Share This Article
Sebuah studi menemukan adanya risiko kematian akibat serangan jantung yang ternyata dapat meningkat dua kali lipat pada saat cuaca panas dan tingkat polusi udara yang berlebihan. Lalu bagaimana polusi udara dan panas ekstrem sebabkan serangan jantung?
Teruskan membaca penjelasan dalam artikel di bawah ini.
BACA JUGA: 5 Dampak Polusi Udara pada Anak, Jangan Diabaikan!
Penelitian Ungkap Polusi Udara dan Panas Ekstrem Sebabkan Serangan Jantung
Melansir jurnal Circulation dari American Heart Association (AHA), penelitian bertajuk ‘Extreme Temperature Events, Fine Particulate Matter, and Myocardial Infarction Mortality’ menunjukkan, risiko kematian akibat serangan jantung meningkat dua kali lipat saat cuaca sedang panas dan tingkat polusi udara yang berlebihan.
Temuan berdasarkan analisis terhadap 202. 678 kasus kematian akibat serangan jantung dari 2015 hingga 2020 di Provinsi Jiangsu yang merupakan wilayah pesisir timur di China. Usia rata-rata mereka yang meninggal akibat serangan jantung dalam penelitian ini mendekati 78 tahun.
Penelitian menemukan, risiko kematian akibat serangan jantung meningkat sebanyak 18 persen pada dua hari di mana suhu berada di 82,6-97,9 derajat Fahrenheit atau 28,1-36,6 derajat Celcius. Lalu risiko kematian melonjak menjadi 74 persen ketika suhu mencapai 97,9-109,4 derajat Fahrenheit atau 36,6-43 derajat Celcius selama empat hari atau lebih.
“Suhu ekstrem menjadi lebih sering, lebih lama, dan lebih intens, dan efek buruknya terhadap kesehatan telah menimbulkan kekhawatiran,” kata Dr. Yuewei Liu, Profesor Epidemiologi pada Sekolah Kesehatan Masyarakat, Universitas Sun Yat-sen di Guangzhou, yang melakukan penelitian tersebut.
Sementara tingkat polusi udara ekstrem ditemukan terjadi setiap hari dengan rata-rata melebihi 37,5 mikrogram per meter kubiknya. Seperti diketahui WHO menetapkan PM 2.5 sebesar 15 mikrogram per meter kubik sebagai ambang batas parameter kualitas udara.
Apa Itu Polusi Udara?
Menurut Circulation, polusi udara adalah campuran gas dan partikel yang berasal dari sumber buatan manusia dan alami. Partikel udara yang sangat kecil ini menyebabkan polusi udara dan ternyata menjadi salah satu pemicu terjadinya penyakit jantung dan stroke pada seseorang.
Partikel-partikel tersebut, diukur dan dilaporkan oleh U.S. Environmental Protection Agency (U.S. EPA) sebagai PM2.5, yang biasanya berasal dari mobil truk, pembangkit listrik, boiler industri, dan kebakaran hutan. Secara global, asap rokok dan kompor berbahan kayu bakar atau biomassa yang digunakan untuk memasak juga menjadi sumber utama polusi, terutama dalam ruangan.
Sementara, partikel-partikel yang berukuran kurang dari 2,5 mikron dapat dengan mudah terhirup jauh ke dalam paru-paru, sehingga dapat menyebabkan iritasi pada paru-paru dan pembuluh darah di sekitar jantung.
Bagaimana Polusi Udara dan Panas Ekstrem Sebabkan Serangan Jantung?
Cuaca panas membuat tubuh harus bekerja lebih keras untuk menjaga suhu tubuh berada dalam tingkat normal, seperti dijelaskan dalam laman Harvard Health Publishing. Tentu saja hal itu memberi tekanan ekstra pada jantung, paru-paru, dan juga ginjal. Jadi sangat penting untuk tetap menjaga udara sejuk dan tubuh terhidrasi.
Tidak hanya sekadar cuaca panas, adanya polusi udara yang berlebihan juga dapat mengakibatkan penyakit yang sama. Dr. Yuewei Liu menambahkan, partikulat halus di udara dapat berinteraksi secara sinergis dengan suhu ekstrem yang berdampak buruk pada kesehatan jantung.
