Share This Article
Setelah hepatitis akut serta penyakit kuku dan mulut, kini masyarakat dikejutkan lagi oleh penyakit virus Hendra (HeV). Infeksi yang satu ini tak boleh dianggap remeh, karena bisa menyerang manusia dan dapat menyebabkan kematian.
Lantas, seperti apa sih penyakit virus Hendra itu? Apa saja gejalanya? Bisakah dicegah? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Apa itu virus Hendra?
Infeksi virus Hendra adalah sebuah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus dari genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae. Penyakit ini disebut zoonosis karena ditularkan oleh hewan ke manusia. Kelelawar buah dan kuda merupakan hewan yang kerap menjadi medium penularan.
Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), virus Hendra diidentifikasi pertama kali di Hendra, pinggiran kota Brisbane, Australia, pada 1994. Sebenarnya, penyakit ini tergolong jarang terjadi. Namun sekali menginfeksi, dikhawatirkan bisa menyebabkan kematian.
Baca juga: Mengenal Xylazine: Narkoba Jenis Baru dari Obat Bius Kuda yang Mematikan
Bagaimana cara penularannya?
Penularan virus ini ke manusia bisa terjadi ketika terpapar cairan, jaringan tubuh, atau kotoran dari hewan yang telah terinfeksi. Namun, hingga saat ini, belum ada laporan terkait penularan dari manusia ke manusia.
Orang yang tinggal di daerah dengan populasi tinggi kelelawar dan kuda berisiko tertular penyakit virus Hendra. Di Australia sendiri, penyakit ini biasanya menjangkiti warga yang tinggal di daerah pesisir dan hutan.
Gejala yang patut diwaspadai
Virus Hendra memiliki masa inkubasi sekitar 9 hingga 16 hari. Dalam periode waktu tersebut, infeksi dapat menyebabkan gangguan pernapasan dengan gejala menyerupai flu yang parah. Demam, batuk, dan nyeri tenggorokan juga kerap terjadi.
Pada beberapa kasus, kondisi tersebut dapat berkembang menjadi ensefalitis yang fatal. Meski jarang terjadi, angka fatalitasnya sangat tinggi, yaitu sekitar 57 persen. World Health Organization (WHO) menyebutkan, infeksi virus Hendra bisa pula menyerang sistem saraf.
Pemeriksaan dan pengobatan
Untuk mendiagnosis penyakit virus Hendra, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih dulu. Pemeriksaan laboratorium meliputi deteksi antibodi ELISA (IgG dan IgM), real time polymerase chain reaction (RT-PCR), dan upaya isolasi virus.
Di beberapa negara, pemeriksaan virus Hendra perlu dilakukan di laboratorium dengan tingkat penyimpanan tinggi. Tes kombinasi pada umumnya efektif saat pasien sedang berada pada tahapan akut atau fase penyembuhan.
Sedangkan untuk penanganannya, dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, belum ada vaksin atau obat yang spesifik bisa digunakan untuk melawan virus Hendra. Sehingga, perawatannya bersifat simtomatis alias berdasarkan gejala yang muncul.
Baca juga: 5 Pertolongan Pertama Terhadap Gejala Hepatitis Akut pada Anak, Moms Harus Tahu!
Pencegahan yang bisa dilakukan
Dengan angka fatalitas yang cukup tinggi, penting untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya penularan. Berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan:
- Terapkan hidup bersih, misalnya rajin mencuci tangan
- Terapkan pola hidup sehat seperti konsumsi makanan gizi seimbang dan etika bersin/batuk
- Istirahat yang cukup
- Hindari perburuan liar
- Hindari kontak dengan hewan ternak, misalnya kuda, yang memungkinkan terinfeksi (gunakan alat pelindung saat terpaksa mendekati hewan tersebut)
- Perhatikan hewan seperti kuda apakah ada gejala seperti demam dan sulit bernapas
- Konsumsi daging secara matang
- Tidak mengonsumsi buah langsung dari pohonnya, karena ada kemungkinan terpapar kelelawar yang terinfeksi
- Cuci dan kupas buah secara menyeluruh dan periksa apakah ada bekas tanda gigitan kelelawar.
Nah, itulah ulasan tentang penyakit virus Hendra yang mulai diperbincangkan akhir-akhir ini. Untuk mencegah dan meminimalkan risiko tertular, terapkan langkah pencegahan seperti yang telah disebutkan, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!
Sudah punya asuransi keseatan dari perusahaan tempatmu bekerja? Ayo, manfaatkan layanannya dengan menghubungkan benefit asuransi milikmu ke aplikasi Good Doctor! Klik link ini ya.