Share This Article
Tak terasa bulan Ramadan akan tiba dalam waktu kurang dari sebulan. Di saat spesial tersebut, tentu kamu ingin menjalani ibadah puasa dengan sebaik mungkin. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pola makan sehat dan seimbang.
Pola makan memang berperan penting dalam membuat ibadah puasa menjadi lancar. Tak hanya mendukung kamu agar tetap bisa beraktivitas, tetapi juga menjaga pencernaan agar terhindar dari sembelit selama berpuasa.
Nah untuk menghindari sembelit di saat berpuasa, ayo baca tips-tipsnya di bawah ini.
Apa itu sembelit?
Sembelit adalah kondisi yang umum terjadi baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Ciri paling umumnya adalah susah buang air besar.
Sebenarnya ukuran ideal frekuensi buang air besar itu bervariasi. Tapi dilansir dari John Hopkins Medicine, frekuensi yang ideal setidaknya adalah satu kali dalam sehari. Artinya jika kamu buang air besar kurang dari dua atau tiga kali per minggu, ini sudah masuk dalam kategori sembelit.
Sembelit juga sering disebut dengan istilah konstipasi. Kondisi ini memiliki beberapa gejala lain seperti perut kembung, sampai kotoran yang keras dan kering. Dalam kasus tertentu, orang yang mengalami sembelit juga sering merasa ‘tidak tuntas’ dalam menunaikan hajat buang air besarnya.
Konsumsi makanan berminyak dan berlemak rentan menyebabkan sembelit saat berpuasa
Saat berpuasa sebagian orang kerap mengalami sembelit. Salah satu penyebabnya mungkin karena ada momen tertentu seperti berbuka, yang membuat kita kalap dan lebih banyak mengonsumsi makanan berminyak maupun berlemak.
Ini memang dapat meningkatkan risiko sembelit, karena umumnya jenis makanan seperti itu sangat rendah akan serat. Mark Spielmann, RD, seorang ahli nutrisi pada La Rabida Children’s Hospital, mengatakan bahwa makanan berlemak seperti keju, es krim, dan produk susu bisa menyebabkan sembelit karena tinggi lemak dan rendah serat.
Hal yang sama juga berlaku pada makanan berminyak seperti ayam goreng, kentang goreng, atau apapun yang dimasak dengan metode deep fried. Ragam makanan seperti ini juga rentan menyebabkan sembelit karena sangat berminyak dan butuh waktu lama untuk dicerna.
Makanan berlemak dan berminyak juga dapat memperlambat gerakan organ pencernaan. Ini sangat mengganggu kebiasaan buang air besar secara sehat, karena gerakan yang teratur dari organ pencernaan seperti usus, sangat berperan dalam mendukung kamu lancar buang air besar.
Faktor-faktor risiko sembelit
Sembelit adalah proses biologis yang kompleks. Ada banyak faktor yang berperan dalam menyebabkannya, mulai dari makanan, stres, gaya hidup, sampai riwayat kesehatan. Tapi bisa dikatakan bahwa makanan tetap menjadi faktor utama pemicu sembelit. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Perubahan pola makan
Ketika kamu mengalami perubahan pola makan yang cukup signifikan seperti saat sedang berpuasa, sistem pencernaan juga akan ikut merasakan dampaknya. Salah satunya adalah dengan respons tubuh yang berubah saat harus melakukan buang air besar.
Dr. Sonpal, seorang ahli penyakit dalam kepada Live Strong, mengatakan bahwa sembelit menjadi masalah pencernaan paling umum selama Ramadan karena pergerakan makanan melalui sistem pencernaan membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya.
Ini terjadi karena selama berpuasa tidak ada makanan yang dikonsumsi agar bisa membantu memindahkan makanan sebelumnya melewati sistem pencernaan kamu.
