Share This Article
Kepopuleran jengkol di Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Makanan yang satu ini banyak disukai oleh masyarakat. Jengkol sendiri memiliki banyak manfaat. Namun, di samping itu, terdapat juga efek samping dari jengkol, yakni keracunan jengkol.
Keracunan jengkol merupakan kondisi yang harus diwaspadai. Sebab, ini dapat menimbulkan masalah pada fungsi ginjal. Nah, agar kamu lebih memahami mengenai kondisi ini, simak ulasan lengkapnya di sini.
Baca juga: Meski Berbau Tak Sedap, Jengkol Punya 8 Manfaat Ini Lho!
Kandungan yang terdapat di dalam jengkol
Jengkol (Archidendron pauciflorum) merupakan tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara. Biji jengkol populer di beberapa negara Asia Tenggara, seperti Malaysia, Myanmar, Thailand, hingga Indonesia. Biji jengkol sendiri seringkali diolah menjadi makanan.
Populer sebagai makanan, ternyata jengkol memiliki beberapa kandungan nutrisi. Melansir dari laman DrHealthBenefits.com, berikut adalah beberapa kandungan yang terdapat dalam 100 gram jengkol.
- Energi: 140 kcal
- Protein: 6,3 gram
- Lemak: 0,1 gram
- Karbohidrat: 28,8 gram
- Kalsium: 29 mg
- Fosfor: 45 mg
- Zat besi: 0,9 mg
- Vitamin A: 0 IU
- Kandungan Vitamin B1: 0,65 mg
- Vitamin C: 24 mg
Selain kandungan nutrisi yang telah disebutkan di atas, jengkol juga mengandung senyawa asam jengkolat.
Benarkah jengkol bisa menyebabkan keracunan?
Pada dasarnya, keracunan jengkol (djengkolism) jarang terjadi, akan tetapi ini dapat menyebabkan cedera ginjal akut. Dahulu, terjadinya kondisi ini diduga disebabkan oleh minyak atsiri.
Namun pada akhirnya, diketahui bahwa penyebab terjadinya kondisi ini adalah kristal asam jengkolat.
Asam jengkolat merupakan senyawa sejenis asam amino non-protein yang memiliki kandungan unsur sulfur. Bergantung pada varietas dan usia biji, kandungan asam jengkolat bervariasi. Biji jengkol tua mengandung sekitar 1-2 persen asam jengkolat.
Sedangkan, dalam satu butir biji jengkol mentah (15 gram) mengandung setidaknya 0,15-0,30 gram asam jengkolat.
Penyebab keracunan jengkol dan bahayanya
Seperti yang sudah diketahui bahwa penyebab terjadinya kondisi ini adalah asam jengkolat. Keracunan dapat terjadi akibat mengkristalnya asam jengkolat. Kristal asam jengkolat dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran kemih.
Namun, masih belum jelas faktor apa yang dapat menyebabkan asam jengkolat mengalami pengendapan. Di sisi lain, kristal asam jengkolat juga dapat menyebabkan penyumbatan dalam ginjal. Dalam kasus yang parah, ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
Melansir dalam publikasi yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), daya tahan tubuh dapat berkontribusi terhadap penyebab terjadinya keracunan, yakni kondisi lambung seseorang. Bukan, usia biji, jumlah jengkol yang dikonsumsi, serta cara mengolahnya.
Seseorang yang mengonsumsi jengkol pada saat kondisi lambung asam, risiko terjadinya kondisi ini dapat lebih tinggi.
Ciri-ciri dan dampak keracunan jengkol
Gejala yang ditimbulkan akibat keracunan jengkol dapat muncul 5-12 jam setelah konsumsi jengkol. Beberapa gejala atau ciri-ciri keracunan jengkol dapat meliputi:
- Nyeri perut, yang terkadang disertai muntah
- Rasa sakit ketika buang air kecil (disuria)
- Terdapat darah dalam urine (hematuria)
- Nyeri pinggang
Pada sebuah studi terhadap pria berusia 32 tahun di Kalimantan, menunjukkan bahwa pasien mengalami nyeri pada panggul yang disertai dengan muntah. Kesulitan buang air kecil, hematuria, serta penurunan volume urine juga dirasakan.
Ciri-ciri keracunan jengkol yang bisa menyebabkan adanya darah dalam urine dapat disebabkan oleh adanya luka pada lambung, saluran kemih, atau bahkan ginjal akibat paparan kristal asam jengkolat.
Dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan gagal ginjal akut yang ditandai dengan fase oliguri-anuria, yakni volume urine yang sangat sedikit hingga urine tidak dapat keluar, dan kemudian diikuti dengan fase poliuria, yakni produksi urine berlebih pada periode tertentu.
Baca juga: Suka Makan Jengkol Tapi Enggak Sama Baunya? Jangan Bingung, Hilangkan dengan Cara Ini!
Bagaimana pengobatan terhadap keracunan jengkol?
Keracunan jengkol yang terjadi secara ringan, misalnya saja hanya menyebabkan nyeri perut atau nyeri pinggang dapat diobati dengan mengonsumsi cukup air putih serta pemberian natrium bikarbonat 2 gram. Namun, ini harus di bawah pengawasan dokter.
Dalam kasus keracunan yang berat, maka seseorang harus segera mendapatkan bantuan medis. Beberapa tindakan yang dilakukan di rumah sakit dapat berupa pemberian cairan intravena dan elektrolit.
Pemantauan fungsi ginjal serta alkalinasi urine untuk mengeluarkan kristal asam jengkolat juga dapat dilakukan.
Bagaimana mencegah keracunan jengkol?
Kasus keracunan jengkol dapat dikatakan rendah, dan perlu diketahui bahwa bukan berarti jengkol beracun. Namun, pencegahan terhadap keracunan jengkol tidak mudah.
Sebab, gejala yang ditimbulkan bersifat acak, tidak bergantung pada jumlah konsumsi jengkol, serta cara pengolahannya. Di samping itu, tidak semua orang mengalami gejala keracunan jengkol.
Ada satu rekomendasi bahwa merebus biji jengkol di dalam alkali dapat membantu menghilangkan asam jengkolat. Namun, efektivitasnya masih belum diketahui.
Meskipun demikian, melansir dari laman Ik.pom.go.id, terdapat beberapa cara yang mungkin saja dapat membantu untuk menurunkan risiko serta mencegah terjadinya keracunan jengkol, ini termasuk:
- Menghindari konsumsi jengkol saat perut kosong
- Jangan konsumsi jengkol dengan makanan atau minuman yang bersifat asam
- Hindari konsumsi jengkol dalam keadaan mentah. Sebab, jengkol yang belum dimasak mengandung asam jengkolat yang lebih tinggi
- Hindari konsumsi jengkol secara berlebihan, terutama jika seseorang memiliki riwayat gangguan pada ginjal.
Nah, itulah beberapa informasi mengenai keracunan jengkol. Untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai kondisi ini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!