Share This Article
Sebagian orang Asia masih menerapkan metode tradisional untuk meringankan rasa sakit, salah satunya dengan kerokan. Coining atau sering disebut dengan kerokan sendiri dilakukan dengan gerakan penekanan berulang pada area tubuh tertentu menggunakan koin.
Namun, banyak pula yang meyakini bahwa kerokan bisa memicu masalah kesehatan, termasuk stroke. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut benarkah kerokan bisa picu stroke, yuk simak penjelasannya berikut.
Baca juga: Mengenal Buteyko Breathing: Manfaat dan Cara Melakukannya
Apa itu kerokan?
Dilansir NCBI, coining adalah teknik yang digunakan dalam mengobati banyak penyakit sejak zaman kuno. Perlu diketahui, coining termasuk bentuk terapi dermabrasi yang masih banyak dilakukan di China dan Asia Tenggara.
Metode pengobatan kuno ini digunakan untuk membersihkan tubuh dari panas atau energi negatif. Coining atau kerokan diyakini dapat merangsang titik meridian tubuh yang berbeda sehingga mengatur aliran darah untuk menghilangkan panas melalui kulit.
Biasanya, kerokan paling sering dilakukan di punggung, tangan, dada, atau daerah yang terasa nyeri. Sebelum kerokan dilakukan, minyak akan dioleskan terlebih dahulu pada area yang sakit untuk mengurangi risiko lecet akibat gesekan koin.
Benarkah kerokan dapat memicu stroke?
Perlu dipahami, stroke terjadi ketika aliran darah ke bagian otak terputus. Tanpa oksigen dalam darah, sel-sel otak mulai mati dalam beberapa menit. Namun, bagaimana dengan rumor yang mengatakan bahwa kerokan dapat memicu stroke?
Meski kerokan sering dianggap hal yang aneh, namun belum ada penelitian yang menyebutkan jika metode pengobatan tradisional ini berbahaya atau bahkan menyebabkan stroke.
Karena itu, dapat dikatakan bahwa kerokan bisa picu stroke hanyalah mitos. Coining memang dianggap aman dan tidak akan memicu stroke, namun terdapat laporan komplikasi serius terkait dengan teknik ini.
Untuk itu, metode coining tidak dianjurkan bagi orang dengan diskrasia darah atau gangguan pada sel plasma dan orang yang menggunakan obat antiplatelet atau antikoagulan.
Apa pemicu stroke yang sebenarnya?
Terlepas dari kerokan, pada dasarnya terdapat faktor pemicu stroke yang lebih pasti. Karena itu, untuk membantu mencegah penyakit stroke, berikut beberapa faktor pemicu yang perlu kamu ketahui:
1. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah yang terlalu tinggi atau disebut dengan hipertensi bisa menjadi penyebab paling sering dari penyakit stroke. Untuk itu, jika tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih maka segera lakukan konsultasi dengan dokter.
2. Tembakau
Menggunakan tembakau atau merokok dapat meningkatkan peluang terkena stroke. Nikotin pada rokok bisa membuat tekanan darah naik dan asapnya juga akan menyebabkan penumpukan lemak di arteri utama.
3. Penyakit jantung
Penyakit jantung, termasuk katup jantung rusak serta fibrilasi atrium, atau detak jantung tidak teratur dapat menyebabkan stroke pada sebagian besar orang yang sudah tua. Tak hanya itu, kamu juga bisa mengalami penyumbatan arteri dari timbunan lemak.
4. Diabetes
Perlu diketahui, diabetes merusak pembuluh darah yang membuat stroke lebih mungkin terjadi. Jika kamu mengalami stroke ketika kadar gula darah dalam tubuh tinggi, maka kemungkinan cedera pada otak juga lebih besar.
5. Obat-obatan
Beberapa obat memang diketahui dapat meningkatkan peluang terkena stroke. Salah satu obat pemicu stroke adalah obat pengencer darah yang disarankan dokter untuk mencegah terjadinya pembekuan darah.
Terkadang, stroke lebih mungkin terjadi melalui perdarahan sehingga mengonsumsi obat pengencer darah bisa memicu kondisi tersebut. Untuk itu, jika kamu berencana mengonsumsi obat tersebut maka pastikan berkonsultasi dahulu dengan dokter mengenai efek jangka panjangnya.
Baca juga: Waspada! Konsumsi Vitamin Berlebihan Justru Bisa Mengganggu Fungsi Ginjal
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!