Kondisi mental (terkait risiko depresi)
- Jika diindikasikan: hiperlipidemia (kelebihan kolesterol dan/atau lemak lain dalam darah)
Remaja dengan usia lebih tua juga dapat diperiksa terkait penggunaan alkohol, obat-obatan, dan penyakit menular seksual (PMS). Tes tuberkulin (PPD) dapat dilakukan jika seorang remaja berisiko terkena tuberkulosis.
Selain itu fungsi penglihatan dan pendengaran juga termasuk dalam hal yang akan diperiksa. Pada beberapa kasus, ada juga remaja yang diperiksa untuk skoliosis atau kelengkungan tulang belakang.
Pemenuhan jadwal imunisasi
Menjelang usia remaja, tepatnya mulai 13 tahun, kamu seharusnya sudah mendapatkan beberapa jenis imunisasi ini:
- Vaksin cacar air (varicella)
- Vaksin campak, gondok, dan rubella (MMR)
- Hepatitis B (HBV)
- Hepatitis A (HAV)
- Vaksin meningokokus
- Vaksin human papillomavirus (HPV)
- Difteri, tetanus, dan booster pertusis aselular (Tdap)
Dokter umumnya merekomendasikan booster Tdap pada usia 11-12 tahun, dengan booster tetanus dan difteri (Td) setiap 10 tahun setelah itu. Selain itu, vaksin flu rutin juga dianjurkan.
Tes tonggak perkembangan remaja
Selain pemeriksaan kesehatan fisik, kamu juga akan diperiksa terkait ‘tonggak perkembangan’ yang dialami selama ini. Tujuannya adalah untuk melihat apa kamu telah berkembang secara normal atau tidak.
Ini meliputi perkembangan kesehatan mental yang menjadi bagian penting dalam kehidupan seorang remaja. Beberapa hal yang umumnya menjadi perhatian khusus saat pemeriksaan dilakukan di antaranya:
Perubahan perilaku
Hal yang perlu menjadi perhatian dalam tonggak perkembangan perilaku untuk remaja usia 15 hingga 17 tahun meliputi:
- Menghabiskan lebih sedikit waktu bersama keluarga dan lebih banyak waktu bersama teman
- Bertengkar dengan orang tua di bawah usia 13 dan 14 tahun
- Lebih mengkhawatirkan masa depan (seperti kuliah atau mencari pekerjaan)
- Memikirkan lebih banyak tentang hubungan romantis dan seks
- Mencoba hal baru, termasuk bereksperimen dengan tembakau, alkohol, atau narkoba
Dokter juga biasanya akan melihat kecenderungan munculnya tanda-tanda depresi, kecemasan, atau gangguan makan dalam proses pemeriksaan yang dilakukan.
Kesehatan seksual
Remaja usia 15 hingga 17 tahun biasanya sudah selesai dengan pubertas atau hampir menyelesaikan pubertas. Pubertas adalah saat tubuh anak berkembang menjadi tubuh orang dewasa.
Sebagian besar anak perempuan menyelesaikan pubertas pada usia 15 tahun. Sementara anak laki-laki menyelesaikan pubertas pada usia 16 tahun.
Saat melewati masa pubertas, remaja perempuan dapat dirujuk ke dokter kandungan untuk konsultasi. Sementara remaja laki-laki perlu memeriksa faktor risiko hernia dan kanker testis.
Di masa ini, kamu mungkin merasa kurang nyaman bertanya seputar perubahan fisik akibat pubertas kepada orang tuamu. Oleh karena itu, tak ada salahnya mencari informasi seputar hal tersebut dari tenaga kesehatan yang profesional.
Di situ kamu bisa mendapatkan berbagai informasi seperti seputar pilihan gaya hidup sehat, dan kesehatan seksual. Semua ini akan membantu kamu melindungi diri terhadap penyakit yang terjadi di masa dewasa.
Baca juga: Aurel Keguguran, Apakah Hamil di Usia Muda Rentan Alami Hal Ini?
Bagaimana melibatkan orang tua dalam tes kesehatan?
Tidak semua remaja merasa nyaman berbicara dengan orang tua mereka tentang semua masalah kesehatan mereka.
Untuk menyiasati hal ini kamu bisa mulai dengan berbicara kepada orang tua tentang hal-hal yang ingin kamu tangani sendiri terkait pemeriksaan rutin tersebut.
Seperti membuat janji, menelepon dokter, atau bahkan menemui dokter sendirian untuk diperiksa. Namun kamu juga harus tetap melibatkan mereka terutama saat kamu memerlukan keputusan terkait kesehatanmu.
Jadi cobalah untuk bersikap terbuka mengenai hal ini untuk kebaikan bersama.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!