Share This Article
Saat sedang buang air kecil di kamar mandi, kamu mungkin menyadari bahwa terkadang urine yang keluar tidak lurus seperti biasanya, tapi bercabang. Kencing bercabang ditandai dengan urine yang keluar seperti terbelah menjadi dua.
Lantas, normalkah urine bercabang yang keluar saat kencing? Apa penyebabnya? Yuk, temukan jawabannya dengan ulasan berikut ini!
Kencing bercabang, normal atau tidak?
Bicara soal kencing bercabang, hal itu dapat dikatakan normal atau tidak normal tergantung dari penyebabnya. Bukan hanya bercabang, arah keluarnya urine juga mungkin tidak beraturan.
Mengutip dari New York Urology Specialist, penyebab umum dari kencing bercabang adalah ‘turbulensi’ urine saat kamu buang air kecil. Urine memberikan tekanan sangat tinggi, memaksa rongga yang sempit untuk mengeluarkannya.
Dalam banyak kasus, kencing yang terbelah menjadi dua lebih umum terjadi pada pria jika dibandingkan dengan wanita.
Baca juga: Apakah Kencing Berbusa Normal? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Penyebab kencing bercabang
Meski biasanya dapat berangsur normal, kencing bercabang yang berlangsung dalam waktu cukup lama bisa menandakan adanya gangguan tertentu.
Berikut beberapa hal yang bisa menyebabkan kencing terbelah menjadi dua:
1. Adhesi
Adhesi merupakan penyebab paling umum dari kencing bercabang. Kondisi tersebut dipicu oleh tepi saluran kencing atau uretra yang lengket, sehingga menciptakan dua jalur tempat keluarnya urine.
Ada banyak hal mengapa ujung uretra bisa lengket, salah satunya adalah masih adanya sisa air mani yang menempel dan kering. Tak perlu khawatir, hal itu tidak terlalu berbahaya, bisa kembali normal dalam satu atau dua hari.
2. Penyempitan uretra
Selain uretra yang lengket, kencing bercabang bisa disebabkan oleh penyempitan saluran kencing, disebut dengan striktur uretra (urethral stricture). Kondisi tersebut terjadi akibat aktivitas peradangan yang berlangsung cukup lama hingga menimbulkan jaringan parut.
Penyempitan uretra juga dapat dipicu oleh cedera, infeksi menular seksual, komplikasi akibat prosedur bedah, dan efek penggunaan kateter (selang yang dipasang pada uretra). Biasanya, orang yang mengalami striktur uretra akan mengejan dan merasakan nyeri saat kencing.
3. Stenosis meatal
Stenosis meatal adalah kondisi saat ujung penis tersumbat sebagian, sering terjadi pada pria yang tidak disunat. Sumbatan pada ujung penis bisa sedikit menghambat keluarnya urine yang bertekanan tinggi.
Orang yang mengalami stenosis meatal akan sulit buang air kecil dan merasa kesakitan atau nyeri ketika kencing.
4. Fimosis
Masih pada pria yang tidak disunat, kencing becabang mungkin dipicu oleh fimosis. Fimosis adalah kondisi saat kulup tidak dapat ditarik kembali dari sekitar ujung penis. Selain urine yang keluar terbelah menjadi dua bagian, fimosis juga dapat menyebabkan nyeri dan infeksi.
5. Pembesaran prostat
Seiring bertambahnya usia, pria akan mengalami pembesaran kelenjar prostat. Hal tersebut bisa menyebabkan berbagai masalah pada aktivitas yang berhubungan dengan urine, termasuk kencing.
Orang itu mungkin juga akan sulit buang air kecil dan inkontinensia, kondisi tidak bisa mengontrol keluarnya urine.
Baca juga: Bisa Hambat Urine, Waspadai Penyebab Pembesaran Prostat
6. Batu ginjal
Keluarnya batu ginjal yang mungkin berukuran sekecil pasir dapat meningkatkan tekanan dan aliran urine. Hal itu dapat memicu kencing terbelah menjadi dua, terutama jika kamu juga mengalami beberapa kondisi lain yang sudah dijelaskan sebelumnya.
7. Polip uretra
Munculnya polip di uretra adalah penyebab paling umum dari kencing bercabang pada wanita, termasuk yang masih berusia anak-anak. Polip adalah jaringan kecil jinak yang bisa tumbuh di mana saja, termasuk saluran kencing.
Kapan harus pergi ke dokter?
Jika kamu tiba-tiba mengalami kencing bercabang, tidak perlu panik. Dalam satu atau dua hari, kondisi tersebut biasanya akan kembali normal. Tapi, jika setelah dua hari tak kunjung membaik, jangan ragu untuk periksakan diri ke dokter urologi.
Dokter akan mengamati secara langsung apa penyebab dari kencing bercabang. Pemeriksaan fisik akan dilakukan, termasuk menggunakan USG untuk mengecek kondisi kandung kemih.
Untuk penanganannya sendiri, tergantung dari penyebabnya. Baik itu menggunakan obat, krim steroid, atau prosedur bedah seperti sunat pada orang yang mengalami fimosis.
Nah, itulah ulasan tentang kencing bercabang dan beberapa hal yang bisa menjadi pemicunya. Jika sudah berlangsung cukup lama dan disertai rasa nyeri, tak perlu pikir panjang untuk segera periksa ke dokter, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!