Share This Article
Konjungtivitis akibat lensa kontak bisa dialami oleh siapa saja di mana merupakan reaksi alergi pada mata. Sering pula disebut dengan konjungtivitis papiler raksasa atau GPC sekunder, masalah ini termasuk ke dalam komplikasi umum dari pemakaian lensa kontak.
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai konjungtivitis akibat lensa kontak yuk simak penjelasan berikut.
Baca juga: Overdosis Antibiotik: Gejala dan Bahaya yang Berisiko Terjadi
Apa penyebab konjungtivitis akibat lensa kontak?
Dilansir dari Healthline, bagian bawah kelopak mata disebut juga dengan konjungtiva tarsal atas. Benjolan atau papila dapat berkembang saat tarsus atas menggesek sesuatu yang asing di mata, termasuk lensa kontak.
Perlu diketahui, jika kamu memakai lensa kontak lunak maka 10 kali lebih mungkin mengembangkan GPC dibandingkan yang menggunakan lensa kontak keras. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan kemungkinan menempelnya alergen pada lensa lunak daripada lensa keras.
Dalam sebuah penelitian mengungkapkan bahwa ada sekitar 12 juta orang yang memakai lensa kontak. Dari jumlah tersebut, 1 hingga 5 persen di antaranya akan mengembangkan GPC di beberapa titik.
Lensa kontak dianggap sebagai perangkat prostetik. Prostetis mata atau okular lainnya dapat menyebabkan GPC, serta jahitan terbuka yang mungkin dialami akibat cedera maupun prosedur mata. Selain itu, solusi lensa kontak tertentu dapat berperan dalam perkembangan GPC.
Ciri-ciri konjungtivitis akibat lensa kontak
Gejala umum dari konjungtivitis akibat lensa kontak, termasuk benjolan yang mulai terbentuk di bagian bawah kelopak mata atas, gatal, mata merah, pandangan kabur, serta pembengkakan. Tanda dan gejala GPC biasanya dapat meningkat dan menjadi lebih parah pada tahap selanjutnya.
1. GPC tahap awal
Pada tahap awal, konjungtivitis akibat lensa kontak mungkin tidak terlalu mengganggu. Gejala tahap awal yang perlu diketahui, yakni benjolan kecil di bagian bawah kelopak mata atas, gatal ringan, kemerahan pada mata, dan muncul sedikit lendir di mata.
2. GPC tahap parah
Jika penanganan tidak segera dilakukan, GPC bisa berlanjut menjadi lebih parah. Beberapa gejalanya, meliputi peningkatan jumlah atau ukuran benjolan, gatal parah, penglihatan kabur, lendir muncul dalam jumlah banyak, dan terjadi pergerakan lensa kontak saat berkedip.
3. GPC stadium lanjut
Untuk GPC stadium lanjut, biasanya gejala sudah menjadi tidak tertahankan. Gejala-gejala yang dimaksud, seperti benjolan tambahan di bagian bawah kelopak mata, sensasi benda asing pada mata, rasa sakit saat memakai lensa kontak, serta mata mungkin terpejam akibat lendir berlebih.
Adakah bahaya atau komplikasi akibat GPC?
Apabila tidak segera diobati, kongjungtivitis akibat lensa kontak dapat menyebabkan kerusakan pada mata. Benjolan di bagian bawah kelopak mata akan mengakibatkan kerusakan dengan mengusap permukaan mata. Penggosokan ini yang kemudian berisiko merusak kornea.
Untuk itu, masalah mata ini perlu dikonsultasikan bersama dokter ahli. Hal ini sangat diperlukan untuk melihat gejala GPC lebih lanjut dan menghindari kondisi yang mungkin berisiko semakin parah.
Penanganan terhadap konjungtivitis akibat lensa kontak
Langkah pertama untuk mengatasi konjungtivitis akibat lensa kontak adalah menghilangkan atau menghindari iritan. Dalam kasus ringan, kamu bisa menggunakan kompres dingin untuk meredakan ketidaknyamanan.
Untuk kasus yang sudah parah, obat antiinflamasi nonsteroid dan antihistamin dapat diresepkan. Orang dengan konjungtivitis alergi persisten mungkin juga memerlukan tetes mata steroid topikal. Beberapa cara untuk mengurangi keparahan gejala GPC, antara lain sebagai berikut:
1. Praktikkan perawatan lensa yang tepat
Pembersihan lensa kontak yang tepat dapat membantu menangani GPC. Tips membersihkan lensa yang tepat, meliputi gunakan larutan pembersih bebas pengawet, bersihkan lensa secara menyeluruh setiap kali dikeluarkan, selalu bilas, dan simpan kontak dalam larutan desinfektan yang bersih.
2. Ubah jenis lensa kontak
Mengubah jenis atau desain lensa kontak mungkin dapat membantu menghilangkan risiko GPC. Pakailah lensa kontak sekali pakai setiap hari atau dengan menggunakan lensa rigid gas-permeable atau RGP alih-alih lensa lunak.
3. Hentikan pemakaian lensa kontak sementara
Jika tidak ingin berhenti memakai kontak secara permanen, kamu mungkin bisa menghentikan penggunaan untuk sementara. Jika gejala sudah menghilang, kamu dapat menggunakan lensa kontak kembali.
Baca juga: Daftar Obat Kurap Alami: Mulai dari Kunyit hingga Minyak Kelapa
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!