2. Kurang asupan serat
Di bulan Ramadan kamu hanya punya waktu terbatas untuk makan. Misalnya ketika sahur, sangat mungkin kamu tidak bisa memenuhi kebutuhan nutrisi terutama serat dengan optimal seperti biasanya.
Padahal serat sangat diperlukan agar bisa menjaga gerakan usus tetap teratur. Serat juga dibutuhkan untuk menambah massa pada kotoran agar mudah dikeluarkan. Jadi kekurangan nutrisi yang satu ini sangat mungkin menyebabkan kamu kesulitan buang air besar.
3. Dehidrasi
Frekuensi minum yang menurun karena berpuasa sangat mudah menyebabkan dehidrasi. Dan ini juga termasuk salah satu penyebab terjadinya sembelit pada banyak orang. Selain itu dehidrasi juga bisa membuatmu semakin sulit buang air besar, karena serat yang kamu konsumsi hanya bisa bekerja efektif jika kamu memiliki cukup cairan di dalam tubuh.
Tips makanan sehat dan seimbang saat puasa
Pengetahuan yang cukup tentang nutrisi seimbang sangat diperlukan agar puasa berjalan lancar tanpa mengganggu kesehatan. Hal ini juga disampaikan sebuah studi yang dilakukan di Teheran, Iran.
Dengan meminta 600 peserta yang berpuasa dan 588 peserta yang tidak berpuasa mengisi kuesioner tentang pengetahuan nutrisi selama puasa Ramadan. Hasilnya diketahui bahwa tingkat pengetahuan umum tertinggi tentang nutrisi saat berpuasa adalah tentang makanan yang tidak cocok untuk sahur.
Sementara yang terendah adalah soal makanan yang berhubungan dengan rasa lapar, dan hipoglikemia. Hasil lain dari studi tersebut juga menyebutkan bahwa asupan tinggi kalori, karbohidrat, lemak dan protein berhubungan erat dengan gangguan sistem pencernaan serta kualitas tidur di bulan Ramadan.
Nah agar kamu bisa memilih asupan makanan yang bergizi seimbang selama berpuasa, ikuti tips-tips berikut ini:
Tingkatkan asupan serat sehari-hari
Cynthia Quainoo, MD, seorang ahli gastroenterologi di Gastroenterology Associates of Brooklyn, menyarankan untuk mengonsumsi 25 sampai 30 gram serat per hari. Hal ini dapat membantu kotoran memiliki massa yang cukup untuk bisa keluar dari sistem pencernaan dengan lancar.
Kamu bisa memperolehnya dengan mengonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan, sampai ubi-ubian. Kamu juga disarankan untuk memilih roti gandum utuh ketimbang roti putih dan sereal yang mengandung serat daripada olahan ketika sahur maupun berbuka.
1. Minum cukup air
Dr. Quainoo menambahkan bahwa asupan air harian yang direkomendasikan harus tiga sampai empat liter per hari. Air ditambah serat adalah kunci dalam membantu tinja kamu bergerak melewati sistem pencernaan dengan lancar.
2. Hindari makan makanan berlemak dan berminyak
Batasi asupan makan yang rendah serat dan berlemak karena itu sulit dicerna dan sangat rendah akan serat. Jadi hindari makanan seperti keju, makanan olahan, gorengan, es krim dan sejenisnya selama berpuasa.
Mengatasi sembelit saat puasa
Sembelit dapat diatasi dengan menerapkan pola makan sehat dan seimbang. Mengonsumsi sekitar 20 hingga 35 gram serat setiap hari ketika sahur atau berbuka akan sangat membantu pembentukan tinja yang lunak dan besar.
Membatasi makanan seperti es krim, keju, daging, dan makanan olahan, yang mengandung sedikit atau tanpa serat juga dapat membantu kamu mengatasi konstipasi secara alami.
