Share This Article
Hormon kortisol memiliki banyak fungsi penting. Namun, kadar hormon kortisol berlebih justru dapat menyebabkan kondisi tertentu, yakni sindrom Cushing. Sindrom Cushing harus segera ditangani. Jika tidak, kondisi ini dapat berpotensi serius.
Baca juga: Cara Mengobati Anosmia sesuai Penyebabnya, Ini yang Perlu Diketahui!
Apa itu sindrom Cushing?
Sindrom Cushing adalah suatu kondisi yang terjadi ketika kadar hormon kortisol di dalam tubuh terlalu tinggi. Kondisi ini juga dikenal sebagai hiperkortisolisme. Sindrom Cushing merupakan kondisi yang jarang terjadi.
Kondisi ini dapat terjadi ketika tubuh memproduksi terlalu banyak kortisol dengan sendirinya. Kelebihan kortisol dalam tubuh dapat menyebabkan gejala khas dari kondisi ini.
Penyebab sindrom Cushing
Kadar hormon kortisol yang berlebih menjadi penyebab dari sindrom Cushing.
Hormon kortisol diproduksi di kelenjar adrenal dan memainkan peranan yang penting bagi tubuh, seperti mengatur tekanan darah, mengurangi peradangan, hingga menjaga jantung dan pembuluh darah agar tetap berfungsi dengan baik.
Tak hanya itu, kortisol juga mengatur proses metabolisme untuk mengubah protein, karbohidrat, dan lemak yang berasal dari makanan menjadi energi. Meskipun memiliki banyak fungsi penting, kelebihan kadar kortisol dalam tubuh dapat menyebabkan sindrom Cushing.
Faktor penyebab sindrom Cushing
Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab dari sindrom Cushing.
1. Obat-obatan tertentu
Penyebab utama dari sindrom Cushing adalah penggunaan obat-obatan kortikosteroid dalam dosis tinggi dan jangka waktu yang lama. Steroid suntik dalam dosis tinggi untuk mengobati nyeri punggung juga menyebabkan sindrom Cushing.
2. Tumor
Beberapa jenis tumor juga dapat menyebabkan produksi hormon kortisol berlebih di antaranya adalah:
- Tumor kelenjar hipofisis
- Tumor ektopik
- Kelenjar adrenal yang abnormal
- Familial Cushing’s syndrome.
3. Penyakit Cushing
Apabila sindrom Cushing disebabkan oleh kelenjar pituitari yang memproduksi adrenocorticotropic hormone (ACTH) secara berlebih kemudian menjadi kortisol, ini dikenal sebagai penyakit Cushing.
Gejala sindrom Cushing
Gejala yang ditimbulkan oleh kondisi ini bergantung pada tingkat kortisol yang berlebih. Berikut ini adalah beberapa gejala dari sindrom Cushing yang penting untuk diketahui.
Gejala umum
- Penambahan berat badan dan penumpukan jaringan lemak, terutama di bagian tengah atau punggung atas, di wajah, serta di antara bahu
- Stretch mark yang berwarna merah muda atau ungu (stirae) pada kulit di bagian perut, paha, payudara, hingga lengan
- Penipisan kulit atau kulit yang mudah memar
- Proses penyembuhan luka yang relatif lama.
Gejala pada wanita
- Rambut tubuh atau wajah yang lebih terlihat (hirsutisme)
- Siklus menstruasi yang tidak teratur.
Gejala pada pria
- Penurunan libido
- Disfungsi ereksi.
Gejala lain
- Kelelahan
- Otot menjadi lemah
- Sakit kepala
- Peningkatan pigmentasi pada kulit
- Pengeroposan tulang
- Pada anak-anak, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan.
Baca juga: Badan Menggigil Tapi Tidak Demam? Ini 6 Faktor Penyebabnya
Sindrom Cushing dan kaitannya dengan gangguan tidur
Seseorang dengan kondisi ini juga berisiko mengalami gangguan tidur, seperti insomnia, terbangun di tengah malam, dan sleep apnea (pernapasan berhenti sementara saat tidur).
Bahkan, bukti semakin menunjukkan hubungan yang signifikan antara sindrom Cushing dan obesitas, hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi, yang mana hal tersebut merupakan faktor risiko dari obstructive sleep apnea (OSA).
Dikutip dari laman Cushing’s Disease News, para peneliti di National Yang-Ming University, Taipei menyelidiki hubungan temporal antara sindrom Cushing dan OSA.
Analisis ini melibatkan sekitar 1.612 pasien dengan sindrom Cushing dan jumlah yang sama dari kelompok kontrol yang sesuai usia, jenis kelamin, dan komorbiditas.
Hasil menunjukkan bahwa pasien dengan sindrom Cushing memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan OSA di kemudian hari.
Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui penyebab mendasar antara keterkaitan sindrom Cushing dan OSA.
Pengobatan sindrom Cushing
Tujuan utama dari pengobatan sindrom Cushing adalah menurunkan kadar hormon kortisol di dalam tubuh. Pengobatannya pun bergantung dari kondisi yang mendasari.
Berikut ini adalah beberapa pilihan pengobatan untuk menangani kondisi ini seperti dilansir dari Mayo Clinic.
1. Mengurangi penggunaan kortikosteroid
Jika penyebab dari sindrom Cushing adalah penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang. Dokter akan membantu mengurangi dosis secara bertahap dengan meresepkan obat nonkortikosteroid.
Ingat, jangan pernah mengurangi dosis obat atau berhenti mengonsumsinya tanpa berkonsultasi pada dokter. Sebab, menghentikan pengobatan secara tiba-tiba dapat menyebabkan kekurangan kadar kortisol.
2. Operasi
Untuk menangani sindrom Cushing yang disebabkan oleh tumor, operasi pengangkatan tumor mungkin akan dilakukan. Setelah operasi dilakukan, pasien perlu meminum obat pengganti kortisol untuk memberi tubuh jumlah kortisol yang tepat.
3. Terapi radiasi
Apabila pengangkatan tumor pituitari secara total tidak dapat dilakukan, terapi radiasi mungkin akan dilakukan bersama dengan operasi. Terapi radiasi juga biasanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat menjalani operasi.
4. Obat-obatan
Obat-obatan tertentu dapat digunakan untuk mengontrol produksi kortisol jika operasi atau terapi radiasi tidak berhasil. Obat-obatan tertentu juga dapat digunakan sebelum operasi jika pasien merasakan gejala yang parah.
Terapi obat mungkin saja akan digunakan sebelum prosedur operasi untuk mengurangi gejala dan meminimalkan risiko dari prosedur operasi. Adapun beberapa obat untuk mengontrol produksi kortisol di kelenjar adrenal termasuk ketoconazole, mitotane, dan metyrapone.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!