Share This Article
Pandemi COVID-19 belum sepenuhnya berakhir, masyarakat Indonesia kembali dikejutkan oleh wabah penyakit yang menyerang sapi dan hewan berkuku belah lainnya. Penyakit mulut dan kuku (PMK) diketahui sudah merebak di beberapa daerah.
Lantas, bagaimana gejala dari penyakit tersebut? Apakah bisa menular ke manusia? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Mengenal penyakit mulut dan kuku
Penyakit mulut dan kuku, atau foot and mouth disease, adalah infeksi virus yang sangat menular pada hewan. Penyakit ini kerap menyerang hewan berkuku belah, seperti sapi, kerbau, unta, domba, kambing, rusa, dan babi.
Virus pemicunya berasal dari famili Picornaviridae dan genus Aphtovirus, dengan serotipe A, O, C, SAT1, SAT2, SAT3, dan Asia1. Penyakit mulut dan babi paling umum terjadi di negara-negara Afrika, Timur Tengah, Asia, dan Amerika Selatan.
Baca juga: Penyakit Zoonosis di Indonesia: Ketahui Cara Penularan dan Hewan Perantaranya
Cara penularan
Foot and mouth disease bisa menular sangat cepat antarhewan. Bahkan, virus dapat menyebar empat hari sebelum hewan yang terinfeksi menunjukkan gejala. Pada umumnya, konsentrasi virus akan lebih tinggi di saluran napas, air liur, lendir, dan kotoran hewan.
Penyakit ini paling sering menyebar melalui pergerakan hewan yang terinfeksi. Benda atau barang yang disentuh oleh hewan juga bisa menjadi medium penularan, misalnya rumput atau jerami.
Sapi adalah hewan yang sangat rentan terkena penyakit ini. Sedangkan babi bisa sangat menular ketika sudah terinfeksi, karena virus yang dikeluarkan memiliki konsentrasi lebih banyak.
Pada banyak kasus, penyakit kuku dan mulut dapat menyebar dengan cepat pada hewan yang tinggal di daerah lembap dan dataran tinggi. Sebab, virus pemicunya bisa bertahan pada suhu di bawah empat derajat Celcius dan tingkat kelembapan lebih dari 60 persen.
Apa saja gejalanya?
Para peternak sebaiknya benar-benar memerhatikan kondisi hewan, terutama ketika ada peningkatan kasus foot and mouth disease. Pada hewan yang telah terinfeksi, biasanya gejala yang akan muncul adalah:
- Demam atau suhu tinggi pada tubuh
- Muncul luka lepuh di mulut dan kaki
- Produksi air liur meningkat hingga menyerupai busa yang keluar dari mulut
- Hewan menjadi sangat terkulai lemah dan enggan bergerak
- Kelumpuhan pada bagian tubuh tertentu pada hewan (misalnya pincang).
Pada kambing, gejalanya mungkin tidak terlalu parah. Tapi pada sapi, penyakit ini bisa membuatnya merasa kesakitan parah. Jika dibiarkan, dapat menyebabkan kelumpuhan permanen hingga kematian.
Bagaimana cara mengatasinya?
Sayangnya, hingga saat ini belum ada cara yang efektif dalam mengatasi penyakit mulut dan kuku pada hewan. Namun, hewan biasanya akan pulih dengan sendirinya.
Kasus kematian hewan pun terbilang jarang. Di Indonesia sendiri, menurut Nasrullah, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, tingkat kematian hewan sangat rendah, yaitu 1,1 persen dari total keseluruhan kasus.
Vaksin bisa meminimalkan risiko bertambah parahnya penyakit, tapi tidak serta-merta mencegah hewan terinfeksi.
Apakah bisa menular ke manusia?
Sampai saat ini, penyakit mulut dan kuku tidak dianggap sebagai risiko bagi kesehatan manusia, karena penularan dari hewan ke orang terbilang sangat jarang terjadi. Hal ini juga sudah dipastikan oleh Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian.
Baca juga: Susu Sapi vs Susu Kedelai, Mana yang Lebih Menyehatkan?
Apakah dagingnya aman dikonsumsi?
Daging dari hewan yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku masih boleh dikonsumsi. Asalkan, bukan bagian organ yang terpapar virus, seperti kaki, mulut, bibir, lidah, dan jeroan. Selain bagian-bagian tersebut, kamu masih bisa mengonsumsinya.
Nah, itulah ulasan tentang penyakit mulut dan kuku yang sedang menarik perhatian belakangan ini di Tanah Air. Jika kamu memiliki ternak berkuku belah dan ada gejala yang mengarah ke penyakit tersebut, jangan ragu untuk mendatangi dokter hewan, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!
Sudah punya asuransi kesehatan dari perusahaan tempatmu bekerja? Ayo, manfaatkan layanannya dengan menghubungkan benefit asuransi milikmu ke aplikasi Good Doctor! Klik link ini, ya.