Cara Menjaga Suhu Tubuh saat Cuaca Sedang Panas dan Polusi Udara Kian Memburuk
Setelah memahami bahwa polusi yang buruk dan panas ekstrem sebabkan serangan jantung, maka ada baiknya kamu melakukan beberapa cara agar suhu tubuh tetap terjaga serta mencegah partikel-partikel kecil masuk ke saluran pernapasan.
Berikut tipsnya seperti dilansir dari berbagai sumber.
1.Cek Prakiraan Cuaca
Pantau prakiraan cuaca untuk mewaspadai cuaca panas, sehingga bisa memastikan untuk tetap berada di dalam ruangan atau tempat-tempat yang tidak langsung terpapar sinar matahari.
2.Pastikan Tubuh Tetap Terhidrasi dengan Cukup Minum
Saat berada di luar ruangan, cobalah untuk minum delapan ons atau setara dengan 240 ml air setiap 20 menit. Dalam hal ini kamu bisa gunakan timer untuk mengingatkan jadwal minum. Perlu dihindari kebiasaan minum air putih hanya pada waktu haus saja, ya.
Bagi kamu yang menderita kondisi gagal jantung, tanyakan kepada dokter berapa banyak cairan yang harus diminum setiap hari, karena cairan berlebih dapat menumpuk dan menyebabkan pembengkakan. Lalu, jika sedang mengonsumsi diuretik, tanyakan juga berapa banyak yang harus minum saat cuaca panas untuk menghindari dehidrasi.
3.Hindari Konsumsi Minuman Soda, Jus atau Alkohol
Hindari konsumsi soda atau jus buah dan batasi alkohol. Soda dan jus buah dapat memperlambat aliran air dari sistem pencernaan ke aliran darah. Meskipun penelitian yang tersedia masih terbatas, namun beberapa telah menemukan bahwa asupan alkohol yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung selama cuaca panas.
4.Pastikan untuk Menggunakan Sunscreen
Pastikan untuk melindungi kulitmu dengan menggunakan sunscreen. Pasalnya, sunburn dapat meningkatkan risiko dehidrasi. Selain menggunakan sunscreen, pakai juga topi, kacamata hitam dan pakaian berwarna terang serta longgar.
Bagi kamu yang ingin menggunakan sunscreen pastikan terdapat keterangan UVA/UVB dengan SPF 30 atau lebih tinggi. Gunakan 30 menit sebelum keluar rumah dan oleskan kembali setiap jamnya.
5.Gunakan Masker N95
Saat tingkat polusi udara tinggi atau sedang bepergian ke area dengan tingkat polusi yang terbilang buruk, akan lebih baik jika kamu menggunakan masker N95.
Masker jenis ini memiliki efektivitas penyaringan partikel yang sangat tinggi, yakni lebih dari 95 persen mampu menyaring partikel yang sangat kecil sekitar 0,3 mikron. Tentu ini dapat mengurangi paparan polusi udara yang berdampak pada kesehatan saluran pernapasan dan kardiovaskular.
6.Biasakan Menggunakan Kendaraan yang Ramah Lingkungan karena Minim Menghasilkan Polusi
Contohnya dengan memilih bersepeda atau bahkan berjalan kaki sebagai moda transportasi. Di kota-kota yang sangat berpolusi jika melakukan 30 menit bersepeda dan berjalan kaki setiap harinya ternyata bisa menghasilkan penurunan masalah polusi udara.
7.Waspadai Tingkat Polusi Udara di Lingkunganmu
Kamu harus lebih waspada terhadap tingkat polusi di lingkungan tempat tinggalmu. Ada baiknya mencari informasi terkait kualitas udara di lingkunganmu sebelum memutuskan, apakah akan melakukan kegiatan di luar ruangan atau tidak.
8.Gunakan Pembersih dan Penyaring Udara di Dalam Rumah
Kamu bisa memanfaatkan air purifier untuk membersihkan dan menjernihkan udara dari polutan yang mungkin berasal dari asap proses pemasakan, asap rokok, bahkan polutan dari luar rumah yang masuk melalui jendela dan pintu.
Menggunakan penyaring udara HEPA di ruang keluarga atau kamar tidur terbukti mengurangi konsentrasi PM2.5 antara 40-72 persen.
Baca juga: Cuaca Panas Terik Menyengat, Jangan Lupa Pakai Pelembap untuk Kulit Kering
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!
Referensi :
- Circulation, AHA Journals. Extreme Temperature Events, Fine Particulate Matter, and Myocardial Infarction Mortality, Publis 24 Juli 2023.