Share This Article
Banyak yang belum tahu kapan harus melakukan kompres panas atau dingin saat mengalami luka, maupun peradangan.
Padahal ini merupakan informasi penting, agar kamu bisa melakukan perawatan cedera dengan cepat dan tepat.
Oleh karena itu, yuk kenali apa saja perbedaan di antara keduanya melalui ulasan berikut ini.
Baca juga: Jangan Sepelekan Demam Berdarah, Yuk Ketahui Gejala-gejalanya!
Kompres panas atau dingin?
Kompres panas maupun dingin, umumnya dilakukan untuk menangani berbagai keluhan kesehatan. Mulai dari nyeri sendi, peradangan, sampai kerusakan otot yang disebabkan oleh kecelakaan.
Cara pengobatan yang satu ini memang terbilang murah dan efektif dalam menangani sejumlah kondisi akibat cedera.
Sayangnya metode ini juga memiliki kekurangan. Salah satunya adalah dalam menentukan situasi apa yang membutuhkan kompres panas, dan mana yang membutuhkan kompres dingin.
Nah, sebagai pedoman umum, kamu bisa membaca penjelasan berikut ini:
1. Ditinjau dari sisi fungsi
Dilansir dari Medicalnewstoday, kompres dingin berfungsi untuk mengurangi aliran darah ke area tubuh yang mengalami cedera. Ini akan memperlambat laju peradangan, dan mengurangi risiko pembengkakan maupun kerusakan jaringan.
Kompres dingin juga bisa bertindak sebagai anestesi lokal, dan memperlambat pesan rasa sakit yang dikirim kepada otak.
Sementara, terapi menggunakan kompres panas dilakukan untuk meningkatkan sirkulasi dan aliran darah ke area tertentu.
Fungsinya agar meredakan ketidaknyamanan dan meningkatkan kelenturan otot yang mengalami kerusakan.
2. Kapan melakukan kompres panas atau dingin?
Kompres dingin dapat dilakukan ketika kamu mengalami nyeri sendi atau otot yang bengkak dan meradang.
Ini akan semakin efektif, apabila dilakukan dalam 48 jam setelah mengalami cedera. Perawatan ini juga cukup membantu untuk beberapa kondisi seperti:
- Cedera baru-baru ini
- Encok
- Tendinitis, atau iritasi pada tendon setelah aktivitas
- Migrain, dan
- Osteoartritis
Sementara itu, kompres panas dianjurkan ketika kamu melakukan beberapa jenis olahraga. Selain itu, kompres panas bisa dilakukaan saat mengalami kejadian:
- Osteoartritis
- Keseleo
- Tendonitis, atau iritasi kronis dan kekakuan pada tendon
- Pemanasan otot atau jaringan yang kaku sebelum beraktivitas
- Menghilangkan rasa sakit atau kejang yang berhubungan dengan cedera leher atau punggung, termasuk punggung bawah.
Baca juga: Jangan Lupa Terapkan 4 Tips Ini Agar Terhindar dari Cedera Olahraga
3. Perbedaan tipe kompres panas dan dingin
Secara umum metode kompres panas dan dingin terdiri dari beberapa jenis berikut ini:
Tipe terapi kompres panas
Dilansir dari Healthline, kompres panas terdiri dari kompres panas kering dan panas lembab. Keduanya sama-sama menjadikan suhu “hangat” sebagai patokan suhu ideal yang digunakan saat perawatan.
Kompres panas kering mencakup sumber-sumber panas seperti bantalan pemanas, dry heating packs, dan bahkan sauna.
Sedangkan kompres panas lembap, melibatkan sumber-sumber panas seperti handuk kukus, dry heating packs, atau mandi air panas.
Dibandingkan tipe kompres panas kering, metode kompres panas lembab membutuhkan waktu yang lebih cepat untuk memberikan hasil perawatan yang sama.
Tipe terapi dingin
Ada sejumlah cara yang dapat diterapkan saat kamu ingin melakukan kompres dingin, di antaranya meliputi:
- Kantong es atau kantong gel beku
- Semprotan pendingin
- Pijat es
- Mandi es
- Cryostretching, yang menggunakan suhu dingin untuk mengurangi kejang otot selama peregangan
- Cryokinetics, yang menggabungkan pengobatan dingin dan olahraga aktif dan dapat berguna untuk keseleo ligamen
- Ruang terapi dingin seluruh tubuh
Kompres panas dan dingin dapat secara efektif melawan gejala yang berhubungan dengan peradangan. Tetapi kamu harus senantiasa berdisuksi dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan kedua jenis perawatan ini ya!
Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!