Share This Article
Pemberian jenis-jenis obat tetes mata harus disesuaikan dengan kondisi sakit mata dan faktor penyebabnya. Tidak bisa diberikan begitu saja, ya.
Ada beberapa penyebab sakit mata, ini berarti beda penyebab beda juga obatnya. Sembarangan memilih obat sakit mata justru dapat membuat gejala dan rasa sakitnya lebih parah.
Oleh sebab itu, sebaiknya kamu kenali berbagai jenis-jenis obat tetes mata sebelum menggunakannya. Menentukan obat sakit mata yang cocok bergantung pada kondisi keluhan yang dialami seperti mata kering, mata merah, infeksi, alergi, gatal, nyeri, bengkak, atau belekan.
Jenis-jenis obat tetes mata
Pada dasarnya, ada beberapa jenis-jenis obat tetes mata tanpa resep yang bisa dibeli air mata buatan (artificial tears), obat tetes untuk mata merah (dekongestan), dan lainnya.
Selain itu, terdapat pula obat yang diberikan hanya berdasarkan resep dokter antara lain seperti antihistamin (mengatasi gatal pada alergi) maupun tetes mata anti radang.
Berdasarkan keluhan, berikut adalah gejala keluhan pada mata yang paling umum dan obat tetes yang sesuai untuk meredakannya:
Mata kering
Mata kering dapat diredakan dalam jangka pendek dengan pelumas tetes mata atau air mata buatan ketika mata kering disebabkan oleh terlalu banyak menatap layar komputer, kelelahan, atau terlalu lama berada di luar dalam kondisi panas dan berangin.
Air mata buatan dapat membuat mata lebih lembap dan nyaman. Jika mata kering semakin parah, kamu dapat menggunakan gel atau salep lubrikasi.
Hindari penggunaan dekongestan untuk mengobati mata kering yang disertai mata merah karena dekongestan justru dapat membuat gejala mata kering semakin parah. Selain itu, bahan pengawet pada pelumas mata bagi sebagian orang dapat memicu alergi.
Jika pelumas tidak dapat meredakan mata kering, disarankan untuk untuk konsultasi lebih lanjut dengan dokter mata.
Baca juga: Serba-serbi Alergi Kacang dan Efeknya Bagi Kesehatan Tubuh
Mata merah
Untuk mata merah, pemberian dekongestan atau tetes mata yang mengandung vasokonstriktor dapat menghilangkan mata merah dengan cara mengecilkan pembuluh darah kecil pada bagian putih mata dan menyamarkannya.
Meski demikian, penggunaan dekongestan dalam jangka panjang dapat menyebabkan mata kering dan iritasi, pupil mata yang membesar dan efek samping lainnya.
Lebih jauh, mata kamu juga dapat mengalami rebound hyperemia, yakni kemerahan yang lebih parah ketika efek dekongestan mulai memudar, memaksa kamu untuk menggunakannya terus-menerus.
Alergi dan mata gatal
Alergi dapat menyebabkan mata gatal, merah, berair, dan bengkak. Formula yang terdapat pada tetes mata antihistamin dapat berguna untuk meredakan gejala tersebut dengan cara mengurangi zat histamin pada jaringan mata.
Histamin sendiri muncul sebagai reaksi anggota tubuh ketika mengalami suatu alergi.
Penyebab alergi bermacam-macam, seperti alergi hewan, pollen, jamur, dan alergen umum lainnya. Oleh sebab itu, tetes mata yang mengandung antihistamin dapat menghambat dan menghentikan gejala alergi.
Infeksi Mata
Infeksi mata yang menyebabkan radang pada selaput mata atau konjungtiva (konjungtivitis) atau mata pink dapat membuat mata terasa merah, nyeri, dan mengeluarkan cairan tebal, kuning, dan lengket.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi baik itu virus, bakteri, maupun jamur. Keluhan ini mesti diatasi dengan resep obat tetes mata dari dokter dan diobati berdasarkan penyebabnya.
Baca juga: Memilih Diet Vegan untuk Menurunkan Darah Tinggi
Konjungtivitis akibat infeksi dapat menular membuat mata merah, berair, dan sangat sakit, disertai kotoran mata berwarna bening atau putih. Kamu juga dapat merasakan penglihatan yang buram. Selain dengan tetes mata sesuai penyebab, gejala ini bisa diredakan dengan kompres dengan air dingin atau es.
Jika kamu sedang menggunakan tetes mata, jangan pernah menyentuhkan ujung botol ke mata karena dapat menyebarkan infeksi lebih parah. Sebagai bagian tubuh yang sangat sensitif, mata membutuhkan perhatian lebih ketika terasa sakit.