Adapun penanganan sembelit secara medis biasa dilakukan berdasarkan kondisi masing-masing pasien. Ini termasuk dengan melihat usia, riwayat kesehatan, toleransi terhadap obat, dan semacamnya.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan di antaranya adalah mengurangi obat-obatan tertentu, memberikan obat pencahar, dan biofeedback. Biofeedback adalah tindakan untuk mengobati sembelit kronis yang disebabkan oleh disfungsi anorektal. Perawatan ini melatih kembali otot-otot yang mengontrol pelepasan buang air besar.
Bagaimana jika sudah terlanjur sembelit?
Jika kamu sudah terlanjur susah buang air besar, tangani dengan obat pencahar yang aman bagi kesehatan. Ini adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan jika perubahan pola makan dan gaya hidup tidak efektif dalam mengatasi sembelit.
Dulcolax adalah obat pencahar yang aman dan efektif dengan Kategori FDA. Dengan kandungan Biscodyl di dalamnya, Dulcolax dapat mengatasi sembelit sejak 10 menit dikonsumsi.
Tak perlu khawatir akan merasa kesakitan, karena Dulcolax memberikan relief yang lembut sehingga aman bagi pemilik perut sensitif. Ini terjadi karena Bisacodyl menginduksi motilitas usus besar mirip dengan aksi alami usus, sekaligus mampu melembutkan tinja. Hal ini berdampak pada waktu transit untuk merangsang buang air besar yang berkurang dan tinja bisa keluar dengan lancar.
Dulcolax tidak menyebabkan ketergantungan, dan tidak ada pembiasaan sehingga aman untuk digunakan jangka panjang. Apabila kamu sulit mengonsumsi obat dalam bentuk tablet, kamu bisa merasa tenang karena Dulcolax tersedia dalam beberapa bentuk obat-obata. Mulai dari tablet, sirup (Dulcolactol), supositoria untuk dewasa dan suposituria untuk anak-anak.
Semua aman digunakan karena Dulcolax tidak menyebabkan gangguan elektrolit di dalam tubuh. Dulcolax juga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes maupun pasien dengan penyakit Celiac. Ibu hamil juga aman mengonsumsinya karena kandungan di dalam Dulcolax tidak terdistribusi ke dalam asir susu ibu (ASI).
Dengan pengalaman lebih dari 70 tahun, Dulcolax memang terpercaya dalam mengakomodasi berbagai keluhan sembelit sesuai dengan kebutuhan pasien.
Bagaimana jika sudah terlanjur sembelit?
Jika kamu sudah terlanjur susah buang air besar, tangani dengan obat pencahar yang aman bagi kesehatan. Ini adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan jika perubahan pola makan dan gaya hidup tidak efektif dalam mengatasi sembelit.
Dulcolax adalah obat pencahar yang aman dan efektif dengan FDA kategori 1. Dengan kandungan Biscodyl di dalamnya, Dulcolax suppositoria dapat mengatasi sembelit sejak 10 menit dikonsumsi. Bisacodyl menginduksi motilitas usus besar mirip dengan aksi alami usus, sekaligus mampu melunakkan tinja. Hal ini berdampak pada berkurangnya waktu transit dan merangsang buang air besar sehingga tinja bisa keluar dengan lancar.
Dulcolax tidak menyebabkan ketergantungan, dan tidak ada pembiasaan sehingga dapat digunakan jangka panjang apabila diperlukan. Apabila kamu sulit mengonsumsi obat dalam bentuk tablet, kamu bisa merasa tenang karena Dulcolax tersedia dalam beberapa bentuk sediaan, mulai dari tablet, sirup (Dulcolactol), supositoria untuk dewasa dan suposituria untuk anak-anak.
Dulcolax tidak menyebabkan gangguan elektrolit di dalam tubuhserta dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes maupun pasien dengan penyakit Celiac. Apabila diperlukan, ibu menyusui juga dapat mengonsumsi Dulcolax karena kandungan di dalam Dulcolax tidak terdistribusi ke dalam asir susu ibu (ASI). Dapatkan produk Dulcolax di sini.