Share This Article
Kuku terkadang bisa memberi petunjuk tentang kesehatan seseorang. Perubahan warna, bentuk, atau tekstur pada jari tangan atau kuku kaki dapat menjadi tanda dari kondisi kesehatan yang mendasarinya. Salah satunya dengan kondisi kuku koilonychia.
Berikut ulasan lengkap tentang koilonychia, mulai dari penyebab, faktor risiko, serta cara pencegahannya.
Apa itu koilonychia?
Dilansir Medical News Today, koilonychia adalah gangguan pada kuku yang bisa menandakan kekurangan zat besi dalam tubuh. Kuku tampak melengkung seperti sendok dan kemungkinan penyebabnya termasuk kekurangan nutrisi dan kondisi autoimun.
Penyebab koilonychia
Koilonychia seringkali merupakan tanda dari kondisi lain. Banyak faktor berbeda yang dapat memicunya, tetapi terkadang, tidak ada penyebab yang jelas. Di bawah ini adalah beberapa kemungkinan penyebabnya:
Kekurangan asupan zat besi
Melansir penjelasan dari laman Medical News Today, kekurangan zat besi adalah penyebab koilonychia yang paling sering. Anemia defisiensi besi adalah penyakit kekurangan nutrisi yang paling umum di dunia.
Ini paling sering memengaruhi anak-anak dan wanita usia subur. Masalah kesehatan berikut dapat menyebabkan kekurangan zat besi:
- Terlalu sedikit zat besi dalam makanan
- Ketidakmampuan untuk menyerap cukup zat besi dari makanan
- Malnutrisi
- Pendarahan di saluran usus
- Kanker
- Penyakit celiac
- Orang yang tidak mengonsumsi cukup folat, protein, dan vitamin C juga dapat mengalami kekurangan zat besi
- Orang dengan sindrom Plummer-Vinson mungkin memiliki koilonychia. Kondisi ini dapat memengaruhi mereka yang kekurangan zat besi dalam jangka panjang
Gejala koilonychia
Kuku datar bisa menjadi tanda awal koilonychia. Kuku cenderung rata sebelum membentuk karakteristik bentuk cekung.
Kebanyakan kuku melengkung ke bawah dan cembung. Saat kuku menjadi cekung, orang terkadang menggambarkannya sebagai kemampuan untuk menahan setetes air di atas kuku mereka. Perubahan ini seringkali lebih mudah terlihat di kuku tangan daripada di kuku kaki.
Siapa yang lebih berisiko mengalami koilonychia?
Berikut ini beberapa orang yang memiliki risiko koilonychia lebih tinggi, seperti dilansir dari laman Medical News Today:Â
- Berusia lanjut
- Mereka yang memiliki aliran darah rendah ke jari tangan dan kaki mereka
- Wanita saat menstruasi
- Siapa pun dengan risiko defisiensi zat besi yang lebih tinggi
- Penderita lupus
- Orang dengan gangguan makan atau malnutrisi
- Beberapa orang yang mengikuti pola makan vegetarian atau vegan
- Mereka yang bekerja dengan pelarut berbasis minyak bumi
Koilonychia dalam kelompok usia yang berbeda
Implikasi kesehatan dari koilonychia mungkin sebagian bergantung pada usia orang yang mengalaminya. Pada orang dewasa, koilonychia mungkin merupakan tanda dari kondisi kesehatan yang memerlukan perhatian medis.
Pada bayi, koilonychia termasuk kasus yang sering terjadi. Pada 2016, sebuah studi melakukan observasi yang melibatkan 52 bayi baru lahir menemukan bahwa 32,7persen bayi menderita koilonychia.
Bentuk kuku bayi biasanya menjadi teratur seiring berjalannya waktu. Namun, orang tua atau pengasuh yang memiliki kekhawatiran harus berbicara dengan ahli kesehatan karena kuku cekung pada bayi juga dapat mengindikasikan kelainan genetik.
Baca juga: Moms, Ini 8 Tips Merawat dan Memotong Kuku Anak
Pengobatan koilonychia
Perawatan akan bergantung pada penyebab koilonychia. Beberapa penyebab akan merespons perubahan pola makan. Mengonsumsi zat besi yang cukup dalam makanan juga dapat membantu mencegah perubahan kuku yang tidak diinginkan.
Seorang dokter kemungkinan akan mengambil riwayat medis lengkap, melakukan pemeriksaan fisik, dan mungkin memesan tes darah.
Dalam beberapa kasus, kekurangan zat besi diatasi dengan perubahan pola makan. Seseorang mungkin perlu makan lebih banyak makanan yang mengandung zat besi, atau mereka mungkin membutuhkan suplemen zat besi.
Pencegahan koilonychia
The Office of Dietary Supplements (ODS) merekomendasikan bahwa orang dewasa harus mendapatkan jumlah zat besi berikut dari makanan mereka setiap hari:
- Laki-laki dewasa: 8 mg
- Wanita dewasa: 18 mg
- Rekomendasi untuk anak-anak akan bergantung pada usia dan jenis kelamin anak
ODS menambahkan bahwa vegetarian harus makan 1,8 kali lebih banyak zat besi daripada mereka yang makan daging. Ini karena zat besi dari makanan nabati lebih sulit diserap tubuh daripada zat besi dari produk hewani.
Menggabungkan sumber zat besi nabati dengan makanan kaya vitamin C, seperti buah jeruk, dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi. Sumber zat besi yang baik meliputi:
- Sereal sarapan yang diperkaya, yang mungkin mengandung 100 persen kebutuhan harian hanya dalam satu porsi
- Makanan yang diperkaya lainnya, seperti roti dan nasi yang diperkaya cokelat hitam, buncis, daging sapi, terutama hati sapi, tahu, dan lainnya
Masyarakat bisa mengecek komposisi makanan dengan membaca labelnya. Jika orang tersebut memiliki faktor genetik yang menyebabkan perubahan kuku, dokter akan memberi nasihat tentang langkah selanjutnya.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!