Share This Article
Penyebab keringat berlebih atau biasa disebut dengan hiperhidrosis bisa diakibatkan oleh berbagai faktor, salah satunya kondisi medis tertentu. Hiperhidrosis ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan karena bisa muncul tanpa pemicu sama sekali.
Perlu diketahui, keringat hanya dapat memengaruhi satu area tubuh atau seluruh tubuh dan jika berlebihan akan menyebabkan rasa malu dan trauma psikologis.
Nah, untuk mengetahui penyebab keringat berlebih dan cara mengatasinya, yuk simak penjelasanya berikut.
Baca juga: Bekerja Melawan Bakteri dan Virus, Begini Cara Kerja Sistem Imun dalam Tubuh!
Penyebab keringat berlebih yang perlu diketahui
Dilansir Medical News Today, hiperhidrosis didefinisikan sebagai kondisi tubuh yang berkeringat dan umumnya dapat mengganggu aktivitas normal. Episode keringat berlebih setidaknya terjadi sekali seminggu tanpa alasan yang jelas.
Tanda dan gejala hiperhidrosis mungkin, termasuk telapak tangan lembap, sering berkeringat, dan keringat terlihat yang membasahi pakaian.
Hiperhidrosis dapat muncul sejak lahir atau mungkin berkembang di kemudian hari. Namun, kebanyakan kasus keringat yang berlebih cenderung dimulai pada usia remaja.
Kondisi ini dapat diakibatkan oleh kondisi kesehatan yang mendasarinya atau tidak memiliki penyebab jelas. Terdapat dua jenis hiperhidrosis atau kondisi keringat berlebih, yakni sebagai berikut:
- Hiperhidrosis idiopatik primer, yakni dapat diartikan tidak diketahui penyebabnya. Pada sebagian besar kasus, hiperhidrosis terlokalisasi.
- Hiperhidrosis sekunder, disebabkan oleh berbagai kondisi kesehatan seperti obesitas, asam urat, menopause, tumor, keracunan merkuri, hingga diabetes mellitus.
Penyebab hiperhidrosis primer tidak dipahami dengan baik, sementara hiperhidrosis sekunder memiliki daftar panjang penyebab yang diketahui. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut penjelasan penyebab keringat berlebih berdasarkan jenisnya.
Hiperhidrosis primer
Dahulu, orang mengira bahwa penyebab keringat berlebih primer terkait dengan keadaan mental dan emosional di mana hanya memengaruhi individu yang stres, cemas, atau gugup.
Namun, diketahui bahwa individu dengan hiperhidrosis primer tidak lebih rentan terhadap perasaan cemas, gugup, atau stres emosional.
Faktanya, perasaan emosional dan mental yang dialami oleh banyak penderita hiperhidrosis disebabkan oleh keringat berlebih. Sebuah penelitian menunjukkan jika gen tertentu berperan dalam hiperhidrosis sehingga membuatnya tampak lebih mungkin diwariskan.
Keringat terutama akan terjadi di kaki, tangan, wajah, kepala, dan ketiak dimana biasanya dimulai pada masa kanak-kanak. Oleh karena itu, sekitar 30 hingga 50 persen orang memiliki riwayat keluarga yang sering berkeringat.
Hiperhidrosis sekunder
Penyebab keringat berlebih sekunder biasanya karena kondisi medis atau sebagai efek samping dari pengobatan tertentu. Kondisi ini biasanya dimulai pada masa dewasa dan mungkin berkeringat di sekujur tubuh atau satu area saja.
Beberapa kondisi medis yang menjadi penyebab keringat berlebih sekunder, yakni penyakit jantung, kanker, gangguan kelenjar adrenal, stroke, cedera tulang belakang, hingga HIV. Tak hanya itu, ada juga jenis resep dan obat bebas yang dapat mengakibatkan hiperhidrosis.
Dalam banyak kasus, berkeringat merupakan efek samping langka yang tidak dialami kebanyakan orang. Namun, keringat berlebih menjadi efek samping umum dari penggunaan antidepresan seperti desipramined atau Norpramin, nortriptyline atau Pamelor, dan protriptyline.
Bagaimana cara mengatasi penyebab keringat berlebih?
Faktor penyebab keringat berlebih dapat ditangani dengan mengubah gaya hidup. Beberapa perubahan gaya hidup yang dapat memperbaiki gejala, berupa menggunakan semprotan antiperspirant, kenakan pakaian longgar, dan pakai pelindung ketik.
Jika penyebab keringat berlebih karena faktor kondisi kesehatan tertentu, maka membutuhkan penanganan serius bersama dokter. Ada beberapa pilihan pengobatan untuk keringat berlebih, antara lain sebagai berikut:
Iontophoresis
Prosedur ini menggunakan perangkat yang memberikan arus listrik tingkat rendah saat kamu terendam air. Arusnya sering kali dikirim ke tangan, kaki, atau ketiak untuk memblokir kelenjar keringat untuk sementara.
Obat antikolinergik
Penggunaan obat antikolinergik diketahui dapat membantu meredakan keringat umum. Obat-obatan yang digunakan, seperti glycopyrrolate atau Robinul yang bertujuan untuk mencegah kerja asetilkolin.
Asetilkolin sendiri merupakan bahan kimia yang diproduksi tubuh untuk membantu merangsang kelenjar keringat. Obat ini membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk bekerja dan dapat menyebabkan efek samping, berupa sembelit dan pusing.
Suntikan botox
Botox atau toksin botulinum dapat digunakan untuk mengobati hiperhidrosis yang parah. Suntikan tersebut dapat memblokir saraf yang merangsang kelenjar keringat. Biasanya, penderita hiperhidrosis biasanya membutuhkan beberapa suntikan sebelum perawatan menjadi efektif.
Operasi
Jika kamu hanya berkeringat di ketiak, operasi mungkin dapat mengobati kondisi tersebut. Salah satu prosedur ini melibatkan pengangkatan kelenjar keringat di ketiak. Pilihan lainnya adalah menjalani simpatektomi toraks endoskopi yang melibatkan saraf pembawa pesan ke kelenjar keringat.
Baca juga: Manfaat Lompat Tali: Tingkatkan Koordinasi hingga Mengurangi Lemak Perut
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!