Share This Article
Baru-baru ini, publik dikejutkan oleh kabar dari komedian Tukul Arwana yang sedang dirawat intensif di rumah sakit karena perdarahan otak. Perlu diketahui, penyakit ini merupakan kondisi serius yang bisa mengancam nyawa. Salah satu gejala yang sering diabaikan adalah sakit kepala.
Lantas, apa sebenarnya penyebab dari perdarahan otak? Bagaimana mengenali sakit kepala yang bisa menjadi ciri penyakit tersebut? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Sekilas tentang perdarahan otak
Perdarahan otak, atau brain hemorrhage, adalah keadaan darurat medis yang membutuhkan perawatan segera. Perdarahan bisa terjadi di dalam otak, antara otak dan selaput yang menutupinya, lapisan penutup otak, atau antara tulang tengkorak dan selaput otak.
Secara umum, perdarahan otak dibedakan menjadi empat, yaitu:
- Intraserebral, terjadi di antara jaringan otak,
- Subarachnoid, terjadi diantara jaringan otak dan selaput yang melapisi otak.
- Epidural, terjadi di antara selaput terluar otak (Durameter) dan tengkorak.
- Subdural, terjadi di bawah selaput terluar otak (Durameter)
Ketika darah keluar dari pembuluh darah mengisi ruang di antara otak, pembengkakan atau edema serebral bisa terjadi. Darah yang terkumpul menjadi massa yang disebut hematoma. Keadaan tersebut meningkatkan tekanan pada jaringan di sekitarnya dan mengurangi atau menghambat aliran darah.
Darah yang bocor dari pembuluh darah bisa menggumpal, lalu menyebabkan penyumbatan, hingga memicu sakit kepala, stroke dan penurunan kesadaran. Menurut American Stroke Association, sekitar 13 persen pasien stroke bermula dari kondisi tersebut.
Apa penyebab perdarahan otak?
Ada banyak hal yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini, di antaranya adalah:
- Trauma atau cedera di kepala
- Tekanan darah sangat tinggi
- Kelainan pembuluh darah
- Gangguan perdarahan
- Penyakit hati
- Tumor otak
- Konsumsi obat terlarang
- Faktor usia
- Kebiasaan merokok
- Obesitas
- Minum alkohol berlebih
- Riwayat keluarga.
Baca juga: Sering Mati Rasa dan Sulit Bicara? Awas Gejala Stroke Ringan!
Waspadai sakit kepala mendadak
Gejala utama dari penyakit ini adalah sakit kepala. Pada awalnya, sakit kepala mungkin terasa sama seperti biasanya. Namun, seiring bertambahnya waktu, tingkat keparahannya bisa bertambah.
Namun, sakit kepala tersebut juga bisa muncul secara tiba-tiba dan langsung berubah menjadi parah. Biasanya, ada gejala penyerta yang akan terasa, seperti leher menjadi kaku, bingung, peka terhadap cahaya, sulit bergerak, hingga tubuh gemetar.
Sakit kepala yang menjadi pertanda perdarahan otak juga terkadang disertai masalah penglihatan, hilang keseimbangan, sulit bicara, dan sukar memahami sesuatu. Bahkan, jika dibiarkan, kondisi tersebut bisa membuat seseorang pingsan atau tak sadarkan diri.
Bagaimana perawatannya?
Prosedur bedah diperlukan untuk mengatasi perdarahan otak yang parah. Pembedahan bertujuan menurunkan tekanan pada otak. Prosedur yang sama juga bisa digunakan untuk mengangkat sebagian tengkorak dan memotong arteri.
Pilihan pengobatannya sendiri menggunakan obat penenang, antiepilepsi, serta obat lain untuk mengendalikan gejala seperti kejang dan sakit kepala parah. Meski bisa memicu kematian, seseorang dapat pulih dari penyakit ini jika mendapat perawatan yang tepat.
Meski begitu, pola hidup sehat tetap perlu dilakukan. Sebab, menurut American Association of Neurological Surgeons, orang yang pernah perdarahan otak atau stroke memiliki peluang 25 persen untuk mengalaminya lagi di masa depan.
Pencegahan yang bisa dilakukan
Cara terbaik untuk mencegah penyakit ini adalah meminimalkan risiko penyebabnya, misalnya menghindari trauma kepala dengan selalu menggunakan pelindung atau helm saat berkendara.
Khusus untuk orang dengan tekanan darah tinggi, sebisa mungkin lakukan pengecekan dan mengontrolnya secara rutin agar selalu dalam keadaan normal. Selain itu, perubahan gaya hidup diyakini dapat membantu seseorang untuk menjaga kesehatan otaknya, misalnya dengan:
- Berhenti merokok, karena kandungan pada produk tembakau bersifat racun dan berpotensi merusak sistem kardiovaskular hingga memicu pembentukan plak di arteri.
- Batasi asupan gula, khususnya untuk pengidap diabetes. Kadar gula darah yang tak terkendali berkorelasi dengan tekanan darah tinggi dan obesitas, dua faktor risiko stroke.
- Olahraga teratur, setidaknya 150 menit dalam satu pekan. Terus bergerak aktif bisa bantu turunkan berat badan yang diketahui menjadi faktor risiko perdarahan otak dan stroke.
- Terapkan pola makan bergizi untuk menjaga kesehatan jantung dan otak.
Nah, itulah ulasan tentang perdarahan otak dan gejala sakit kepala yang perlu diwaspadai. Jika sudah merasakan ada tanda yang muncul, jangan ragu untuk segera periksakan diri, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!