Share This Article
Overdosis antibiotik jarang berbahaya, namun bisa menghasilkan efek samping yang tidak diinginkan. Penggunaan antibiotik yang salah menjadi masalah jika seseorang alergi terhadap obat tersebut.
Antibiotik memang dianggap sebagai kunci utama pengobatan modern, tetapi hindari penggunaan yang berlebihan. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bahaya overdosis antibiotik, yuk simak penjelasan berikut!
Baca juga: 6 Makanan Penyebab Bau Badan: Bawang hingga Daging Merah
Bagaimana gejala akibat overdosis antibiotik?
Dilansir Medical News Today, antibiotik dikonsumsi untuk membersihkan infeksi bakteri. Namun, perlu diketahui bahwa penggunaannya dapat menyebabkan efek samping merugikan pada beberapa orang jika berlebihan.
Gejala akibat overdosis yang mungkin dirasakan, seperti berikut ini:
Masalah pada fungsi pencernaan
Masalah dengan pencernaan adalah salah satu efek yang paling sering terjadi akibat mengonsumsi terlalu banyak antibiotik. Gejala masalah pencernaan tersebut meliputi mual, gangguan pencernaan, muntah, diare, kembung, kram perut atau nyeri.
Siapa pun yang mengalami gejala parah atau terus-menerus harus berhenti minum antibiotik dan konsultasi ke dokter. Gejala yang parah di antaranya seperti ada darah atau lendir di tinja, diare parah, demam, hingga muntah tak terkendali.
Mengalami infeksi jamur
Antibiotik dirancang untuk membunuh bakteri berbahaya, namun terkadang dapat mengakibatkan terbunuhnya bakteri baik.
Akibatnya, banyak orang yang mengonsumsi antibiotik bisa mengalami infeksi jamur di vagina, mulut, dan tenggorokan.
Gejala infeksi jamur yang umum meliputi vagina gatal, bengkak, sensasi terbakar saat berhubungan seks, keputihan abnormal, demam dan menggigil, serta nyeri saat menelan.
Selain itu, gejala lain yang bisa muncul misalnya seperti terdapat bercak putih di tenggorokan, pipi, lidah, dan langit-langit mulut.
Bahaya dan efek samping overdosis antibiotik
Overdosis antibiotik dapat mengubah bakteri sehingga komponen obat tidak berhasil melawannya. Hal ini disebut sebagai resistensi bakteri atau resistensi antibiotik.
Beberapa bahaya akibat overdosis antibiotik yang mungkin dapat terjadi, yakni:
Meningkatkan risiko diare fatal pada anak
Anak-anak yang diberi antibiotik untuk infeksi saluran pernapasan atas rutin lebih rentan terhadap strain bakteri resisten yakni Clostridioides difficile atau C. diff.
Tom Frieden dari Centers for Disease Control and Prevention atau CDC mengatakan jika antibiotik diresepkan secara tidak benar, maka berisiko menimbulkan masalah.
C. diff merupakan bakteri di usus manusia yang bisa menyebabkan diare parah. Bakteri ini bertanggung jawab atas 250.000 infeksi pada pasien rawat inap dan 14.000 kematian setiap tahun pada anak-anak serta orang dewasa.
Mengganggu keseimbangan flora usus
Overdosis antibiotik bisa mengganggu keseimbangan alami di usus. Bakteri bermanfaat yang dikenal sebagai flora usus bertugas untuk mendukung kekebalan dan pencernaan dengan baik.
Antibiotik agresif meski membantu tubuh sangat mengalami infeksi namun dapat pula membasmi bakteri usus baik.
Sementara itu, bakteri yang kebal terhadap antibiotik dapat berkembang, seperti dalam kasus infeksi diare C. diff. Banyak orang, terutama anak-anak rentan terhadap efek samping yang tidak perlu termasuk perubahan jangka panjang pada flora usus.
Anafilaksis
Dalam kasus yang jarang terjadi, overdosis antibiotik dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah atau dikenal sebagai anafilaksis. Tanda-tanda anafilaksis meliputi detak jantung cepat, gatal-gatal atau ruam, sensasi kesemutan dan pusing, mengi parah, tekanan darah rendah, hingga kejang.
Anafilaksis umumnya berkembang dalam waktu 15 menit setelah minum antibiotik. Namun, anafilaksis dapat terjadi hingga satu jam atau lebih setelah pemberian dosis. Kondisi ini bisa juga berakibat fatal jika tanpa perawatan darurat segera.
Gagal ginjal
Ginjal bertanggung jawab untuk mengeluarkan racun, termasuk obat-obatan dari darah dan tubuh melalui urine. Antibiotik dapat membebani dan merusak ginjal pada orang dengan kondisi ginjal yang sudah parah.
Seiring bertambahnya usia, ginjal juga secara alami menjadi kurang efektif. Karena itu, dokter umumnya akan meresepkan pasien lansia atau orang dengan kondisi ginjal parah dengan dosis antibiotik rendah.
Baca juga: Manfaat Sawi Putih: Cegah Gangguan Jantung hingga Obati Arthritis
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!