Share This Article
Meski ampuh untuk mengatasi sejumlah keluhan, obat paracetamol tak boleh dikonsumsi sembarangan. Ada banyak kasus overdosis paracetamol yang berawal dari ketidaktahuan tentang takaran yang tepat hingga faktor pemicu lainnya.
Lantas, seperti apa saja gejala dari overdosis paracetamol? Apakah bisa menimbulkan dampak serius pada tubuh? Yuk, temukan jawabannya dengan ulasan berikut ini!
Sekilas tentang paracetamol
Paracetamol adalah sebutan lain dari asetaminofen, yaitu obat pereda sakit yang digunakan untuk membantu meredakan nyeri ringan sampai sedang. Obat ini sering dipakai untuk mengatasi rasa sakit di otot, punggung, tenggorokan, gigi, dan kram haid.
Mengutip dari Live Science, selain bersifat analgesik (pereda nyeri), paracetamol juga masuk dalam golongan obat antipiretik, bisa digunakan untuk penurun demam. Asetaminofen dapat membantu saraf mengirim sinyal ke otak untuk mendinginkan suhu tubuh selama demam.
Meski dijual bebas dan mudah ditemukan, konsumsi paracetamol tetap harus diperhatikan. Sebab, takaran yang tidak tepat bisa menimbulkan sejumlah efek samping, seperti:
- Muncul ruam di kulit
- Gatal-gatal
- Pembengkakan di wajah, lidah, bibir, mata, tenggorokan, kaki, pergelangan, dan tungkai
- Suara serak
- Sulit bernapas
Baca juga: Bolehkah Paracetamol untuk Ibu Hamil? Ini Dosis Aman dan Alternatif Penggantinya!
Kondisi overdosis paracetamol
Overdosis paracetamol adalah kondisi ketika seseorang terlalu banyak mengonsumsi asetaminofen hingga menimbulkan dampak atau gejala tertentu. Salah satu dampak terparah adalah kerusakan hati yang menyebabkan gagalnya organ tersebut menjalankan fungsi normal.
Jika tak segera ditangani, hal tersebut bisa membahayakan nyawa. Dikutip dari Healthline, sering kali kasus overdosis paracetamol dapat ditangani. Seseorang yang mengalami overdosis mungkin membutuhkan perawatan intensif di unit gawat darurat.
Tes darah biasanya dilakukan untuk mendeteksi kadar asetaminofen dalam tubuh, serta memeriksa kondisi hati.
Faktor pemicu overdosis
Meski penyebab utama overdosis adalah konsumsi obat terlalu banyak, keadaan tersebut juga bisa terjadi akibat beberapa faktor.
Pada orang dewasa, overdosis dapat terjadi karena minum dosis selanjutnya terlalu cepat dan mengonsumsi beberapa obat dengan kandungan asetaminofen secara bersamaan.
Banyak orang awam tidak memahami kandungan beberapa obat yang diminum. Misalnya, mengonsumsi obat flu dan obat sakit kepala dalam waktu bersamaan. Padahal, bisa jadi dua obat tersebut sama-sama mengandung asetaminofen.
Hal yang sama juga bisa terjadi pada anak-anak. Bahkan, anak mungkin secara tidak sengaja menganggap paracetamol sebagai permen lalu menelannya.
Gejala overdosis paracetamol
Gejala dari overdosis paracetamol tidak langsung muncul begitu saja. Pada umumnya, tanda-tanda tersebut mulai terasa 24 jam setelah overdosis. Pada tahap awal, gejalanya bisa berupa:
- Mual dan muntah
- Tidak enak badan
- Hilang selera makan
- Sakit perut
- Nyeri di dada bagian bawah
Dosis yang dianjurkan
Untuk meminimalkan risiko terjadinya overdosis, sangat penting untuk mengetahui takaran yang tepat sebelum minum asetaminofen. Dosis yang disarankan adalah tidak melebihi 4.000 mg dalam satu hari.
Jika digunakan untuk menurunkan demam, jangan meminumnya lebih dari tiga hari kecuali dalam pengawasan dokter. Sedangkan jika untuk menghilangkan rasa sakit, ada baiknya tidak dikonsumsi lebih dari 10 hari. Khusus anak-anak, dilarang meminumnya lebih dari lima hari.
Saat kamu mulai merasakan nyeri, segera minum obat tersebut. Sebab, efektivitas terbaik dari parasetamol ada pada saat tanda-tanda nyeri muncul pertama kali.
Paracetamol sendiri tersedia dalam bentuk tablet dan sirup, bisa dikonsumsi bersama atau setelah makan, tergantung saran dari dokter. Sebaiknya jangan menghancurkan atau mengunyahnya saat berada di dalam mulut, karena bisa meningkatkan risiko efek samping.
Penanganan overdosis paracetamol
Dikutip dari WebMD, penanganan overdosis paracetamol hanya bisa dilakukan secara medis. Artinya, jika mengalami keadaan tersebut, perawatan di rumah sakit adalah satu-satunya solusi aman yang bisa dipilih.
Ada beberapa prosedur yang biasa dilakukan untuk pasien overdosis asetaminofen, di antaranya adalah:
- Pengosongan perut: Metode ini adalah cara pertama yang dipakai agar asetaminofen bisa cepat keluar dari tubuh sehingga gejala yang ditimbulkan bisa mereda. Pengosongan perut dilakukan dengan memasukkan selang ke dalam perut melalui mulut
- Activated charcoal: Metode berupa pemberian zat karbon (arang) ke dalam mulut dalam waktu empat jam setelah overdosis. Tujuannya, mengikat semua obat yang tersisa di saluran cerna agar bisa dikeluarkan
- Pengobatan N-acetylcysteine (NAC): Obat ini bisa berfungsi sebagai ‘penawar’ dari overdosis paracetamol. Jika pemberian melalui oral tidak cukup efektif, dokter mungkin mempertimbangkan dengan cara suntikan intravena.
Nah, itulah ulasan tentang overdosis paracetamol berserta gejala dan penanganannya. Untuk meminimalkan risiko terjadinya overdosis, selalu ikuti anjuran dokter atau perhatikan takaran yang tercantum pada label kemasan, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!