Share This Article
Kucing adalah salah satu hewan yang sering dijadikan peliharaan. Bukan tanpa alasan, hewan yang satu ini memang menggemaskan dan cukup atraktif pada manusia. Sayangnya, bulu-bulu halus yang dimiliki kucing bisa memberi dampak buruk pada kesehatan manusia, lho.
Lantas, apa saja penyakit yang bisa diidap manusia akibat penularan dari bulu kucing? Yuk, temukan jawabannya dengan ulasan berikut ini!
Mitos-mitos seputar kucing
Kucing adalah hewan yang menggemaskan. Banyak orang yang tertarik untuk sekadar mengelusnya meski tak pernah berjumpa sebelumnya. Namun, ada beberapa mitos yang terlanjur menyebar luas, seperti:
Wanita hamil dilarang berdekatan dengan kucing
Dikutip dari Baby Center, tak ada larangan bagi wanita hamil untuk berada di dekat kucing. Kecuali jika memiliki alergi, kamu sebaiknya memang harus jauh-jauh dari kucing.
Meski begitu, ibu hamil lebih baik tetap menjaga jarak dengan kotorannya. Sebab, kotoran kucing bisa menjadi medium penularan banyak penyakit, salah satunya toksoplasmosis.
Toksoplasmosis merupakan penyakit yang bisa membahayakan janin, memicu kerusakan mata dan otak, hingga menyebabkan cacat lahir.
Bulu kucing selalu bersih
Mungkin kamu sering mendengar anggapan bahwa kucing adalah salah satu hewan yang selalu menjaga kebersihan bulunya. Hewan menggemaskan itu memang tak jarang menjulurkan lidah dan menjilati seluruh badannya. Namun, bukan berarti bulu kucing sepenuhnya bersih.
Bulu kucing tetap bisa menjadi tempat berkumpulnya serbuk sari, spora, jamur, bakteri, bahkan parasit. Zat asing tersebut bisa berpindah ke badan manusia ketika terjadi kontak fisik. Akibatnya, meski kucing tak menunjukkan gejala sakit, kamu bisa mengalami gangguan kesehatan.
Bahaya bulu kucing untuk kesehatan manusia
Meski terlihat cantik dan menggemaskan, bulu kucing ternyata bisa memberi dampak buruk pada kesehatan, lho. Efek tersebut bisa terjadi dalam skala ringan hingga yang memerlukan bantuan medis. Berikut beberapa penyakit yang bisa dipicu oleh bulu kucing:
1. Alergi
Dikutip dari Mayo Clinic, bulu dan kulit mati dari hewan sering kali menjadi pemicu utama sensitivitas tubuh, terutama bagi orang yang mempunyai alergi.
Bahkan, tak hanya pada yang memiliki riwayat sensitivitas, orang-orang yang sebelumnya tak mempunyai alergi pun juga dapat mengalami gejala yang sama jika tak sengaja menghirup alergen, dalam hal ini adalah bulu kucing.
Gejala alergi bulu kucing hampir tak ada bedanya dengan alergi pada umumnya, yaitu berupa:
- Bintik kemerahan di kulit
- Ruam di area tubuh yang bersentuhan dengan alergen
- Gatal-gatal
- Gejala pernapasan seperti bersin, hidung tersumbat, dan batuk
- Iritasi pada mata yang bisa menyebabkan kemerahan
- Serangan asma pada penderita asma
Baca juga: Alergi Bulu Kucing: Ketahui Berbagai Gejala & Apakah Bisa Disembuhkan?
2. Infeksi jamur
Risiko kesehatan lain yang bisa ditimbulkan dari bulu kucing adalah infeksi jamur. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan, jamur bisa menginfeksi manusia dan hewan lewat kulit, rambut, dan kuku.
Penularan jamur dari kucing sering kali tak disadari. Ini karena kulit kucing tertutup oleh bulu halus yang tebal. Infeksi jamur itu bisa menyerupai kurap, memiliki gejala seperti kulit bersisik, kemerahan, kulit pecah-pecah, dan ruam berbentuk cincin.
Sedangkan pada kucing, infeksi jamur biasanya ditandai dengan rontoknya bulu di sekitar telinga, wajah, dan kaki. Infeksi tersebut lebih sering terjadi pada kucing anakan ketimbang yang dewasa.
3. Penyakit pes
Bukan hanya tikus, kucing juga bisa menyebarkan penyakit pes, lho. Bakteri Yersinia pestis awalnya berasal dari gigitan kutu atau hewan kecil lain, lalu menyebabkan kucing terinfeksi. Sedangkan pada manusia, penularannya bisa terjadi hanya dengan kontak fisik.
Bakteri bisa bermigrasi ke tubuhmu hanya dengan menyentuh bulu kucing. Tetesan liur dan batuk dari kucing turut andil dalam penyebarannya. Orang-orang yang sering membiarkan kucing tidur di kasus bersamanya sangat rentan terserang penyakit ini.
Pada manusia, penyakit ini sering kali memicu pembengkakan kelenjar getah bening dengan nyeri yang menyakitkan, demam tinggi, menggigil, sakit kepala, dan lemas.
4. Penyakit MRSA
Salah satu penyakit yang jarang diketahui oleh pencinta kucing adalah MRSA atau Methicillin-Resistant Staphylococcus aereus. Penyakit ini sangat berbahaya, karena bisa menyebabkan masalah serius pada paru-paru.
Disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aereus, MRSA bisa membuat pengidapnya kebal terhadap beberapa jenis antibiotik. Penularannya dapat terjadi hanya dengan kontak fisik dengan bulu kucing. Bahkan, kucing yang tidak sakit pun bisa membawa bakteri itu dan menularkannya ke manusia.
Pada manusia, gejala awal mungkin tidak akan nampak. Namun, tak sedikit pula yang mengeluhkan infeksi pada kulit akibat MRSA. Menurut CDC, meski jarang terjadi, bakteri tersebut bisa masuk ke aliran darah dan terbawa ke paru-paru hingga mengancam keselamatan.
Nah, itulah ulasan tentang bulu kucing dan dampaknya pada kesehatan manusia. Jika kamu memelihara kucing, ada baiknya rutin memeriksakannya ke dokter hewan untuk mengetahui apakah ada penyakit yang bersarang. Jangan lupa juga untuk selalu bersihkan kotorannya, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!