Share This Article
Paparan sinar matahari yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada kulit. Salah satunya adalah actinic keratosis, yang lebih sering terjadi pada orang lanjut usia alias lansia.
Meski baru muncul saat lansia, kondisi ini merupakan akibat dari gaya hidup semasa muda, lho. Untuk mengetahui penyebab dan pencegahan actinic keratosis, simak ulasan berikut ini!
Apa itu actinic keratosis?
Actinic keratosis atau solar keratosis adalah kondisi adanya tambalan kasar dan bersisik pada kulit yang berkembang akibat paparan sinar matahari bertahun-tahun. Ini sering ditemukan di wajah, bibir, telinga, lengan, kulit kepala, leher atau punggung tangan.
Actinic keratosis tumbuh perlahan dan biasanya kali pertama muncul pada usia di atas 40 tahun. Kamu dapat mengurangi risiko kondisi kulit ini dengan meminimalkan paparan sinar matahari dan melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet (UV).
Jika dibiarkan tidak diobati, actinic keratosis ada risiko berubah menjadi jenis kanker kulit yang disebut karsinoma sel skuamosa. Risikonya sekitar 5 hingga 10 persen.
Tanda dan gejala actinic keratosis
Actinic keratosis berkembang dengan tanda dan gejala sebagai berikut:
- Lesi dimulai sebagai bintik-bintik kecil dan kasar yang lebih mudah dirasakan daripada yang terlihat dan yang memiliki apa yang sering digambarkan sebagai tekstur seperti amplas
- Seiring waktu, lesi membesar, biasanya menjadi merah dan bersisik
- Sebagian besar lesi hanya 3-10 mm, tetapi bisa juga lebih besar
Tipikal pengidap actinic keratosis adalah lansia, memiliki warna kulit terang, dan sensitif terhadap sinar matahari.
Penyebab actinic keratosis
Kerusakan pada kulit dari sinar UV membangun dari waktu ke waktu. Actinic keratosis utamanya disebabkan oleh paparan sinar matahari jangka panjang.
Kamu memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi ini jika:
- Berusia di atas usia 60 tahun
- Orang dengan kulit pucat, rambut pirang atau merah, dan mata biru, hijau, atau abu-abu
- Orang dengan kulit, rambut, dan mata yang lebih gelap yang telah terkena sinar UV tanpa perlindungan
- Memiliki kecenderungan untuk terbakar matahari dengan mudah
- Memiliki riwayat sengatan matahari sebelumnya dalam hidup
- Telah sering terpapar matahari selama hidup
- Memiliki virus papiloma manusia atau HPV
- Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang ditekan (karena kemoterapi, AIDS, transplantasi organ, atau penyebab lainnya)
- Orang dengan kondisi langka yang membuat kulit sangat sensitif terhadap sinar UV, seperti albinisme atau xeroderma pigmentosum (XP)
Cara mengatasi actinic keratosis
Jika hanya ditemukan satu lesi pada kulit, dokter mungkin akan meminta kamu untuk menunggu apakah lesi tersebut akan menghilang dengan sendirinya.
Namun apabila lesi muncul lebih dari satu atau menyebabkan kamu merasakan masalah seperti rasa sakit dan gatal-gatal, pengobatan lebih lanjut biasanya dianjurkan. Perawatan terdiri dari kategori berikut:
- Terapi medis, termasuk pengobatan farmakologis dan terapi fotodinamik
- Tindakan bedah
1. Penggunaan obat topikal
Terapi medis untuk actinic keratosis biasanya dokter akan meresepkan berupa obat topikal berbentuk salep, krim atau gel.
Berikut beberapa jenis obat yang disetujui US Food and Drug Administration (FDA) untuk pengobatan actinic keratosis:
- Topikal 5-fluorouracil (5-FU)
- Krim imiquimod
- Gel mebutat ingenol
- Gel diklofenak topikal
- Topikal tirbanibulin
2. Photodynamic therapy
Terapi PDT atau photodynamic therapy dilakukan dengan cara mengoleskan krim khusus ke area lesi lalu memaparkannya dengan cahaya khusus. Cahaya ini akan membunuh sel-sel kulit abnormal.
3. Cryotherapy
Selain penghancuran menggunakan cahaya khusus, lesi juga dapat dihilangkan dengan metode cryotherapy. Pada cara ini, tambalan lesi berubah menjadi lecet dan rontok setelah beberapa minggu.
4. Operasi
Operasi dilakukan untuk memotong atau mengikis lesi. Kamu akan diberikan anestesi lokal terlebih dahulu, sehingga tidak sakit.
Jenis operasi yang dilakukan di antaranya ada kuret, eksisi cukur, dan eksisi konvensional untuk lesi sugestif kanker invasif.
Ada juga prosedur resurfacing kosmetik yang termasuk deep chemical peels pada lapisan kulit sedang dan dalam, dermabrasi, dan resurfacing laser ablatif.
Cara mencegah actinic keratosis
Jika tidak ingin terkena actinic keratosis di usia tua, ada baiknya kamu menjaga kesehatan kulit dari paparan sinar matahari.
Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa kamu lakukan:
1. Batasi waktu paparan sinar matahari
Ada baiknya kamu membatasi diri di bawah paparan sinar matahari. Terutama hindari waktu di bawah sinar matahari antara pukul 10 pagi hingga 2 siang.
Hindari juga tinggal di bawah sinar matahari begitu lama sampai-sampai kamu mendapatkan sengatan matahari atau sun tanned.
2. Wajib pakai sunscreen!
Sebelum menghabiskan waktu di luar rumah, bahkan pada hari-hari teduh sekalipun, gunakan sunscreen tahan air spektrum luas dengan faktor perlindungan matahari (SPF) setidaknya 30, seperti yang direkomendasikan American Academy of Dermatology.
Gunakan sunscreen pada semua kulit yang terbuka, dan gunakan lip balm dengan tabir surya di bibir. Oleskan tabir surya setidaknya 15 menit sebelum keluar dan oleskan kembali setiap dua jam, atau lebih sering jika kamu berenang atau berkeringat.
Baca Juga : 5 Do’s and Don’ts Pemakaian Sunscreen yang Wajib Kamu Ketahui
3. Gunakan penutup ekstra
Untuk perlindungan ekstra dari matahari, kenakan pakaian panjang yang menutupi lengan dan kaki. Bisa juga mengenakan topi berlapis lebar, yang memberikan perlindungan lebih ketimbang topi bisbol atau visor golf.
4. Periksa kulit secara rutin
Periksa kulit kamu secara teratur, dan jangan lupa mengawasi perkembangan pertumbuhan kulit baru atau perubahan tahi lalat, bintik-bintik, benjolan, dan tanda lahir yang ada.
Dengan bantuan cermin, periksa wajah, leher, telinga, dan kulit kepala. Periksa bagian atas dan bagian bawah lengan dan tangan kamu.
Jika ada tanda perkembangan kulit yang abnormal, kamu bisa segera datang ke dokter kulit untuk mendapatkan penanganan tepat.
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar kesehatan kulit? Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!