Obat sakit mata
Obat sakit mata digunakan untuk mengatasi beberapa gangguan yang muncul pada organ penglihatan. Mulai dari yang tergolong ringan seperti gatal-gatal, mata merah, hingga penyakit serius seperti katarak. Tak hanya itu, penggunaan softlens juga bisa memicu rasa sakit pada mata, lho.
1. Obat mata merah
Mata merah merupakan salah satu gangguan pada organ penglihatan yang sering dialami oleh banyak orang. Mengutip dari Medical News Today, mengatasi mata merah tak boleh sembarangan, harus diketahui lebih dulu penyebabnya.
Dalam banyak kasus, mata merah sering dipicu oleh kurangnya cairan, penggunaan kosmetik, kelelahan, iritasi, cedera, hingga infeksi. Ada banyak obat mata merah yang dijual bebas di apotek, di antaranya:
- Naphazoline, yaitu obat sakit mata yang mengandung dekongestan, bisa dipakai untuk mengatasi mata merah karena iritasi ringan dan alergi.
- Tetrahydrozoline, yaitu kandungan pada obat sakit mata yang ada pada banyak produk, salah satunya adalah Visine. Obat ini bisa mengatasi mata merah yang disebabkan oleh kelelahan dan iritasi.
- Pelumas mata, yaitu cairan tetes yang berfungsi untuk membasahi organ penglihatan. Obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi mata kering yang menyebabkannya menjadi merah.
- Tetes glaukoma, yaitu obat untuk mengurangi tekanan pada mata.
- Antibiotik tetes, yaitu obat sakit mata untuk mengatasi infeksi bakteri pada organ penglihatan.
2. Obat mata gatal
Mata gatal adalah kondisi yang sangat umum. Pada banyak kasus, keadaan ini bisa menjadi penyebab utama dari mata merah. Oleh karena itu, penting untuk segera mengatasinya agar tidak memburuk. Penyebab paling umum dari keadaan ini adalah mata kering, alergi, dan infeksi.
Tak perlu khawatir, kamu bisa mengatasinya menggunakan beberapa obat mata gatal yang dijual di apotek, seperti:
- Obat tetes mata yang mengandung dekongestan, misalnya Visine.
- Obat sakit mata yang mengandung campuran dekongestan dan antihistamin, seperti Visine-A, Opcon-A, dan Napchon-A.
- Obat mata gatal yang mengandung zat antiinflamasi, seperti Acular LS dan Acuvail.
- Obat mata gatal yang mengandung zat antibakteri, seperti Azasite, Tobrex, dan Polytrim.
- Obat tetes mata yang mengandung steroid, seperti Alrex, Durezol, dan Lotemax.
3. Obat tetes mata softlens
Selain dua kondisi di atas, penggunaan softlens yang rutin juga dapat menyebabkan mata sakit. Dilansir dari Verywell Health, tetes mata softlens dibutuhkan untuk proses ‘pembasahan’. Tujuannya, agar mata tetap lembap meski menggunakan softlens.
Untuk pengguna softlens, kelembapan mata perlu dijaga, karena ini berhubungan dengan kenyamanan saat memakainya.
American Academy Ophthalmology menjelaskan, pada umumnya, semua tetes mata softlens yang dijual di apotek memiliki kesamaan, yaitu untuk melumasi mata agar tetap lembap dan basah.
Jadi, kamu bisa memilih produk tetes mata softlens yang diinginkan. Yang terpenting, sesuaikan dengan kondisi matamu. Misalnya, tetes mata untuk mata kering tentu berbeda dengan kondisi lainnya.
4. Obat mata katarak
Katarak adalah kondisi saat lensa mata mengalami masalah transparansi, misalnya menjadi keruh dan berawan. Operasi adalah jalan terbaik untuk mengatasinya. Tapi jika belum terlalu parah, kamu bisa menggunakan obat mata katarak untuk menanganinya.
Dilansir dari Verywell Health, lanosterol adalah obat mata katarak yang sering digunakan untuk mengatasi masalah ini. Obat tersebut bekerja dengan menipiskan dan mengecilkan ukuran katarak yang menutupi lensa mata.
Jangan sembarangan mengambil risiko untuk mengobati keluhan pada mata. Meski banyak obat yang dapat dibeli secara bebas, tidak ada salahnya berkonsultasi terlebih dulu untuk mendapatkan obat yang tepat sehingga keluhan pada mata bisa tertangani dengan baik.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.