Share This Article
Penyakit langka yang menyerang otak perlu diketahui karena bisa datang dalam berbagai bentuk. Beberapa kategori utama dari penyakit otak adalah akibat infeksi, trauma, stroke, kejang, hingga tumor.
Jika sudah menyerang otak, maka lebih berisiko mengakibatkan kematian. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyakit langka yang menyerang otak yuk simak penjelasan berikut.
Baca juga: Posisi Tidur Miring Kanan atau Kiri, Apa Saja Kelebihan dan Kekurangannya?
Apa saja penyakit langka yang menyerang otak?
Dilansir dari Healthline, otak adalah pusat kendali tubuh di mana menjadi bagian dari sistem saraf yang juga mencakup sumsum tulang belakang, jaringan saraf, dan neuron besar. Bersama-sama, sistem saraf mengontrol segalanya mulai dari indera hingga otot di seluruh tubuh.
Ketika otak rusak, hal tersebut dapat memengaruhi banyak hal termasuk ingatan, sensasi, dan bahkan kepribadian. Beberapa penyakit langka yang menyerang otak yang perlu kamu ketahui, antara lain sebagai berikut:
Meningoencephalitis amuba primer atau PAM.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi yang menyerang otak dan hampir selalu fatal. PAM terjadi akibat infeksi amuba yang biasa ditemukan di danau air tawar hangat, sungai, dan mata air panas. Paparan amuba biasanya terjadi saat berenang atau olahraga air lainnya.
Amuba yang disebut dengan Naegleria fowleri ini berjalan melalui hidung ke otak di mana dapat menyebabkan kerusakan otak yang parah. Infeksi Naegleria menyebabkan penyakit yang disebut meningoencephalitis amuba primer atau PAM.
PAM merupakan infeksi otak yang menyebabkan pembengkakan otak dan kerusakan jaringan otak. Gejalanya, berupa demam, sakit kepala parah yang tiba-tiba, serta mual dan muntah.
Kebanyakan orang yang mengalami infeksi naegleria meninggal dalam waktu 5 hari setelah menunjukkan gejala.
Alice in Wonderland Syndrome atau AWS
Sindrom Alice in Wonderland atau AWS termasuk penyakit langka yang menyerang otak di mana menyebabkan episode sementara dari persepsi dan disorientasi yang terdistorsi.
Hal ini akan mengakibatkan penderitanya mungkin merasa lebih besar atau lebih kecil dari yang sebenarnya. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, namun kemungkinan akibat stres, epilepsi, stroke, atau tumor otak.
Kondisi ini bukanlah akibat halusinasi, namun perubahan dalam cara otak memandang. Sindrom ini dapat memengaruhi berbagai indera, termasuk penglihatan, sentuhan, dan pendengaran.
Beberapa penderitanya akan mengalami episode tipikal selama beberapa menit atau bisa bertahan hingga setengah jam. Beberapa gejalanya, seperti migrain, distorsi ukuran, distorsi persepsi, distorsi suara, hingga distorsi waktu.
Paraneoplastic Neurologic Syndrome atau PNS
Salah satu penyakit langka yang menyerang otak adalah sindrom neurologis paraneoplastik.
Sindrom neurologis paraneoplastik diperkirakan disebabkan oleh serangan autoimun tubuh pada sel kanker, dan bukan kanker itu sendiri. Karena itu, serangan dapat menargetkan jaringan saraf yang sehat.
Gangguan ini bersifat degeneratif dan jarang terjadi sehingga gejalanya bergantung pada jenis kanker serta jenis sindrom neurologis paraneoplastik yang timbul. Namun, biasanya mayoritas gejala penyakit ini melibatkan beberapa bentuk kelemahan otot serta bersifat progresif.
Penting untuk mengobati kanker atau tumor karena serangan autoimun secara langsung disebabkan oleh antigen onconeural yang muncul akibat kanker. Pengangkatan kanker akan mencegah pembentukan antibodi lebih lanjut terhadap jaringan saraf.
Ataksia
Ataksia adalah kurangnya koordinasi otot di mana memengaruhi ucapan, gerakan mata, dan kemampuan seseorang untuk menelan, berjalan, dan mengambil objek.
Banyak kondisi dan faktor lain yang dapat menyebabkan ataksia, termasuk multiple sclerosis, trauma kepala, stroke, genetik, serta tumor.
Gangguan ini bisa dimulai secara tiba-tiba, dan menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu atau stabil bergantung pada penyebabnya. Karena itu, gejalanya juga bisa bervariasi tergantung jenis dan tingkat keparahan ataksia.
Jika ataksia berkembang karena faktor genetika, maka gejala dapat muncul sejak lahir. Gejala awal biasanya, meliputi koordinasi anggota tubuh yang buruk, masalah bicara seperti lambat dan cadel, kesulitan menghasilkan ucapan, serta masalah mengontrol volume, ritme, dan nada saat berbicara.
Baca juga: Retina Terlepas? Simak, Begini Penyebab dan Gejala Awal yang Bisa Dideteksi!
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!