Share This Article
Kasus penyalahgunaan narkotika seperti tak ada habisnya. Baru-baru ini, artis Nia Ramadhani dan suaminya, Ardi Bakrie, ditangkap karena penyalahgunaan sabu-sabu. Menurut keterangan polisi, keduanya sudah mengonsumsi sabu-sabu sejak lima bulan lalu.
Padahal, jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama, sabu-sabu bisa memberikan dampak buruk pada tubuh. Lantas, apa saja bahaya yang dapat ditimbulkan dari penyalahgunaan sabu-sabu? Berikut ulasan lengkapnya!
Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Narkoba dan Bahaya yang Menyertainya
Apa itu sabu-sabu?
Sabu-sabu adalah nama lain dari metamfetamin, yaitu stimulan yang kuat dan sangat adiktif. Sebenarnya, metamfetamin adalah obat medis yang digunakan untuk mengatasi gangguan hiperaktivitas dan gangguan tidur.
Obat ini bekerja dengan memengaruhi sistem saraf pusat, yaitu memberi efek pada peningkatan kadar dopamin di otak. Dopamin sendiri dikaitkan dengan perasaan senang, gembira, tenang, dan rileks. Berbagai efek itulah yang menjadi alasan mengapa metamfetamin kerap disalahgunakan.
National Institute on Drug Abuse memaparkan, obat ini bisa dikonsumsi dengan berbagai cara, seperti:
- Diisap
- Ditelan langsung
- Disuntikkan setelah dilarutkan dengan air atau alkohol.
Perbedaan efek pada pria dan wanita
Dikutip dari WebMD, otak pria dan wanita mungkin memberikan respons yang berbeda terhadap zat stimulan seperti sabu-sabu. Efek metamfetamin diketahui muncul tiga kali lipat lebih tinggi pada otak pria ketimbang wanita.
Inilah alasan mengapa kebanyakan orang yang menyalahgunakan sabu-sabu adalah pria. Meski, menurut sebuah publikasi di Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat, pada beberapa kasus, wanita lebih mengalami ketergantungan yang tinggi terkait respons dopamin.
Bahaya penyalahgunaan sabu-sabu
Penyalahgunaan sabu-sabu dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan, baik yang ringan hingga yang berisiko membahayakan nyawa. Berikut sejumlah bahaya yang bisa ditimbulkan akibat penyalahgunaan metamfetamin:
Masalah psikologis
Sebagian orang beralasan mengonsumsi sabu-sabu untuk mengatasi suasana hati. Faktanya, metamfetamin justru bisa memperparah kondisi gangguan psikologis tersebut. Ini karena seseorang yang telah mengonsumsinya akan merasa kecanduan.
Ketika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama, tentu saja dopamin akan ikut terdampak. Saat mengonsumsi sabu-sabu, seseorang akan mengalami euforia yang kuat. Namun, jika berhenti menggunakannya, orang itu akan rentan marah-marah, apatis, depresi, mudah lelah, hingga disorientasi.
Gangguan kardiovaskular
Dalam penggunaan jangka panjang, metamfetamin bisa menyebabkan gangguan kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke.
Penyalahgunaan sabu-sabu dikaitkan dengan risiko masalah jantung, seperti nyeri dada, irama tidak normal (aritmia), dan tekanan darah tinggi. Jika dibiarkan, kondisi tersebut bisa memicu serangan jantung, jantung berhenti mendadak, hingga diseksi aorta akut.
Risiko tersebut menjadi lebih tinggi jika konsumsinya dibarengi dengan alkohol, kokain, atau opioid. Begitu juga dengan penyakit stroke, bisa disebabkan oleh tekanan darah tinggi yang dipicu oleh penyalahgunaan sabu-sabu.
Baca juga: Bisa Sebabkan Kematian, Ini 7 Penyebab Penyakit Jantung yang Kamu Harus Tahu
Kerusakan gigi
Penyalahgunaan metamfetamin bisa menyebabkan kerusakan gigi yang sangat parah, lho. Gigi dapat membusuk dan harus dicabut. Jangan berharap gigi tersebut bisa tumbuh lagi. Sebab, pertumbuhan gigi akan berhenti setelah kamu memasuki usia dewasa.
Penyakit Parkinson
Menurut penelitian, seperti dikutip dari laman American Academy of Neurology, sabu-sabu mungkin punya efek berbahaya yang tidak bisa hilang pada saraf jika konsumsinya terus berlanjut. Penyakit Parkinson dikaitkan dengan gangguan saraf tersebut.
Parkinson sendiri merupakan kondisi di mana saraf telah terganggu dan memengaruhi kinerja otak serta bagian tubuh yang berfungsi mengontrol gerakan. Tremor adalah salah satu gejala yang paling umum dari Parkinson.
Perlu diketahui, Parkinson adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Obat-obatan yang digunakan selama perawatan hanya membantu meredakan gejalanya. Pengobatan pada pasien Parkinson biasanya berlangsung seumur hidup.
Baca juga: Penyakit Parkinson: Ketahui Berbagai Gejala hingga Pencegahannya
Bagaimana cara mengatasi kecanduan?
Sayangnya, menurut Medical News Today, saat ini tidak ada obat yang bisa digunakan untuk mencegah kecanduan sabu-sabu. Mengatasi kecanduan bisa menggunakan strategi pendekatan perilaku seperti terapi perilaku kognitif.
Dukungan keluarga, konseling individu, dan pemberian motivasi juga bisa dilakukan.
Namun, perlu diketahui bahwa penarikan diri atau berhenti menggunakan metamfetamin secara tiba-tiba (bukan bertahap) bisa memicu berbagai efek, seperti gelisah, sulit tidur, mimpi buruk, dan pergerakan tubuh yang lambat.
Nah, itulah ulasan tentang metamfetamin atau yang lebih dikenal dengan nama sabu-sabu beserta berbagai bahayanya untuk tubuh. Agar tak mengalami dampak buruknya, sebisa mungkin hindari penggunaannya secara total sejak awal, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!