Share This Article
Obat tetes kerap menjadi penyelamat di kala mata mulai terasa gatal dan mengering. Namun, tak sedikit pula yang memilih menggunakan obat tetes mata antibiotik untuk mengatasinya.
Lantas, apa sebenarnya obat tetes mata antibiotik? Apa bedanya dengan obat tetes mata biasa? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Apa itu obat tetes mata antibiotik?
Obat tetes mata antibiotik atau antibiotic eye drop adalah tetes mata yang memiliki fungsi utama mengatasi infeksi bakteri. Seperti diketahui, antibiotik sendiri merupakan golongan obat yang bekerja dengan membunuh organisme mikroskopis.
Tetes mata antibiotik tidak bisa digunakan sembarangan, melainkan harus berdasarkan anjuran dari dokter. Penggunaan yang tidak sesuai bisa memperburuk keadaan, bahkan menyebabkan kerusakan pada organ penglihatan.
Baca juga: Cairan Softlens Dipakai sebagai Obat Tetes Mata, Boleh atau Tidak?
Apa bedanya obat tetes mata antibiotik dengan tetes mata biasa?
Tetes mata antibiotik hanya digunakan jika ada infeksi di mata. Artinya, jika hanya sekadar untuk menjaga mata agar tidak kering, kamu tidak boleh menggunakannya. Ini berbeda dengan obat tetes mata biasa yang memiliki lebih banyak fungsi.
Obat tetes mata biasa pada umumnya mengandung zat garam (saline) sebagai bahan dasarnya. Selain itu, obat tetes mata biasa juga mengandung banyak senyawa aktif, tergantung dari fungsi yang ditawarkan.
Dikutip dari Boulder Medical Center, bahan aktif yang biasanya ada pada produk tetes mata adalah polietilen glikol, propilen glikol, gliserin, dan polivinil alkohol. Secara umum, obat tetes mata biasa dapat digunakan untuk mengatasi:
- Mata merah: Ada banyak hal yang bisa menyebabkan mata merah, seperti kelelahan dan iritasi.
- Mata kering: Seiring bertambahnya usia, tubuh menghasilkan lebih sedikit air mata dengan kualitas yang rendah pula. Tetes mata bisa berfungsi sebagai pelumas yang membasahi kornea atau selaput bening (lapisan terluar).
- Mata gatal: Kondisi ini seringkali dipicu oleh mata kering atau iritasi akibat benda asing.
- Alergi mata: Selain pada kulit, reaksi alergi juga bisa terjadi di mata dengan gejala gatal dan kemerahan. Beberapa produk tetes mata menawarkan kandungan antihistamin yang dapat meredakan reaksi tersebut.
- Glaukoma: Kondisi ini terjadi ketika ada peningkatan tekanan pada mata, yang menyebabkan kerusakan saraf optik hingga memicu kebutaan. Perawatan glaukoma seringkali menggunakan tetes mata yang mengandung zat gliserin.
- Persiapan operasi: Gangguan serius pada mata seperti katarak memerlukan prosedur operasi. Tetes mata digunakan sebelum operasi untuk meminimalkan terjadinya infeksi. Obat yang sama juga berfungsi memperbesar pupil dan membuat area terdampak mati rasa.
Fungsi obat tetes mata antibiotik
Berbeda dengan obat tetes mata biasa, obat tetes mata antibiotik hanya bisa digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
American Academy of Opththalmology menjelaskan, konjungtivitis adalah salah satu jenis infeksi bakteri yang kerap terjadi pada mata, ditandai dengan adanya peradangan di area kelopak. Kondisi tersebut rentan terjadi pada anak-anak di sekolah maupun tempat penitipan (children care).
Selain konjungtivitis, tetes mata antibiotik juga dapat dipakai untuk mengatasi infeksi lensa kontak. Penggunaan lensa kontak terkadang bisa menyebabkan infeksi bakteri. Penyebabnya bermacam-macam, terutama jika lensa kontak telah kotor dan terkontaminasi.
Obat tetes mata antibiotik tidak bisa digunakan untuk mengatasi jenis infeksi yang disebabkan oleh virus, jamur, dan reaksi alergi akibat paparan alergen seperti debu.
Aturan pakai dan penggunaan
Berbeda dengan obat biasa, penggunaan tetes mata antibiotik sebaiknya berdasarkan resep dari dokter. Sebab, pemakaian sembarangan dapat meningkatkan risiko efek samping berupa bertambah parahnya peradangan, pembengkakan, kemerahan, hingga sensitif terhadap cahaya.
Jika sedang memakainya, jangan pernah menghentikan penggunaannya tanpa persetujuan dokter, meski gejala yang dirasakan sudah membaik. Sama seperti antibiotik oral yang konsumsinya harus dihabiskan, tetes mata juga demikian.
Hal tersebut untuk membasmi seluruh bakteri tanpa tersisa dan mencegah terjadinya infeksi berulang pada area yang sama. Selain itu, jangan pernah menggunakan resep yang sama untuk menebus obat tetes mata di lain waktu meski memiliki gejala serupa.
Tetes mata yang mengandung antibiotik biasanya dapat mengurangi gejala setelah tiga hari pemakaian. Jika kondisinya tak kunjung membaik, jangan ragu untuk periksa kembali ke dokter, ya.
Nah, itulah ulasan tentang obat tetes mata antibiotik dan aturan pakainya. Untuk meminimalkan dampak buruk yang bisa ditimbulkan, jangan pernah gunakan obat tetes mata tanpa anjuran dari dokter, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!