Share This Article
Penderita HIV menikah memang masih banyak dipertanyakan, terutama mengenai hal-hal yang harus dipersiapkan. Perlu diketahui, jika satu dari pasangan didiagnosis dengan Human Immunodeficiency Virus atau HIV maka hal tersebut akan berdampak pada hubungan asmara.
Kemungkinan paling berbahaya adalah penularan virus di mana terjadi ketika pasangan yang terinfeksi tidak mengetahuinya. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai langkah sebelum penderita HIV menikah, yuk, simak penjelasan berikut.
Baca juga: Retina Terlepas? Simak, Begini Penyebab dan Gejala Awal yang Bisa Dideteksi!
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum penderita HIV Menikah
Dilansir dari Webmd, ketika mengetahui bahwa kamu mengidap HIV maka tidak harus menghentikan kehidupan seks. Terlebih lagi, jika memiliki rencana untuk menikah karena terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mempersiapkannya.Â
Dengan tindakan pencegahan yang tepat, bahkan hubungan paling intim sekalipun dapat dicapai dengan aman. Beberapa hal yang perlu diketahui dan diperhatikan sebelum penderita HIV menikah, antara lain sebagai:
Pasangan harus diuji bersama
Langkah pertama adalah memberi tahu pasangan bahwa kamu HIV-positif sehingga bisa membicarakan kelanjutan hubungan. Selain itu, sebelum penderita HIV menikah World Health Organization atau WHO juga merekomendasikan agar pasangan dites dan konsuling bersama.
Menerima tes dan konseling HIV dengan sukarela berarti bahwa kedua pasangan menerima hasil dan berbagi status bersama dukungan konselor. Serangkaian pilihan pencegahan, pengobatan, dan dukungan kemudian dapat didiskusikan bersama.
Minum obat tepat waktu
Jika kamu positif HIV, cintai pasangan dengan rutin mengonsumsi obat pada waktu yang telah ditentukan. Obat HIV yang dapat digunakan adalah terapi antiretroviral atau ART. Obat satu ini dapat bekerja dengan cepat untuk menurunkan jumlah virus dalam darah.
Apabila penderita HIV-positif rutin mengonsumsi obat, dalam tiga bulan viral load yang dimiliki bisa rendah sehingga tidak terdeketi dengan tes. Hal ini juga berarti bahwa kemungkinan menularkan virus menjadi sangat rendah. Selain itu, ada pula obat yang perlu dikonsumsi pasangan, seperti:
PrEP
PrEP (Pre Expoxure Profilaksis)merupakan pengobatan pencegahan untuk orang yang tidak mengidap HIV tetapi berisiko tertular. Pengobatan oral sekali sehari ini dapat menghentikan HIV yang menginfeksi sel dalam sistem kekebalan.
Ketika seseorang tanpa HIV berhubungan seks dengan penderita HIV yang memiliki viral load terdeteksi, maka menggunakan PrEP dapat menurunkan risiko penularan. PrEP juga bisa menjadi pilihan jika melakukan hubungan seks dengan pasangan yang statusnya tidak diketahui.
PEP
Selain PrEP, PEP (Post-Exposure Prophylaxis) juga merupakan obat oral yang diminum setelah berhubungan seks jika ada risiko terpapar HIV. Beberapa kondisi lain untuk mengonsumsi obat ini, seperti tidak mengenakan pengaman saat seks, kondom rusak, bersentuhan dengan darah atau cairan penderita HIV.
Perlu diketahui, PEP hanya efektif jika diminum dalam 72 jam setelah terpapar HIV. Tak hanya itu, obat PEP ini harus diminum setiap hari atau seperti yang telah ditentukan, yakni selama 28 hari.
Ketahui tingkat risiko berbagai jenis seks
Sebelum penderita HIV menikah, risiko dari berbagai jenis seks perlu diketahui terlebih lanjut. Salah satunya adalah seks anal yang meningkatkan kemungkinan penularan HIV lebih tinggi dari jenis seks lainnya.
Terdapat dua jenis hubungan anal, yaitu seks anal reseptif dan seks anal insertif. Seks anal reseptif atau berada di pantat adalah saat penis pasangan menembus anus. Jenis seks ini jika tanpa kondom dianggap merupakan aktivitas seksual berisiko tinggi untuk menularkan HIV.
Sementara untuk seks anal insertif adalah berada di atas saat berhubungan seks. Jika seks jenis ini dilakukan tanpa kondom maka berisiko menularkan HIV. Namun, risiko tertular HIV dengan cara ini lebih rendah dibandingkan seks anal reseptif.
Meskipun sangat jarang, HIV dapat tertular melalui seks oral. Menggunakan kondom atau penghalang lateks selama seks oral juga bisa membantu mengurangi risiko tertular IMS lainnya. Selain itu, pilihan lain adalah menghindari seks oral di hadapan ulkus kelamin atau mulut.
Baca juga: Sikat Gigi Elektrik vs Manual: Manakah yang Lebih Efektif Membersihkan Gigi?
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!