Share This Article
Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang disebabkan bakteri mycobacterium tuberculosis. TBC adalah salah satu penyakit menular yang mematikan dan umumnya menyerang paru-paru. Karena itu, penting untuk mewaspadai penularan TBC.
Seperti dilansir dari WHO, orang yang menderita TBC dapat menginfeksi 10 sampai 15 orang di dekatnya. Tanpa perawatan tepat, penyakit ini bisa mengakibatkan kematian. Untuk menghindarinya, berikut penjelasan mengenai penularan TBC.
Melalui apa penularan TBC terjadi?
Penularan TBC dapat terjadi saat penderitanya mengeluarkan droplet atau percikan dahak dari mulut. Dopret bisa terjadi saat seseorang melakukan:
- Batuk
- Bersin
- Bernyanyi
- Berteriak
- Meludah
- Tertawa
Kemudian melalui droplet, kuman atau bakteri akan bercampur dengan udara. Bakteri bisa bertahan berjam-jam berada di udara. Terutama pada ruang lembab atau gelap. Jika orang lain dalam kondisi sehat menghirup udara tersebut, kemungkinan akan tertular TBC.
Apa yang terjadi setelah menghirup udara bercampur bakteri TBC?
Kuman atau bakteri yang terhirup tidak langsung menginfeksi. Bakteri bisa mengendap terlebih dahulu di paru-paru dan tidak aktif atau tertidur. Dalam kondisi ini, bakteri tidak akan membuat orang tersebut sakit dan orang tersebut juga tidak akan menularkan TBC kepada orang lainnya.
Tapi jika kemudian bakteri terpicu untuk tumbuh dan aktif, maka bakteri tersebut akan bergerak melalui darah ke bagian tubuh lainnya seperti ginjal, tulang belakang dan otak. Melemahnya sistem kekebalan tubuh adalah salah satu pemicu bakteri tersebut aktif dalam tubuh.
Pernyataan yang salah mengenai penularan TBC
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa penularan penyakit ini terjadi jika seseorang menghirup udara yang telah bercampur dengan kuman atau bakteri TBC. Jika tidak menghirupnya, maka bakteri tidak akan masuk ke dalam tubuh dan tidak bisa menginfeksimu.
Karena itu tidak benar jika ada penyebab lain yang dapat menularkan penyakit ini. Dilansir dari cdc.gov, meski sering dikira dapat menularkan TBC, nyatanya hal-hal di bawah ini tidak menjadi media penularan TBC:
- Menular lewat pakaian
- Peralatan minum
- Peralatan makan
- Jabat tangan
Siapa yang berisiko terhadap penularan TBC?
Penularan bisa terjadi saat orang sehat menghirup udara bercampur kuman. Kuman akan masuk ke dalam tubuh melalui mulut atau saluran pernapasan dan mencapai paru-paru. Karena itu orang yang paling berisiko adalah orang yang berada di dekat pengidap TBC, seperti keluarga.
Selain orang terdekat, dilansir dari Mayoclinic.org, berikut beberapa faktor yang membuat seseorang lebih rentan terhadap penularan TBC.
Ketahanan tubuh
Ini terkait dengan kondisi sistem kekebalan tubuh seseorang. Jika mengalami masalah kekebalan tubuh, seperti penderita HIV maka orang tersebut lebih rentan tertular jika berada di sekitar penderita TBC. Selain HIV, berikut kondisi yang juga berisiko tinggi tertular TBC:
- Penderita diabetes
- Penyakit ginjal stadium akhir
- Penderita kanker tertentu
- Orang yang mengonsumsi obat penekan sistem kekebalan tubuh karena sedang mengobati lupus, psoriasis, rheumatoid arthritis dan kanker.
Bepergian
Orang yang suka bepergian memiliki risiko tertular lebih tinggi. Apalagi jika bepergian ke daerah dengan tingkat TBC yang tinggi atau memiliki tingkat TBC yang resisten terhadap obat. Beberapa daerah yang termasuk kategori tinggi TBC antara lain:
- Afrika
- Eropa Timur
- Asia
- Rusia
- Amerika Latin
- Kepulauan Karibia
Lingkungan yang kurang mendukung
Beberapa lingkungan dapat memengaruhi tingkat penularan TBC, seperti:
- Bekerja sebagai petugas kesehatan. Orang-orang ini harus berada di lingkungan yang sama dengan pengidap TBC. Penularan TBC bisa terjadi saat melakukan kontak rutin dengan penderita aktif dalam waktu lama.
- Tinggal atau bekerja di panti. Lokasi seperti panti tuna wisma, panti jompo atau penampungan, juga lebih mungkin menulari TBC. Tempat yang padat serta ventilasi udara yang kurang sehat membuat TBC mudah menyebar di udara dan menulari orang di sekitar.
- Tinggal di negara dengan tingkat TBC yang tinggi. Memungkinkan sekali seseorang tertular TBC dari orang-orang di lingkungannya.
Lalu bagaimana mencegah penularan TBC?
Usahakan untuk tidak berada di sekitar orang yang mengidap TBC aktif. Kecuali orang tersebut menggunakan masker untuk mencegah droplet yang keluar dari mulut. Sementara untuk pengidap aktif, hindari kontak dengan orang lain sampai selesai melakukan perawatan.
Terakhir, adalah melakukan vaksinasi. Di Indonesia vaksin ini dikenal dengan nama Bacillus Calmette–Guérin (BCG). Biasanya dilakukan saat masa kanak-kanak.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!